Jakarta – Presiden Joko Widodo secara resmi membuka ASEAN-Indo-Pacific
Forum (AIPF) di Jakarta pada hari Selasa, 5 September 2023, dan memuji acara regional perdana tersebut sebagai implementasi nyata ASEAN outlook on Indo-Pacific (AOIP) serta upaya memperkuat ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia
“Kami merasa terhormat untuk menyambut Anda dalam Forum ASEAN-Indo-Pasifik,” ucap Jokowisaat menyambut para tamu yang terdiri dari para pemimpin sepuluh negara anggota ASEAN dan perwakilan dari negara-negara kawasan lainnya.
ASEAN outlook on the Indo-Pacific (AOIP) mempunyai pandangan bahwa kawasan Asia-Pasifik danSamudra Hindia, bukan hanya sebagai ruang teritorial yang berdekatan namun sebagai kawasan yang terintegrasi dan saling berhubungan erat, di mana ASEAN memainkan peran sentral dan strategis dalam dialog dan kerja sama serta menempatkan pentingnya domain dan perspektif maritim dalam arsitektur regional yang sedang berkembang.
Negara-negara non-ASEAN yang menghadiri upacara pembukaan tersebut adalah Tiongkok, Jepang, Australia, Korea Selatan, Kanada, Timor Leste, India, Inggris, dan Selandia Baru.
Forum yang merupakan Flagship event dalamKTT ASEAN dan Asia Timur ini berlangsung selama dua hari hingga Rabu di Hotel Mulia, Jakarta. Acara ini diadakan setelah pandemi Covid-19 yang berdampak buruk pada perekonomian global.
“Di tengah melemahnya perekonomian dunia, perekonomian ASEAN terbukti tangguh dan terus tumbuh melampaui pertumbuhan perekonomian global di kawasan lain,” ujarnya.
Wilayah ini memiliki populasi penduduk sebanyak 680 juta jiwa yang menjadi salah satu faktor yang menjadikannya sebagai pasar potensial yang sangat besar dengan peluang investasi yang
menjanjikan.
Namun demikian, Presiden mengakui bahwa wilayah ini telah menghadapi berbagai
tantangan global, termasuk persaingan geopolitik, terutama potensi konflik di kawasan Indo-Pasifik.
“Oleh karena itu, Forum ASEAN-Indo-Pasifik hadir untuk mengubah persaingan di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat,” kata presiden.
“Melalui Forum ini, kita membangun kebiasaan kerja sama dengan formula win-win tanpa ada yang
merasa terabaikan,” tambah Presiden Widodo.
Pertemuan AIPF membahas pada tiga agenda utama, yang berdasarkan pada semangat
kerja sama yang berwawasan ke depan untuk meletakkan landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Agenda tersebut adalah infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh;
pembiayaan berkelanjutan dan inovatif; dan transformasi digital dan ekonomi kreatif.
Ia mengapresiasi negara-negara ASEAN dan mitranya atas dukungan dan kontribusinya terhadap ASEAN-Indo-Pacific Forum yang telah menghasilkan 93 proyek kerja sama senilai US$38,2 miliar dan 73 proyek potensial senilai US$17,8 miliar.
“Ini mencerminkan komitmen kami, yaitu menjalankan apa yang dikatakan. Untuk membangun
Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera, ASEAN akan terus berkolaborasi secara terbuka dan menjalin kerja sama yang inklusif sekaligus memperkuat kepercayaan strategis terhadap IndoPasifik,” ujarnya.
Indonesia memastikan tiga pilar utama keketuaannya di ASEAN 2023 menjadi hasil yang konkret dan bisa diterapkan oleh masing-masing negara anggota dalam jangka panjang.
Indonesia mendorong ASEAN terus menjadi motor stabilitas dan perdamaian kawasan maupun dunia. Apresiasi penuh ditunjukan kepada keberhasilan Indonesia dalam keketuaan ASEAN 2023.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, keberhasilan Indonesia dalam KTT ASEAN menjadi pondasi untuk mempersiapkan berbagai tantangan yang akan dihadapkan oleh ASEAN kedepan.
“Kepemimpinan Indonesia di ASEAN akan digunakan untuk meletakkan fondasi yang kuat bagi visi jangka panjang ASEAN post-2025. Hal ini penting dilakukan untuk mempersiapkan ASEAN menghadapi tantangan jangka panjang. Di sinilah diperlukan penguatan kapasitas dan institusi agar ASEAN lebih agile,” ujar Retno.
Selama mengemban Keketuaan ASEAN 2023 Indonesia memimpin negara-negara ASEAN berkontribusi dan memberi solusi positif bagi dunia di tengah situasi global yang menantang, terutama di sektor ekonomi.
Kesuksesan pelaksanaan KTT ASEAN 2023 di Indonesia merupakan hasil jerih payah para pengampu di Kementerian/Lembaga dan seluruh pihak yang terlibat.
Seperti diketahui, Ada tiga pilar utama dalam tema keketuaan Indonesia “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Pilar pertama adalah ASEAN Matters, dimana ASEAN mampu menghadapi berbagai tantangan dan kemudian menjadi motor menjaga stabilitas dan perdamaian dunia.
“Di sinilah ASEAN perlu meletakkan visi jangka panjang dan memperkuat kapasitas dan kelembagaannya,” ujar Menteri Luar Negeri RI.
Pada pilar kedua Epicentrum of Growth, menunjukan bahwa ASEAN mampu untuk menjadi penggerak perekonomian kawasan dan dunia.
“Maka kita berharap Asia Tenggara ini dapat terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, terutama akan mampu menghadapi external shocks,” lanjutnya.
Pilar ketiga adalah terkait dengan Implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Ditegaskan Retno, pendekatan ASEAN konsisten, ingin membangun kerja sama konkret dan terbuka dengan semua negara untuk menjadikan Indo Pasifik sebagai kawasan damai dan sejahtera.
“Ini sangat penting mengingat semakin tajamnya rivalitas di kawasan Indo-Pasifik,” pungkasnya.