Kupang – Ketua Pena Batas RI-RDTL Kabupaten Belu, Yansen Bau menegaskan pentingnya kolaborasi penyelenggara Pemilu dengan penyedia platform digital untuk menutup akses terhadap tautan konten atau akun-akun yang terindikasi menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.
Yansen pun mendorong agar fungsi pengawasan aparat keamanan dan stakeholder ditingkatkan untuk mengantisipasi praktik hoaks yang sering terjadi menjelang Pemilu 2024.
“Hal lainnya bekerja sama dengan pihak kepolisian dan Bawaslu untuk melakukan pengawasan terhadap akun atau konten yang menyebabkan hoaks untuk segera ditindaklanjuti,” tutur Yansen.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan karena pada masa kampanye Pemilu 2024, penyebaran hoaks dan ujaran kebencian cenderung meningkat.
Selain itu, Yansen juga nenilai media massa berperan dalam mencegah dan mengatasi politik berbasis Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) dan paham radikal.
“Kolaborasi antara masyarakat, media, dan pihak berwenang akan menciptakan suasana Pemilu yang damai dan berintegritas,” ucapnya.
Senada, Frengki Harim selaku Wakil Presiden Mahasiswa Universitas San Pedro Kupang tahun 2020/2021 dan Sekda BEMNUS NTT 2020/2021 menyebut bahwa Pemilu 2024 tidak hanya menjadi panggung penentuan pemimpin negara, tetapi juga sebuah momen bersejarah untuk mengukuhkan persatuan nasional.
Menurutnya, semua pihak berperan dalam mewujudkan Pemilu damai, mulai dari penyelenggara Pemilu, partai politik, hingga masyarakat luas.
“Kerjasama yang baik antar berbagai elemen masyarakat menjadi kunci sukses dalam menjaga ketertiban dan merajut kembali tali persaudaraan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Harim menilai keberhasilan Pemilu 2024 patut disyukuri karena dilaksanakan dengan menjunjung tinggi situasi kondusif dan terhindar dari dampak negatif hoaks, ujaran kebencian, dan paham radikal.