Oleh : Rumbun Simpei )*
Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Provinsi Kalimantan Timur terus dipersiapkan dengan matang oleh pemerintah. Melalui UU IKN, pemerintah telah memberikan gambaran terkait bagaimana bentuk dan tahapan pemindahan IKN yang akan dilakukan secara bertahap. Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, wilayah IKN Nusantara meliputi daratan seluas 256.142 hektar dan perairan laut seluas 68.198 hektar. Terdapat 5 tahapan pembangunan yang dirancang, mulai dari tahun 2022 sampai dengan tahun 2045.
Di tahap pertama berlangsung pada tahun 2022-2024. Pembangunan IKN tahap ini akan dibagi dalam tiga alur kerja besar, yakni pembangunan perkotaan, pembangunan infrastruktur dan pembangunan ekonomi. Selain itu perumahan dalam bentuk rumah tapak maupun unit apartemen yang diperuntukkan bagi ASN serta petugas pertahanan dan keamanan (hankam).
Ibu Kota Negara Nusantara berkomitmen untuk membangun infrastruktur hijau dan berkelanjutan. Pemilihan material yang ramah lingkungan, desain bangunan yang memaksimalkan efisiensi energi, serta penghijauan kawasan menjadi bagian integral dari rencana ini. Selain itu, penataan ruang kota yang memprioritaskan pejalan kaki dan transportasi umum juga mendukung konsep Smart City yang berkelanjutan.
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Umum Pekerjaan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Suprijanto mengatakan material yang digunakan untuk pembangunan proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) bersifat ramah lingkungan (green material). Hal ini sejalan dengan visi IKN untuk menjadi kota ramah lingkungan di Indonesia.
Pihaknya mencontohkan sejumlah material ramah lingkungan yang digunakan untuk berbagai proyek di IKN. Seperti produk semen jenis hidraulis yang memiliki kandungan klinker lebih rendah dibandingkan semen konvensional. Kemudian, penggunaan cat dengan senyawa Volatile Organic Compound (VOC) yang rendah dan mengandung bahan nabati. Cat jenis ini diklaim mampu mengurangi keseluruhan emisi karbon.
Melalui penggunaan aneka material ramah lingkungan tersebut. konstruksi pembangunan akan menekan emisi karbon sekitar 18 persen di IKN yang akan disertai alih fokus bisnis di sektor jasa. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar pengembangan Kawasan IKN Nusantara akan memadukan tiga konsep perkotaan modern. Yakni, IKN sebagai kota hutan (Forest City), kota spons (Sponge City), dan kota cerdas atau Smart City.
Dengan begitu, IKN Nusantara menjadi representasi bangsa yang unggul dengan mewujudkan kota pintar, modern berkelanjutan, serta memiliki standar internasional, sehingga menjadi contoh bagi pembangunan kota-kota lain di Indonesia.
Penerapan teknologi untuk pemantauan lingkungan secara real-time menjadi salah satu aspek kunci dalam konsep Smart City. Ibu Kota Negara Nusantara akan memanfaatkan sensor dan sistem informasi geografis untuk memonitor kualitas udara, air, dan tanah. Hal ini bertujuan untuk memberikan respons cepat terhadap potensi masalah lingkungan dan mengelola sumber daya dengan lebih efektif.
Sejalan dengan konsep Smart City, Ibu Kota Negara Nusantara juga menekankan pemberdayaan masyarakat dan edukasi lingkungan. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap praktik hidup berkelanjutan, serta mendorong partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan sekitar mereka.
Direktur Perencanaan Makro OIKN, Agustomi Masik mengatakan hunian di IKN nantinya akan menerapkan konsep smart home untuk mendukung keberlanjutan pembangunan. Berdasarkan Urban Design Development KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) konsep smart home di IKN dilengkapi dengan beberapa elemen di antaranya pencahayaan, audio dan musik, sistem otomatis dan kontrol, ruang media, jaringan, dan keamanan modern. Satu-satunya elemen yang diterapkan tanpa bantuan alat adalah pencahayaan di smart home IKN, mengandalkan bukaan pada bangunan sehingga memungkinkan cahaya dan udara masuk ke dalam.
Meskipun konsepnya smart home, hunian di IKN dipastikan rendah emisi karbon. Bahkan IKN telah menargetkan pada 2045 akan bebas emisi karbon karena menggunakan material ramah lingkungan atau green material. Bangunan yang sejak awal didesain berkelanjutan, maka untuk perawatan pun akan jauh lebih mudah terutama saat mengganti material yang rentan rusak akibat cuaca.
Lebih lanjut, bangunan berkelanjutan atau modular ini juga dikenal lebih fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan hunian berdasarkan jumlah penghuninya, misalnya single, pasangan, maupun keluarga besar. Hunian di IKN diharapkan saat telah rampung, akan dibuat paket lengkap, mulai dari adanya smart home, akses mobilisasi hanya butuh 10 menit, ruang terbuka hijau, bangunan hijau, bebas emisi pada 2045, hingga hunian yang inklusif.
Dengan demikian IKN akan menjadi Sebuah ibu kota yang terbangun dengan modern dan tetap menjaga kelestarian hutan di Kalimantan. Dengan mengedepankan keberlangsungan hutan dan keanekaragaman hayati, serta keseimbangan antara manusia dan alam, IKN akan menjadi kota yang sehat, efisien, produktif, bersahabat bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda, serta ramah lingkungan. Sehingga secara langsung akan ikut menjaga kelestarian alam di bumi Kalimantan.
)* Penulis merupakan mahasiswa PTS di Jakarta