Oleh : Salomon Kadepa )*
Aksi kejam Kelompok Separatis Teroris kembali beraksi di area penambangan emas illegal di Kali Ei. Aparat keamanan berupaya untuk tidak tinggal diam dalam menangani aksi KST Papua tersebut. Aparat keamanan yang tergabung dalam Tim gabungan TNI terus bergerak dan bertindak tegas untuk melaksanakan pengamanan wilayah dan tetap berupaya untuk memberantas anggota KST Papua. Hal tersebut menjadi perhatian khusus dan aparat keamanan patut di apresiasi
Sejumlah 30 anggota KST Papua menyerang area penambangan emas illegal yang menyebabkan tujuh masyarakat meninggal dunia dan sebelas orang luka-luka. Korban tujuh orang yang meninggal dunia merupakan warga yang bekerja sebagai pendulang emas. Terpantau bahwa aksi KST Papua ini di pimpin oleh Asbak Koranue bagian dari kelompok Egianus Kogoya.
Bukan hanya membunuh masyarakat Papua, KST Papua ini juga membakar 3 eskavator, 2 truk dan Kamp Pendulangan. Warga semakin cemas dan memiliki ketakutan yang besar terhadap aksi-aksi KST Papua yang di mungkinkan kembali terjadi.
Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menyatakan bahwa, pasca kejadian pembantaian oleh KST tersebut, Personel gabungan yang dipimpin Mayor HR, baik dari unsur TNI dan jajaran Polri langsung berangkat menuju wilayah Kali Ei. Tim bergerak cepat untuk memastikan keberadaan masyarakat yang menyelamatkan diri dari pembantaian KST Papua.
Seluruh tim gabungan dari TNI dan Polri tengah melakukan pengejaran kepada para pelaku penembakan itu. Pihak aparat keamanan pun sangat optimis bahwa mereka pasti akan berhasil meringkus para pelaku dan mampu memproses para pelaku sesuai dengan aturan hukum di Indonesia.
Dengan adanya penjagaan yang maksimal dan juga tindakan tegas serta terukur yang dapat dari aparat keamanan, diharapkan dapat mengembalikan kondisi yang kondusif dan aman di wilayah Yakuhimo dari seluruh ancaman tindakan kejahatan serta teror yang terus digencarkan oleh KST Papua.
Terpantau kurang lebih 20 orang KST Papua yang melakukan aksi keji tersebut dengan membawa 5 pucuk senjata terdiri dari 2 senjata organik jenis Sniper dan SS1 serta 3 pucuk senjata rakitan. Ketika aparat keamanan melakukan penyusuran, anggota KST Papua bergerak menjauh menuju ketinggian.
TNI akan senantiasa membantu masyarakat dan terus menciptakan rasa aman di wilayah Papua demi keselamatan dan damaian masyarakat Papua. Aparat keamanan terus mengambil langkah dan tidak tinggal diam, bahwasanya tindakan KST Papua belum berhenti untuk membuat keamanan dan stabilitas wilayah terganggu hingga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Papua.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai rangkaian aksi yang dilakukan KST di Papua sudah tidak bisa ditoleransi. Menurutnya, aparat keamanan harus segera mengambil tindakan tegas.
Dikhawatir serangan akan berulang dan menyebabkan bertambahnya korban, jika KST tidak segera ditindak. TNI-Polri diminta segera memberantas kelompok itu dari bumi Papua karena selain akan menjatuhkan lebih banyak korban, bila tidak segera diberantas habis, akan menurunkan wibawa kedaulatan negara.
Kapuspen TNI menjelaskan jika saat ini aparat dari TNI-Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku dari pembantaian keji oleh kelompok KST pimpinan Asbak Koraneu untuk mempertanggung jawabkan aksinya secara hukum.
Selain itu, ia mengatakan, TNI akan senantiasa membantu masyarakat dan terus menciptakan rasa aman di wilayah Papua. Hasil penyisiran yang dilakukan, Tim Gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi 21 orang masyarakat yg ketakutan yang berhasil meloloskan diri pada kejadian pembantaian oleh KST Papua pada tanggal 16 Oktober 2023 lalu.
Aksi yang dilakukan KST Papua di wilayah Kali Ei mendapat kecaman dari Orang Asli Papua (OAP), ketua Markas Daerah Laskar Merah Putih Papua, Jan Christian Arebo mengatakan bahwa tindakan tersebut sudah tidak dibenarkan, sangat biadap sehingga harus ditindak tegas dengan penegakan hukum serta di amankan oleh aparat keamanan TNI Polri.
Masyarakat Papua diharapkan tidak terprovokasi dengan apa yang dilakukan oleh KST Papua selama ini. Mereka (KST) adalah pembohong, karena perjuangan mereka hingga saat ini tidak ada hasilnya dan hanya membuang-buang waktu serta energi.
Sementara itu, Tokoh Adat Papua, Herman Albert Yoku mengatakan pihaknya mengecam tindakan KST Papua di sejumlah wilayah Papua akhir-akhir ini. KST Papua banyak melakukan pelanggaran HAM berat dengan membunuh masyarakat sipil dengan dalil memperjuangkan Kemerdekaan Papua, padahal tidak semua orang Papua menginginkan Merdeka. Herman menambahkan bahwa hanya sebagian kecil orang dengan kepentingan pribadi menggunakan simbol Papua Merdeka sebagai alat untuk melawan pemerintah.
Aparat keamanan terus diterjunkan dalam rangka misi pemberantasan KST sekaligus perburuan anggota mereka, demi menyelamatkan warga papua dan bangsa Indonesia. Anggota KST Papua akan ditindak tegas terukur agar tidak membahayakan warga Papua serta tidak mengulangi kesalahannya. KST Papua harus memahami bahwa kemerdekaan Papua tidak akan pernah terjadi karena secara hukum internasional dan nasional. Papua adalah bagian dari Indonesia.
)* Penulis adalah mahasiswa asal Papua