Oleh : Andika Pratama
Indonesia telah menjadi fokus perhatian lembaga-lembaga ekonomi internasional yang memproyeksikan pertumbuhan ekonominya pada tahun 2024. Ramalan-ramalan ini memberikan gambaran positif, menandakan bahwa Indonesia siap menghadapi tahun yang penuh optimisme di tengah perlambatan ekonomi global. Beberapa lembaga internasional, seperti Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Dana Moneter Internasional (IMF), dan Lembaga Pembangunan Asia (ADB), telah menyampaikan proyeksi yang menggembirakan.
Menurut OECD, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diestimasi mencapai 5,2%, naik dari 4,9% pada tahun 2023. Proyeksi ini mengindikasikan kepercayaan bahwa Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya, bahkan melampaui pencapaian tahun sebelumnya.
IMF juga memberikan proyeksi sebesar 5,0% untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, sejalan dengan hasil tahun sebelumnya. Meskipun proyeksi ini stabil, hal tersebut menunjukkan keyakinan bahwa Indonesia dapat mempertahankan kinerja positifnya.
ADB mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 5,0%, menandakan konsistensi dalam prospek pertumbuhan. Meskipun World Bank memberikan proyeksi yang sedikit lebih rendah, yaitu 4,9%, mayoritas lembaga internasional lainnya memberikan sinyal positif terhadap perekonomian Indonesia.
Badan Perencanaan Dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyambut baik proyeksi positif dari lembaga internasional tersebut. Menurut Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, proyeksi ini merupakan sinyal positif bahwa dunia percaya Indonesia dapat tumbuh dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi kembali ke tingkat normal sebelum pandemi Covid-19.
Bappenas sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 berada di kisaran 5,3% hingga 5,7%, menggambarkan keyakinan dalam pemulihan ekonomi nasional. Ini menandakan bahwa pemerintah memiliki keyakinan kuat terhadap langkah-langkah yang diambil untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi.
Optimisme juga terpancar dari Bank Indonesia (BI), yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%, lebih tinggi dari proyeksi tahun 2023. Bahkan, Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus meningkat dalam jangka menengah, berada di kisaran 5,3% hingga 6,1%.
Aida menyoroti bahwa prospek pertumbuhan ekonomi yang cemerlang didorong oleh stabilitas baik dari dalam negeri maupun sektor eksternal. Meskipun demikian, BI tetap mewanti-wanti tentang beberapa hal yang perlu diwaspadai, seperti suku bunga kebijakan yang tinggi, risiko geopolitik, dan skenario perekonomian turun tajam. Namun, dengan kondisi stabil, Indonesia diyakini dapat menghadapi tantangan ini.
Dengan demikian, melalui proyeksi positif dari berbagai lembaga internasional dan keyakinan pemerintah serta Bank Indonesia, masyarakat dapat melihat tahun 2024 sebagai periode transisi yang penuh optimisme. Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya memberikan harapan bahwa Indonesia akan terus melaju pesat menuju pemulihan ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keyakinan dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pemerintah masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus melaju pesat. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2024, Sri Mulyani memaparkan sejumlah faktor yang mendukung keyakinan tersebut.
Pada tahun 2023, Sri Mulyani menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap solid, berada di kisaran 5%. Ini didukung oleh dua pilar utama, yaitu konsumsi dan investasi, yang tetap kuat. Konsumsi masyarakat dan kegiatan investasi yang terjaga memberikan fondasi kokoh bagi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, inflasi yang stabil di kisaran bawah target pada angka 3% plus minus 1% juga menjadi faktor positif dalam mendukung pertumbuhan ekonom
Di sisi lain, surplus neraca perdagangan Indonesia yang tetap terjaga selama 44 bulan berturut-turut menjadi indikator keseimbangan ekonomi negara. Pada tahun 2023, surplus neraca perdagangan mencapai US$36,93 miliar menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Fakta ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang terus berubah.
Optimisme Sri Mulyani tidak hanya berkutat pada pencapaian tahun sebelumnya. Menteri Keuangan meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi pada tahun 2024. Proyeksi yang diusung oleh pemerintah menunjukkan angka 5,2%, mencerminkan kepercayaan pada berbagai faktor pendorong pertumbuhan.
Pertama-tama, Sri Mulyani menyoroti dampak positif dari penyelenggaraan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Aktivitas pemilu diyakini akan memberikan dorongan signifikan terhadap konsumsi, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Partisipasi aktif dalam proses demokrasi diharapkan mendorong berbagai sektor ekonomi, memberikan stimulus pada pertumbuhan.
Selain itu, proyek-proyek strategis nasional (PSN) yang terus berlanjut dan diselesaikan pada tahun 2024 juga menjadi pilar penting dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam infrastruktur dan pembangunan proyek strategis akan memberikan dampak positif jangka panjang terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan produktivitas.
Masyarakat Indonesia tidak hanya melihat pertumbuhan ekonomi sebagai angka statistik, tetapi sebagai cerminan kemajuan dan keberhasilan bersama. Apresiasi yang semakin meningkat menjadi indikator semangat positif yang melingkupi berbagai lapisan masyarakat. Dengan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin cepat adalah hasil dari kolaborasi dan kerja keras bersama, masyarakat siap berkontribusi untuk menjaga momentum ini. Melalui apresiasi yang tinggi, Indonesia dapat membangun fondasi yang lebih kokoh untuk mewujudkan visi sebagai salah satu kekuatan ekonomi terkemuka di dunia.
*Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Uhamka