Oleh : Eva Kalyna Audrey )*
Seluruh masyarakat harus mampu dengan sangat tegas menolak keras adanya praktik intoleransi, radikalisme dan terorisme serta mampu mendukung penuh pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 mendatang agar bisa berjalan dengan lancar, aman serta damai.
Sejumlah warga di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Kota, Lampung menyatakan diri mereka dengan sangat tegas menolak adanya praktik intoleransi, radikalisme dan juga terorisme. Hal tersebut dideklarasikan tatkala dalam sebuah acara pengajian dalam rangka menyambut Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid At Taufik.
Dalam kajian rutin yang diisi oleh Ustadz Suparman Abdul Karim dengan tema besar yakni ‘Warga Kota Metro Menolak Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di Wilayah Kota Metro serta Mendukung Pemilu Damai Tahun 2024’ tersebut, dirinya berharap kepada seluruh masyarakat agar sama sekali tidak terpengaruh dengan seluruh paham dan juga ajaran yang menyimpang dan tidak sesuai dengan landasan dasar negara, yakni Pancasila serta Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bukan hanya itu, namun seluruh masyarakat juga terus diimbau serta diajak untuk bisa bersama dalam mendukung Pemerintah RI dengan menyukseskan gelaran pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 mendatang.
Di hadapan ratusan santri dan para jemaah, Ustadz Suparman juga berharap supaya kegiatan demikian mampu kembali dilaksanakan lantaran kebermanfaatannya yang sangat luar biasa untuk bisa terus memastikan semua elemen masyarakat saling menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, serta juga untuk terus meningkatkan situasi dan kondisi yang kondusif, aman terkendali di wilayah Indonesia, khususnya di Kota Metro.
Memang segenap elemen bangsa dari berbagai macam kalangan dan dari beragam latar belakang serta di beragai daerah di Indonesia, seluruhnya sangat tidak menghendaki apabila praktik intoleransi, radikalisme serta terorisme terus berkembang dengan marak di Tanah Air.
Maka dari itu, hal serupa juga dilakukan oleh para pemuda dari kalangan mahasiswa, yang tergabung ke dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menggelar aksi damai di tugu. Aksi tersebut dalam rangka untuk terus menyuarakan adanya kecaman terhadap seluruh gangguan stabilitas dan juga gangguan akan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) karena sangat merusak akan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan maraknya berbagai macam aksi kejahatan.
Ketua BEM Nusantara DIY, Muhammad Nur Fadillah mengatakan bahwa memang belakangan ini banyak sekali terdengar kalau gerakan radikalisme, terorisme dan intoleransi serta banyaknya aksi kejahatan lainnya semakin masif terjadi di segala lini negeri ini, khususnya di wilayah DIY sendiri.
Bahkan dirinya mengungkapkan bahwa belum lama ini sempat ada terduga teroris yang kemudian berhasil ditangkap di wilayah Sleman, yang mana hal itu jelas sekali menunjukkan bahwa para pelaku teror sudah mulai lagi berkembang di DIY. Belum lagi, ada pula maraknya berbagai macam aksi kejahatan yang sangat meresahkan seluruh warga masyarakat.
Untuk itu, dalam upaya mereka untuk terus bisa menjaga kondisi kamtibmas dan juga keutuhan NKRI, maka hal tersebut sejatinya bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh aparatur negara saja, melainkan sudah sepatutnya menjadi tugas serta tanggung jawab dari seluruh komponen masyarakat termasuk juga para pemuda dan mahasiswa.
Para pemuda dan kumpulan mahasiswa itu dengan sangat tegas membuat penyataan sikap mereka bahwa mereka sangat menolak keras segala bentuk paham radikalisme, terorisme dan intoleransi serta juga mengutuk keras segala bentuk aksi kejahatan yang marak terjadi. Selain itu, mereka juga mendukung penuh aparat keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam upayanya untuk mampu mengusut tuntas segala bentuk kasus kejahatan yang meresahkan warga.
Pihak BEM Nusantara DIY sendiri juga menegaskan diri bahwa mereka akan terus bersinergi dengan pihak Kepolisian Daerah (Polda) DIY dalam upayanya untuk saling menjaga kondusivitas akan Kamtibmas dan juga menjaga persatuan serta kesatuan hingga keutuhan NKRI.
Tidak cukup sampai di sana, namun para pemuda dari kalangan mahasiswa itu juga menegaskan diri bahwa mereka terus berkomitmen dengan sangat kuat untuk bisa menjadi garda terdepan dalam melawan berbagai macam paham yang bertolak belakang dan juga sangat mengancam ideologi negara dari berbagai bentuk radikalisme dan ideologi terlarang lainnya.
Mereka juga dengan sangat keras melakukan penolakan pada segala bentuk radikalisme dan tindakan intoleransi dalam dunia pendidikan hingga di masyarakat luas. Termasuk juga, para mahasiswa itu meminta kepada Pemerintah RI untuk bisa turun langsung dalam memutus mata rantai relasi terorisme dalam dunia pendidikan.
Tindakan seluruh masyarakat dalam mengutuk keras segala bentuk terorisme di NKRI itu juga mampu mendukung pelaksanaan Pemilu agar bisa berjalan dengan damai, aman dan lancar. Karena dengan kelancaran pelaksanaan pedta demokrasi, maka juga akan mendatangkan dampak baik bagi keberlangsungan nasib masa depan bangsa dengan terpilihnya pemimpin yang berkualitas.
) *Penulis adalah kontributor pada Lembaga Lintas Nusamedia