Oleh : Jhon Kutipai )*
Masyarakat Papua mengutuk keras Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua yang telah menyerang aparat keamanan hingga menyebabkan gugurnya seorang prajurit Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Sersan Satu (Sertu) Marinir Ismunandar di Puncak Jaya. Pasalnya, keberadaan aparat keamanan di Papua selama ini telah menjadi pelindung warga dari kekejaman gerombolan separatis tersebut.
Adanya peristiwa penembakan terhadap aparat keamanan oleh KST di Puncak Jaya menandakan bahwa gerombolan tersebut tega bertindak keji kepada siapapun dan terbukti melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Bagaimana mengerikannya aksi serta tindak kekerasan yang gerombolan separatis KST Papua itu lakukan, yakni karena mereka tidak ragu menjadikan korban dan sasaran penembakan, bahkan datang dari kalangan aparat keamanan, di samping warga sipil orang asli Papua (OAP).
Tentunya dengan adanya kejadian tersebut, maka seluruh pihak aparat keamanan harus bertindak dengan sangat tegas dalam mengusut tuntas kasus itu. Karena adanya kekerasan yang menimpa salah satu prajurit TNI itu mampu menimbulkan sebuah gejolak sosial yang lebih besar jika tidak segera ditangani dengan sangat serius.
Aparat keamanan dari pasukan gabungan, TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) harus bertindak dengan sangat tegas. Terlebih, kasus demikian sebenarnya bukanlah kali pertama terjadi, pasalnya sebelumnya juga sudah banyak korban berjatuhan dari jajaran aparat keamanan. Sehingga jangan sampai negara ini dianggap lemah di hadapan KST Papua yang secara sangat brutal hanya ingin menunjukkan adanya eksistensi mereka saja.
Adanya kejadian penembakan pada aparat keamanan telah menciptakan sebuah teror dan ketakutan luar biasa di kalangan kelompok masyarakat sipil. Bahkan, situasi konflik di Papua terjadi ekskalasi kekerasan yang sejauh ini terus mengalami peningkatan bahkan sudah diluar batas nalar kemanusiaan.
Diketahui bahwa Sertu Marinir Ismunandar sendiri merupakan sosok yang bertugas di medan operasi dengan tantangan cukup berat. Namun, meski dirinya menghadapi tantangan yang berat, akan tetapi dia terus menunjukkan sikap keberanian serta profesionalitas dalam bertugas.
Sertu Ismunandar gugur dalam sebuah pertempuran dengan KST di Distrik Muara, Puncak Jaya Papua. Lantaran keberanian yang dia tunjukkan, Marinir menyatakan bahwa seluruh prestasi dan pengabdiannya menjadi Prajurit Petarung Korps Marinir yang handal dan sama sekali tidak kenal takut selama bertugas.
Seluruh kolega, sejawat seperjuangan menggambarkan sosok Sertu Marinir Ismunandar sebagai contoh yang sangat luar biasa dalam hal dedikasi, semangat dan jiwa patriotisme sangat baik di basis maupun di medan tugas. Anggota KST Papua pimpinan Lerimayu Enembe dan Kalenak Murib merupakan pihak yang bertanggung jawab atas aksi sangat sadis dan kejam tersebut sehingga menyebabkan seorang aparat keamanan meninggal dunia.
Sementara itu, sejumlah pemuda Papua dari lintas organisasi menyatakan bahwa KST sejauh ini terus melakukan banyak aksi kekerasan. Mereka telah mencederai citra dari masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri. Ketua Barisan Merah Putih (BMP) Max Ohee menegaskan bahwa sejatinya seluruh orang Papua merupakan masyarakat yang sangat cinta akan kedamaian, namun karena ulah yang dilakukan oleh KST Papua menjadikan orang lain menilai bahwa seolah masyarakat Bumi Cenderawasih sebagai kelompok yang jahat.
Maka dari itu, Pemerintah melalui aparat keamanan gabungan TNI dan Polri hingga Badan Intelijen Negara (BIN) harus melakukan penegakan hukum yang sangat tegas kepada gerombolan teroris tersebut. Karena dengan adanya penegakan hukum yang sangat tegas dari aparat keamanan, menjadikan kekerasan terhadap masyarakat setempat ataupun tindak kriminal lain seperti yang juga mampu menimpa pada personel aparat sendiri mampu lebih ditekan.
Senada, Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua Ali Kabiay mengatakan bahwa pihaknya juga mendukung penuh upaya penegakan hukum yang tegas dari TNI dan Polri kepada KST Papua. Baginya, sudah tidak ada kata ampun lagi bagi gerombolan separatis tersebut harus ditindak.
Lebih lanjut, alangkah baiknya pula agar kelompok yang berseberangan dengan ideologi negara itu mampu kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, aksi KST Papua selama ini memang sudah sangat merugikan semua pihak dan menyebabkan kedamaian di Bumi Cenderawasih menjadi terancam sehingga pembangunan di provinsi paling Timur Indonesia itu mengalami hambatan.
Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Papua menyatakan pula bahwa pihaknya sama sekali tidak akan tinggal diam saja dalam menyikapi bagaimana aksi KST Papua menembak gugur aparat keamanan di Puncak Jaya tersebut. Kapolda Papua, Inspektur Jenderal (Irjen) Mathius D Fakhiri menyatakan pihaknya akan melakukan penegakan hukum yang tegas terhadap KST penyerang aparat keamanan. Dia menambahkan bahwa untuk melaksanakan penegakan hukum yang tegas perlu diperhitungkan dengan sangat baik serta harus terjalin koordinasi baik dari berbagai pihak.
Tentu saja aksi KST Papua yang menembak gugur salah satu aparat keamanan di Puncak Jaya tersebut merupakan sebuah tindak yang sangat kejam dan biadab. Aksi itu mendapatkan banyak kecaman dan kutukan keras dari berbagai pihak.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Surabaya