Seluruh Masyarakat Papua terus menggaungkan persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namum dinamika politik dan keamanan di wilayah ini seringkali diwarnai oleh keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang melakukan berbagai aksi kekerasan dan teror. Kondisi ini menciptakan keresahan di kalangan masyarakat Papua, terutama suku-suku asli yang sangat mendambakan kedamaian dan keamanan di tanah kelahirannya. Melalui sejumlah peristiwa yang terjadi baru-baru ini, jelas terlihat bahwa masyarakat Papua, termasuk suku Kopkaka dan para pemimpin lokal, menolak keras separatisme dan menggaungkan persatuan dalam bingkai NKRI.
Yusak Weyo, tokoh masyarakat suku besar Kopkaka di Seradala, Kabupaten Yahukimo, dengan tegas menyatakan penolakan terhadap keberadaan KKB di wilayah mereka. Dalam keterangannya, Yusak mengungkapkan kekhawatiran mendalam akan dampak aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB. Menurutnya masyarakat selalu dihantui rasa takut, karena ancaman yang sering dilakukan. Keberadaan KKB di sekitar pemukiman mereka seringkali memicu kontak senjata dengan aparat keamanan, yang kemudian menempatkan masyarakat sipil dalam bahaya besar.
Yusak juga menegaskan bahwa suku Kopkaka tidak ingin terlibat dalam konflik bersenjata dan mendukung penuh aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap OPM. Aparat Silahkan bertindak, karena kami tidak ada kaitannya dengan kelompok itu. Dukungan masyarakat Kopkaka kepada aparat keamanan ini menunjukkan keinginan kuat untuk menjaga keamanan dan kedamaian di wilayah mereka, terutama menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang diharapkan dapat berlangsung dengan aman dan damai.
Sementara itu, peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap Kepala Kampung di Intan Jaya kembali menunjukkan brutalitas kelompok separatis ini. Pada 13 Mei 2024, sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan penyiksaan terhadap Kepala Kampung Odiyai Elgo Gobai oleh kelompok yang dipimpin oleh Undius Kogoya. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan menyatakan sangat menyesalkan kejadian tersebut dan berjanji untuk menindak tegas para pelakunya.
Menurutnya Aparat kampung selama ini aktif melayani masyarakat dan berat tugasnya sehingga semestinya harus dibantu, bukan disiksa seperti itu. Kekejaman terhadap para pemimpin lokal yang seharusnya dihormati dan didukung dalam menjalankan tugasnya adalah tindakan yang sangat tidak pantas dan mencerminkan betapa berbahayanya kelompok-kelompok separatis ini bagi stabilitas dan kedamaian di Papua.
Penolakan terhadap kekejaman OPM oleh masyarakat Papua menunjukkan bahwa aspirasi mayoritas penduduk di wilayah ini adalah kedamaian dan persatuan dalam bingkai NKRI. Para tokoh masyarakat dan pemimpin lokal berperan penting dalam mengedukasi dan memotivasi masyarakat untuk menjaga persatuan dan tidak terpengaruh oleh propaganda separatis.
Di Kabupaten Yahukimo, ajakan Yusak Weyo kepada masyarakat untuk bergandengan tangan menjaga situasi keamanan dan ketertiban (kamtibmas) menjelang Pilkada adalah langkah yang sangat penting. Keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga kedamaian menunjukkan bahwa mereka memahami betul bahwa konflik dan kekerasan tidak akan membawa kemajuan, melainkan hanya penderitaan dan ketidakstabilan.
Dalam menghadapi ancaman separatis, peran aparat keamanan seperti TNI dan Polri menjadi sangat krusial. Ketegasan dan profesionalisme aparat dalam menangani OPM dan kelompok separatis lainnya adalah kunci untuk memastikan bahwa masyarakat Papua dapat hidup dengan aman dan tentram. Dukungan dari masyarakat, seperti yang ditunjukkan oleh suku Kopkaka, memberikan legitimasi dan moral support bagi aparat untuk menjalankan tugasnya dengan maksimal.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan juga menekankan pentingnya tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan seperti yang terjadi di Intan Jaya. Dengan menindak tegas pelaku penyiksaan, aparat keamanan tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga memberikan rasa keadilan kepada masyarakat yang menjadi korban.
Masyarakat Papua, dari berbagai suku dan latar belakang, memiliki cita-cita yang sama yaitu hidup dalam kedamaian dan mencapai kesejahteraan. Upaya untuk menolak separatisme dan menggaungkan persatuan dalam bingkai NKRI adalah langkah yang tepat menuju tujuan tersebut. Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat, Papua dapat terbebas dari bayang-bayang kekerasan dan separatisme.
Papua adalah bagian integral dari Indonesia yang kaya akan budaya dan sumber daya alam. Kedamaian dan persatuan adalah kunci untuk mengoptimalkan potensi tersebut demi kesejahteraan seluruh masyarakat Papua dan bangsa Indonesia pada umumnya. Dengan semangat persatuan dan komitmen untuk menjaga NKRI, Papua akan terus berkembang dan maju menuju masa depan yang lebih cerah.