Menjelang perayaan Imlek yang jatuh pada 10 Februari 2024 mendatang, masyarakat diimbau agar menjaga harmonisasi dan toleransi beragama. Toleransi memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai antar umat beragama ataupun budaya tertentu di Indonesia. Tidak peduli apapun agama ataupun antar golongan yang dianut, antar masyarakat harus saling menghargai satu sama lain.
Jika harmonisasi dan toleransi dapat terjaga, maka akan meminimalisir terjadinya konflik antar masyarakat, dan kehidupan antar umat beragama juga akan terjalin dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dan harmonisasi jelang perayaan Imlek.
Ketua Peace Leader Indonesia, Redy Saputro mengatakan menjaga harmonisasi pada perayaan Imlek tahun ini akan merepresentasikan sikap toleransi masyarakat Indonesia akan keberagaman. Dengan toleransi yang selalu diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara akan menciptakan persatuan yang kokoh dalam suatu bangsa. Pihaknya meminta agar sekat antar etnis untuk bisa terjalin keharmonisan dalam bermasyarakat. Semua agama mengajarkan untuk saling bantu tanpa memedulikan agamanya. Para pemeluk agama juga ditanamkan untuk saling menghormati satu sama lain Menjadi satu Indonesia haruslah tertanam dalam sikap dan pemikiran.
Perayaan imlek menunjukkan toleransi dan kerekatan antarpemeluk agama dan etnis di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan yang erat dalam berbagai perbedaan yang ada di tanah air. Oleh karena itu, toleransi perlu terus dirawat dan dijaga karena ancaman seperti paham berbahaya terus mengancam dan merongrong perbedaan yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah radikalisme.
Indonesia saat ini terus berjuang untuk melawan ancaman paham radikalisme yang mulai menyasar melalui berbagai lini, seperti media sosial. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat wajib memerangi paham berbahaya tersebut yang dapat mengancam kebhinekaan yang dimiliki Indonesia.
Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keberadaan aparat keamanan di daerah daerah rawan aksi teror. Daerah daerah yang sering menjadi target serangan teror harus mendapatkan perhatian khusus. Keberadaan aparat keamanan yang kuat di daerah daerah ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat setempat.
Pencegahan juga merupakan bagian penting dalam pemberantasan paham radikalisme. Oleh karenanya, aparat keamanan harus terus meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah paham tersebut menyebar. Pendidikan moderasi beragama serta sikap toleransi perlu terus digaungkan di tingkat pendidikan hingga tempat beribadah. Dengan kerjasama dan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan dapat mengurangi potensi terjadinya tindakan intoleran jelang perayaan Imlek.
Pangdam XII / Tanjung Pura, Mayjen TNI Iwan Setiawan mengatakan TNI dan stake holder lainnya akan mendukung Polda Kalimantan Barat sepenuhnya untuk melaksanakan pengamanan rangkaian perayaan Imlek dan Cap Go Meh di wilayah Kalimantan Barat. Pihaknya meminta agar masyarakat ikut menjaga dan menyukseskan perayaan Imlek tahun ini. Toleransi harus dipupuk dengan moderasi beragama agar segala perayaan budaya ataupun acara keagamaan dapat terselenggara dengan baik dan aman. Perayaan Imlek ini akan menjadi momentum bangsa Indonesia meraih kedewasaannya dengan memelihara toleransi dan meningkatkan kualitas kesatuan serta persatuan bangsa. Jangan sampai paham radikal hingga kaum intoleran merusak keberagaman bangsa karena kerukunan menjadi kunci untuk menopang suksesnya pembangunan yang tengah digaungkan pemerintah pusat maupun daerah.
Dalam menghadapi ancaman radikalisme, aparat keamanan terus gencar melakukan pemberantasan dan tindakan tegas. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara lembaga lembaga terkait sangat penting dalam mencapai tujuan ini. Masyarakat juga harus waspada terhadap potensi paham radikal yang menyebar dan memberikan dukungan penuh kepada aparat keamanan.
Dengan upaya yang terus dilakukan oleh aparat keamanan dan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan dapat mengurangi dan mencegah terjadinya serangan teror jelang perayaan Imlek. Keamanan dan stabilitas negara harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak. Oleh karena itu, persatuan dan sikap toleransi antar umat beragama harus terus dijaga. Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai jaringan teror untuk menjaga keamanan dan kedamaian NKRI.
Penting untuk mencegah isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) mengancam kerukunan di Indonesia. Pluralitas agama di tanah air adalah kekayaan yang unik dan harus dijaga. Keberagaman ini, jika dikelola dengan pengetahuan dan toleransi, dapat menjadi sumber kekuatan yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain. Merawat keberagaman sejak dini adalah langkah penting yang dapat diambil di berbagai lapisan masyarakat. Berdamai dengan perbedaan seharusnya menjadi aspek dasar, mendorong pemahaman dan rasa saling menghargai terhadap keragaman. Dengan begitu, muncul kesadaran akan pentingnya solidaritas dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Melibatkan pendidikan dan dialog antaragama sejak usia dini dapat membentuk pemahaman yang kokoh tentang toleransi dan keragaman. Sudah seharusnya nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika ditanamkan dalam kurikulum pendidikan. Tidak hanya itu, media massa dan sosial juga memiliki peran penting dalam membentuk persepsi positif terhadap perbedaan. Dengan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, Indonesia dapat membangun fondasi kuat untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis, menjunjung tinggi semangat persatuan dalam keberagaman.