Gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali adalah sebuah momentum penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan keberlanjutan air di masa depan. Forum ini tidak hanya sekadar menjadi wadah untuk berdiskusi tentang isu-isu air global, tetapi juga menjadi peluang berharga bagi Indonesia untuk menarik investasi yang berkelanjutan di sektor air.
Kehadiran forum ini menciptakan platform bagi Indonesia untuk memperlihatkan potensinya sebagai negara yang aktif dalam mengelola sumber daya air. Dengan menampilkan inisiatif-inisiatif terkait pengelolaan air yang berkelanjutan dan teknologi-teknologi terbaru dalam bidang ini, Indonesia dapat menarik perhatian investor yang tertarik untuk berkontribusi dalam pengembangan solusi-solusi inovatif.
Selain itu, dengan menjadi tuan rumah acara sebesar ini, Indonesia dapat memperkuat jaringan diplomatiknya dalam dunia keairan global. Hal ini bisa membuka pintu bagi kerja sama lebih lanjut dengan negara-negara dan organisasi internasional yang memiliki kepentingan serupa dalam pengelolaan air. Kerja sama ini tidak hanya akan menciptakan peluang investasi langsung, tetapi juga memperluas akses Indonesia terhadap sumber daya pengetahuan dan teknologi terbaru dalam pengelolaan air.
Keberhasilan dalam menggelar acara sebesar WWF di Bali juga akan meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi investasi yang menjanjikan. Dengan menunjukkan kemampuannya dalam mengorganisir acara internasional skala besar, Indonesia dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor air.
Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia perlu memanfaatkan momentum dari gelaran WWF ke-10 ini dengan menyusun strategi yang komprehensif untuk menarik investasi di sektor air. Langkah-langkah seperti penyediaan insentif fiskal, penyederhanaan regulasi, dan peningkatan infrastruktur akan membantu menciptakan lingkungan investasi yang kondusif bagi para investor.
Dalam sebuah kesempatan di rangkaian WWF ke 10, Presiden RI Joko Widodo mengajak miliarder asal Amerika Serikat Elon Musk untuk mengembangkan investasinya di Indonesia, yang mencakup perusahaan-perusahaan seperti SpaceX, Tesla, Neuralink, dan Boring. Terkait dengan kerja sama Starlink yang telah berjalan, Presiden berharap Starlink dapat bersinergi dengan penyedia internet di Indonesia untuk menyediakan akses internet yang terjangkau, mengutamakan perlindungan konsumen, memberikan harga yang lebih murah untuk penggunaan layanan publik termasuk di puskesmas hingga sekolah terpencil di Indonesia.
Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) menjelaskan bahwa WWF ke-10 telah menghasilkan sejumlah capaian, khususnya di bidang Investasi. Salah satunya adalah terkait kerja sama 113 proyek dengan nilai mencapai 9,4 miliar dollar AS atau sama dengan Rp.150,4 triliun.
Menurut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, proyek yang dimuat di dalam kompendium tersebut merupakan proyek yang menjadi andalan bagi berbagai negara. Adapun sejumlah proyek tersebut adalah proyek percepatan penyediaan air minum bagi 3 juta rumah tangga dan proyek pengolahan air limbah domestik bagi 300 ribu rumah tangga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa World Water Forum memang membuka peluang investasi. Salah satu area investasi yang menarik adalah pengembangan infrastruktur air bersih dan sanitasi. Pasalnya, masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki akses yang memadai terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak. Investasi dalam pembangunan sumur, sistem penyediaan air minum, dan pengolahan air limbah akan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk Indonesia. World Water Forum dapat menjadi platform bagi pemerintah untuk mempresentasikan proyek-proyek infrastruktur air yang sedang direncanakan dan memperoleh dukungan finansial dari sektor swasta dan lembaga keuangan internasional.
Selain itu, World Water Forum juga dapat memperkuat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara lain dalam hal manajemen sumber daya air. Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin regional dalam inisiatif pertukaran pengetahuan dan teknologi terkait air. Melalui kolaborasi dengan negara-negara maju yang telah mengatasi tantangan serupa dalam manajemen air, Indonesia dapat memperoleh akses terhadap teknologi canggih dan praktik terbaik yang dapat diterapkan di dalam negeri. Ini akan menciptakan peluang investasi dalam transfer teknologi dan kemitraan strategis antara perusahaan Indonesia dan mitra internasional.
Selain itu, investasi dalam konservasi ekosistem air juga dapat menjadi opsi yang menarik bagi investor dalam negeri. Hutan-hutan yang sehat berperan penting dalam menjaga ketersediaan air, mengatur tata air, dan melindungi daerah aliran sungai dari bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Melalui program restorasi hutan dan rehabilitasi lahan basah, Indonesia dapat tidak hanya menjaga keberlanjutan sumber daya air, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan mendukung ekonomi lokal. World Water Forum terbukti dapat menjadi ajang untuk mempromosikan program-program konservasi air dan menarik investor yang peduli terhadap lingkungan untuk berpartisipasi dalam upaya-upaya ini.
Secara keseluruhan, gelaran WWF ke-10 di Bali tidak hanya merupakan sebuah acara internasional yang prestisius, tetapi juga merupakan peluang emas bagi Indonesia untuk mengangkat profilnya sebagai destinasi investasi yang menjanjikan, khususnya dalam sektor air. Dengan memanfaatkan momentum ini dengan baik, Indonesia dapat menjadikan sektor air sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan.
)* Penulis merupakan mahasiswa STIE Satya Dharma Singaraja