Oleh: Putra Telenggen )*
Satuan Tugas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa berhasil menggagalkan rencana pasokan senjata dan logistik yang akan dikirimkan ke kelompok separatis Teroris Papua di Nduga, Papua Pegunungan. Tindakan ini merupakan bagian dari operasi preventif yang dilakukan oleh TNI dan Polri, yang bertujuan untuk menekan aktivitas Kelompok Separatis Teroris (KST) yang semakin meresahkan.
Menurut Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa, senjata yang berhasil digagalkan ini merupakan senjata serbu generasi baru yang dapat membahayakan keamanan di Kenyam, Nduga. Senjata-senjata tersebut, dua pucuk senapan laras panjang jenis M4 Carbine dan AR 15 Carbine, senapan angin, solar cell, parang, bendera Bintang Kejora, minyak WD, busur panah, dan sejumlah bahan pokok. Senjata-senjata ini diduga akan digunakan untuk aksi teror terhadap masyarakat dan aparat keamanan pada 1 Desember mendatang.
Dalam beberapa waktu terakhir, KST telah terlibat dalam tindakan kekerasan yang menyasar masyarakat tanpa pandang bulu, baik masyarakat asli maupun pendatang. Mereka tidak segan membunuh orang-orang yang tidak bersalah, sehingga langkah-langkah tegas dari aparat keamanan menjadi sangat penting untuk menjaga keamanan dan ketertiban di daerah tersebut.
Dalam rangka menghadapi ancaman ini, Dansatgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa, Letkol Inf Subandi, beserta timnya melakukan penyisiran di daerah Camp Camp Batas Batu yang diduga sebagai tempat pelintasan kelompok KST Papua. Dalam operasi penyisiran tersebut, dua pucuk senjata laras panjang jenis M4 dan AR 15 berhasil disita, bersama dengan sejumlah barang bukti lainnya. Keberhasilan ini menjadi langkah proaktif dalam mengantisipasi potensi aksi teror yang dapat menimbulkan korban di masa mendatang.
Rencana aksi KST yang diungkap melalui informasi intelijen memberikan gambaran jelas tentang ancaman serius yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat keamanan di Papua. Langkah-langkah operasi preventif yang dilakukan oleh TNI dan Polri, memiliki peran krusial dalam menjaga keamanan nasional dan melindungi hak asasi manusia. Ancaman serius seperti ini memerlukan respons yang cepat dan tegas untuk mencegah terjadinya tragedi yang dapat merugikan banyak pihak.
Sebelumnya, Tim Gabungan yang terdiri dari Kodam XVI Pattimura, KSOP, Lantamal IX/Ambon, dan Polsek Pelabuhan Yos Sudarso juga berhasil menggagalkan upaya penyelundupan senjata api dan amunisi ke Papua. Tindakan ini merupakan langkah proaktif dalam menjaga keamanan di wilayah tersebut, mengingat Papua telah menjadi pusat perhatian akibat aktivitas separatis dan potensi ancaman keamanan.
Kapolresta Pulau Ambon dan Pp Lease, Kombes Pol Driyono Andri Ibrahim, menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan, Jerry mengakui niatnya membawa senjata api ini ke wilayah Papua untuk tujuan peredaran ilegal. Dari hasil pemeriksaan tersangka mengaku akan dibawa ke Papua dan diperjualbelikan, yang kemungkinan besar juga kepada kelompok-kelompok separatis di sana.
Tindakan penyelundupan senjata api dan amunisi ini bukan hanya ancaman terhadap keamanan masyarakat, tetapi juga menjadi perhatian khusus karena niat tersangka untuk menjual senjata tersebut kepada kelompok separatis. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengungkapan seperti yang dilakukan oleh aparat sangat penting untuk menghindari potensi eskalasi konflik dan ancaman terhadap kehidupan warga Papua.
Peran serta masyarakat juga menjadi kunci dalam mendukung upaya aparat keamanan. Dalam konteks ini, peran intelijen dan koordinasi antara TNI, Polri, dan masyarakat sangat penting untuk mengidentifikasi serta menggagalkan potensi ancaman dengan cepat dan efektif. Keberhasilan operasi penyisiran di Camp Batas Batu menjadi bukti bahwa kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya demokrasi yang berbasis gagasan dan program. Dalam konteks ancaman terorisme di Papua, Prabowo menggarisbawahi perlunya pendekatan yang terencana dan strategis untuk mengatasi akar permasalahan. Pendekatan ini tidak hanya melibatkan upaya militer, tetapi juga upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua.
Keberhasilan TNI – Polri dalam menggagalkan pasokan senjata dan logistik untuk KST Papua merupakan langkah positif dalam menjaga keamanan dan stabilitas di Papua. Namun, tantangan yang kompleks ini memerlukan kerjasama antara aparat keamanan, pemerintah, dan masyarakat untuk mencapai solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia dapat terus membangun fondasi demokrasi yang kuat dan melindungi hak asasi manusia sebagai nilai inti dalam upaya menjaga keamanan nasional.
Langkah-langkah tegas aparat dalam menggagalkan upaya penyelundupan senjata ini menunjukkan keseriusan dalam menjaga keamanan nasional, terutama di daerah yang rentan terhadap konflik. Masyarakat dan pemerintah perlu mendukung upaya aparat keamanan agar upaya penyelundupan senjata dan ancaman terorisme dapat dicegah dengan efektif. Keselamatan dan kedamaian warga Papua harus diutamakan, dan kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga stabilitas di wilayah ini.
)* Penulis Merupakan Orang Asli Papua tinggal di Surabaya