Oleh : Loa Murib )*
Papua, sebuah wilayah yang kaya akan keindahan alam dan budaya, telah menjadi pusat perhatian dalam beberapa tahun terakhir akibat aktivitas Kelompok Separatis dan Teroris (KST) yang meresahkan. Dalam upaya untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Indonesia meluncurkan Operasi Damai Cartenz 2024, yang ditekankan pada penegakan hukum terhadap KST di Papua.
Operasi ini, yang dipimpin oleh Kombes Pol Faizal Ramadhani, menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah tersebut. Dalam sebuah pernyataan tertulis, Faizal Ramadhani menegaskan bahwa fokus utama operasi adalah penegakan hukum terhadap KST. Pendekatan yang diterapkan tidak hanya mencakup aspek penegakan hukum, tetapi juga melibatkan pembinaan masyarakat, deteksi, dan hubungan masyarakat.
Sasaran operasi mencakup wilayah Provinsi Papua Tengah dan Papua Pegunungan, dengan fokus khusus pada sembilan kabupaten, yaitu Pegunungan Bintang, Yahukimo, Mimika, Intan Jaya, Dogiyai, Puncak, Nduga, Jaya Wijaya, dan Jayapura. Dengan mengidentifikasi wilayah-wilayah ini, Operasi Damai Cartenz 2024 bertujuan untuk menanggulangi secara spesifik ancaman yang mungkin timbul dari KST dan KKP.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2024, AKBP Bayu Suseno, menyatakan bahwa fokus operasi tahun 2024 tetap pada penegakan hukum terhadap KST. Dia juga menyebutkan tantangan nyata yang masih dihadapi operasi ini, seperti kasus penyanderaan terhadap Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, oleh Pimpinan KST Nduga, Egianus Kogoya.
Bayu Suseno berharap bahwa dengan perpanjangan operasi ini, situasi keamanan di Papua dapat terus ditingkatkan. Upaya penegakan hukum terhadap Kelompok Separatis Papua diharapkan mampu menciptakan suasana yang lebih aman dan damai di Papua. Salah satu tujuan utama operasi ini adalah menyelesaikan masalah-masalah yang muncul, seperti kasus penyanderaan, sehingga Papua dapat kembali menjadi tempat yang aman dan sejahtera bagi masyarakatnya.
Operasi Damai Cartenz 2024 bukan hanya tentang menindak para pelaku kejahatan, tetapi juga melibatkan langkah-langkah konkret untuk membangun kembali kepercayaan dan hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat Papua. Pembinaan masyarakat, deteksi dini, dan hubungan masyarakat menjadi bagian integral dari strategi ini, menunjukkan komitmen untuk tidak hanya memberantas ancaman keamanan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan berjalannya waktu, diharapkan operasi ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya dalam menumpas KST, tetapi juga dalam menciptakan fondasi yang kuat untuk perdamaian jangka panjang di Papua. Keberhasilan operasi ini akan menjadi tonggak penting dalam memastikan bahwa masyarakat Papua dapat hidup dalam keadaan aman, tenteram, dan berkembang. Operasi Damai Cartenz 2024 bukan hanya sebuah tindakan keamanan, tetapi juga sebuah langkah menuju masa depan yang lebih baik untuk Papua.
Selain upaya dari penegak hukum, Masyarakat Papua juga dengan tegas menyatakan penolakan terhadap KST, menyadari dampak negatif yang ditimbulkannya. Tindakan kekerasan, penyanderaan, dan ancaman yang dilakukan oleh KST tidak hanya merugikan pemerintah, tetapi juga menciptakan ketidakpastian dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat. Mereka menyadari bahwa keberadaan KST hanya menghambat perkembangan positif dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk kehidupan sehari-hari.
Tokoh masyarakat Papua, Yonas Nusy mengatakan upaya KST Papua bukanlah perjuangan yang dilihat dan didengar oleh Tuhan. Nusy menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh KST bukanlah perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia (HAM). Ia menyebutnya sebagai pembunuhan, penyanderaan, dan pembakaran fasilitas pemerintah sebagai tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan. Dalam pandangannya, perbuatan tersebut tidak memiliki dasar moral atau tujuan yang dapat dijustifikasi.
Dengan tegas, Nusy menyatakan bahwa KST Papua tidak hanya melakukan kejahatan, tetapi juga pembohong. Ia menyatakan bahwa perjuangan yang diakui oleh kelompok ini tidak memiliki hasil yang nyata, melainkan hanya aksi pemberontakan yang tidak produktif. Dengan menggambarkan KST sebagai pembohong, Nusy berharap agar masyarakat Papua tidak terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok ini.
Para pemimpin dan tokoh masyarakat Papua telah memainkan peran kunci dalam mengekspresikan penolakan terhadap KST. Mereka menggarisbawahi pentingnya persatuan dan kerjasama untuk menanggulangi ancaman yang dihadapi bersama. Pernyataan tegas dari pemimpin dan tokoh masyarakat ini mencerminkan tekad untuk menciptakan Papua yang damai, sejahtera, dan berdaya.
Dalam menghadapi tantangan KST, harapan masyarakat Papua terletak pada upaya bersama pemerintah, tokoh masyarakat, dan warga setempat. Mereka berharap dapat menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan stabil, di mana setiap warga dapat berkontribusi pada kemajuan wilayah mereka. Suara penolakan terhadap KST adalah cerminan tekad masyarakat Papua untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Dengan penolakan yang kuat terhadap KST, masyarakat Papua berdiri bersama untuk mewujudkan Papua yang damai, sejahtera, dan penuh harapan. Langkah-langkah menuju perdamaian yang berkelanjutan menjadi pijakan untuk mencapai tujuan bersama, di mana keberagaman budaya menjadi kekuatan, bukan kerentanan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua di Surabaya