Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ke bacapres PDIP, Ganjar Pranowo agar kedaulatan pangan menjadi fokus untuk pertama kalinya ketika terpilih menjadi presiden.
Hal ini disampaikannya saat berpidato di Rakernas IV PDIP yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat (29/9/2023).
Awalnya, Jokowi membeberkan adanya puluhan negara di dunia tidak mau untuk mengekspor pangan.
“Ada Uganda, Bangladesh, Pakistan, Rusia, India. Dan Myanmar terakhir masuk lagi untuk tidak mengekspor bahan pangannya,” ujarnya dikutip dari YouTube PDI Perjuangan.
Jokowi menilai jika kebijakan seperti ini diteruskan oleh negara-negara lain, maka akan berdampak kepada lonjakan harga pangan di dalam negeri.
“Betapa nantinya kalau diterus-teruskan, ini akan semua harga bahan pokok pangan akan naik,” katanya.
Jokowi pun setuju terkait pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terkait kebijakan pangan bagi Indonesia seperti setop impor pangan.
Adapun pernyataan Megawati soal pangan itu disampaikannya pula di kesempatan yang sama.
“Sehingga sekali lagi saya sangat setuju apa yang dikatakan tadi oleh Ibu Ketua Umum, Bu Mega, semuanya setuju,” kata Jokowi.
Lalu, Jokowi juga setuju dengan pernyataan Ganjar Pranowo soal pangan yang juga disampaikannya dalam Rakernas tersebut.
Bahkan, sambungnya, Ganjar diminta untuk berfokus terkait kedaulatan pangan jika terpilih menjadi presiden mendatang.
“Dan lebih setuju lagi apa yang disampaikan calon presiden, Pak Ganjar Pranowo. Tadi saya bisik-bisik ke beliau ‘Pak, nanti habis dilantik, besoknya langsung masuk ke kedaulatan pangan,” jelas Jokowi.
“Nggak usah lama-lama, perencanannya disiapkan sekarang. Begitu dilantik, langsung kerja di kedaulatan pangan,” katanya.
Jokowi pun kembali menegaskan bahwa kedaulatan pangan bagi Indonesia itu penting berkaca dari fenomena negara-negara di dunia menyetop ekspor pangan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta pun menegaskan bahwa Ganjar dapat menanggulangi masalah pangan tersebut.
“Dan saya yakin, Pak Ganjar mampu menyelesaikan ini,” katanya.
Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia akan bertambah mencapai 310 juta pada tahun 2030.
“Karena pertumbuhan penduduk kita 1,25 persen. Kenaikannya per tahun,” katanya.