Bali – Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi/KTT (High Level Meeting) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023, untuk pertama kalinya digelar setelah direncanakan selama tujuh tahun sebelumnya.
“Indonesia dilihat memiliki banyak best practices, kita tidak mau menyimpan hanya untuk kebutuhan sendiri, tapi kita ingin membuat gerakan global dimana solusi atas permasalahan negara pulau dan kepulauan bisa kita gerakan dari penjuru dunia. Harapannya, gerakan ini jadi lebih masif dan akhirnya negara pulau dan kepulauan dapat menghadapi tantangan bersama-sama,” jelas Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kemenko Marves, Sora Lokita.
Dia juga mengingatkan kembali tujuan pembentukan ASEAN pada 56 tahun silam, yakni mewujudkan kawasan damai dan sejahtera.
Terkait tujuan atas diselenggarakan KTT AIS Forum, dijelaskan bahwa KTT AIS Forum merupakan ide dan inovasi yang digerakan oleh Indonesia.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong menuturkan, pada awalnya ide KTT AIS Forum diinisiasikan pada 2017 dengan dasar tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara kepulauan. Tidak hanya permasalahan perubahan iklim, pengembangan potensi ekonomi biru, namun permasalahan konektivitas, pemberdayaan masyarakat pesisir, dan pencemaran laut.
“Dengan adanya forum itu, diharapkan kepala negara pulau dan kepulauan akan hadir dan sampai saat ini sudah ada 30 pejabat negara yang sudah konfirmasi akan menghadiri KTT AIS Forum,” jelas Usman Kansong.
Sementara itu, Project Coordinator Sekretariat AIS Forum, Riny Modaso mengatakan, pelaksanaan KTT ini nantinya akan menjadi platform yang strategis untuk memperkuat program konkrit AIS Forum di berbagai bidang di seluruh negara pulau dan negara kepulauan.
“AIS Forum terus berdedikasi untuk memfasilitasi kerja sama dan inovasi antar negara pulau dan kepulauan, dengan kegiatan mendatang yaitu KTT Pertama di Bali, yang akan menandai momen bersejarah dalam perjalanannya sebagai sebuah forum global,” ujar Riny.
Pada kesempatan berbeda, Jodi Mahardi selaku Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenko Marves juga menekankan tentang perlunya negara-negara AIS menguatkan komitmen dan solidaritas dalam menghadapi tantangan bersama.