Indonesia tahun ini didaulat sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (KTT AIS) Forum. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, lewat forum ini Indonesia diharapkan menjadi inisiator dalam menangani isu-isu global terkait kelautan.
Ajang KTT AIS Forum 2023 akan berlangsung di Bali, pada 10–11 Oktober 2023 mendatang. Indonesia mengundang 51 negara pulau dan kepulauan serta sejumlah organisasi internasional. Tahun ini, AIS Forum 2023 mengusung tema “Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future”. Agenda pertemuan tersebut akan berfokus kepada tiga aspek penting, yaitu pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, dan mempererat solidaritas antara negara pulau dan kepulauan.
Sebelumnya Pertemuan Tingkat Menteri AIS Forum 2022 juga digelar di Bali. Dosen Univeritas Indonesia Telisa Falianty mengungkapkan bahwa KTT AIS 2023 menjadi momentum menaikan citra bangsa setelah sukses menjadi tuan rumah KTT ASEAN 2023.
“kesuksesan Indonesia menyelenggarakan berbagai konferensi akan semakin meningkatkan citra Indonesia di mata dunia apalagi ini konferensi pertama AIS” kata Telisa.
Diharapkan Keterlibatan Indonesia dalam AIS Forum ini tak lepas dari peran serta aktif Indonesia dalam kancah diplomasi terkait dengan isu-isu kelautan global, melalui berbagai pertemuan internasional. Salah satunya saat penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) Tahun 1982 yang mengukuhkan prinsip negara kepulauan (archipelagic state).
KTT AIS Forum 2023 diharapkan tidak hanya sebuah ajang diskusi semata, melainkan juga akan memberikan dampak konkret dalam menjawab tantangan negara pulau dan kepulauan. Pertemuan itu juga diharapkan dapat menjadi sebuah forum antarnegara pulau dan kepulauan yang berkelanjutan seperti organisasi kawasan lainnya yang telah lebih dulu berdiri.
Telisa menambahkan bahwa kontribusi dan peran Indonesia di KTT AIS 2023 sebagai inisiator dalam menangani isu-isu global berkaitan dengan kelautan dan kepulauan.
“Mewujudkan negara kepulauan yang lebih sejahtera dan damai, Indonesia harus berkontribusi nyata menjaga kestabilan ekonomi, sosial dan politik di dunia”ungkap Telisa.
“Peningkatan kerjasama harus disosialisasikan juga kepada stakeholder di dunia bisnis, masyarakat, media agar dapat terealisasi dan dirasakan manfaatnya di lapangan” tambah Telisa.