JAKARTA — Guru Besar di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM), Haslina menjelaskan bahwa gagasan dan juga seluruh kebijakan dari Ganjar Pranowo mengenai pertanian memang selama ini telah teruji.
Bukan hanya teruji, namun pakar tersebut juga menilai bahwa gagasan yang dimiliki oleh pemimpin berambut putih itu layak untuk diterapkan secara nasional.
Ganjar Pranowo juga dianggap telah sangat berhasil untuk menangani berbagai macam persoalan di sektor pertanian mulai dari hulu hingga hilir.
Prof. Haslina memandang bahwa dalam kepemimpinan mantan Gubernur Jateng itu selama dua periode, mampu menjadikan Jawa Tengah berhasil melakukan swasembada beras dan juga mendorong diversifikasi pangan serta menjaga kestabilan harga produk pertanian.
“Itu bisa dilakukan Pak Ganjar di Indonesia. Apa yang terjadi di Jateng merupakan contoh baik. Dari ketahanan pangan, stabilitas harga terjaga dengan baik, perluasaan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan,” katanya.
“Pemberdayaan masyarakat miskin juga berjalan dengan baik” lanjutnya.
Pakar tersebut juga meyakini bahwa jika memang Ganjar Pranowo bisa terpilih sebagai Presiden RI kedelapan, maka dirinya akan menyukseskan ketahanan pangan di Tanah Air.
“Sukoharjo berhasil surplus tinggi dalam produksi serealia, umbi-umbian, dan beras. Harapannya surplus tersebut bisa terjadi di seluruh daerah Indonesia,” ujarnya.
Selama dua periode kepemimpinan Ganjar Pranowo di Jateng, dirinya juga berhasil mengilhami sistem ekonomi sirkular melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Program tersebut dilaksanakan oleh pemimpin kelahiran Kabupaten Karanganyar itu dengan melibatkan pemanfaatan SDA termasuk gas rawa, biogas, PLTMH, PLTS dan berbagai teknologi lain.
Untuk instalasi gas rawa sendiri, telah dihubungkan ke setiap pemukiman warga sehingga signifikan mengurangi konsumsi LPG.
Kepala Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Eko Purwanto mengungkapkan rasa terima kasihnya akan program Ganjar Pranowo.
“Sangat menggembirakan karena ini lebih mudah dan ekonomis. Harga LPG di sini bisa mencapai Rp 23 ribu per tabung dan sulit ditemukan,” katanya.
Sebelumnya, dalam Rakernas keempat PDI Perjuangan, pemimpin berusia 54 tahun itu menyebutkan bahwa sektor pertanian dan perikanan mampu menjadi solusi Indonesia keluar dari jebakan ekonomi pendapatan menengah.
Pasalnya, kini sektor pertanian dan perikanan saja mampu menyumbang hingga 11 persen PDB dan potensi itu masih bisa ditingkatkan lagi.
“Kalau kita mau konsisten, maka PDB yang kita sumbang dari sektor ini kurang lebih Rp3.000 triliun dengan peningkatan nilai tambah produk. Dan ini akan bisa jadi salah satu jalan Indonesia untuk keluar dari jebakan ekonomi pendapatan menengah,” ujar Ganjar.