JAKARTA — Lantaran banyak keunggulan yang dimilikinya, termasuk dirinya yang memiliki gagasan sangat cemerlang untuk Indonesia Emas 2045, tidak mengherankan mengapa elektabilitas dari Ganjar Pranowo terus memimpin.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) telah membuat survei terbaru mengenai bagaimana minat dukungan masyarakat kepada para kandidat calon presiden dalam Pilpres mendatang.
Hasilnya, nama Ganjar Pranowo berada pada posisi teratas dalam simulasi pilihan tertutup terhadap tiga nama para kandidat Capres.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menyebutkan bahwa Capres PDI Perjuangan tersebut berhasil mengantongi hingga 35,9 persen suara.
“Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap tiga nama, Ganjar mendapat dukungan 35,9 persen, secara statistik seimbang dengan Prabowo 33,6 persen (selisih suara kurang dari 2x moe). Anies di posisi ketiga dengan dukungan 20,4 persen. Yang belum tahu 10,1 persen,” ujar Deni.
Lebih lanjut, menurutnya angka elektoral yang dimiliki Ganjar ternyata secara konsisten mengalami kenaikan sejak dua tahun terakhir berbeda dengan nama kandidat lain yang masih stagnan atau cenderung turun.
Deni menjelaskan dalam dua tahun terakhir, Mei 2021 ke Agustus 2023, dukungan kepada Ganjar naik dari 25,5 persen menjadi 35,9 persen, sementara Prabowo stagnan dari 34,1 persen menjadi 33,6 persen.
“Dan Anies cenderung turun dari 23,5 persen menjadi 20,4 persen,” ujarnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sosok pemimpin berambut putih itu memiliki banyak sekali pendukung karena memang kualitasnya yang dianggap sangat mumpuni.
Dalam acara Temu Kebangsaan, dirinya menyampaikan berbagai macam gagasannya untuk bisa menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang.
Terdapat tiga poin penting yang dikemukakan oleh Ganjar Pranowo untuk bisa menyongsong Indonesia Emas.
Pertama menurutnya adalah mengenai bagaimana kemakmuran masyarakat di Tanah Air. Poin kemakmuran ini terdiri dari peningkatan listrik per kapita, porsi kapasitas pembangkit terbarukan, hingga akses air minum.
“Listrik per kapita umpama, 3.500 kwh. Porsi kapasitas pembangkit terbarukan 74 persen. Pravalensi ketidakcukupan pangan 21 persen, dan akses rumah tangga terhadap air siap minum mesti 100 persen antara lain,” kata Ganjar di lokasi.
Kemudian hal kedua yang penting adanya peningkatan pada pelayanan kesehatan masyarakat yang bisa meningkatkan usia harapan hidup hingga 80 tahun.
“Prevalensi stunting kita akan capai pada 5 persen dan insidensi tuberkolosis 76 per 100.000 orang. TBC sampai hari ini belum beres, Indonesia siap,” kata Ganjar.
Poin selanjutnya menurut Ganjar adalah terkait dengan pendidikan, yang mana seharusnya riset di Indonesia bisa jauh lebih ditingkatkan lagi.
“Kita punya Rp200 triliun hari ini uang yang kita taruh sebagai endowment fund di LPDP dan itulah riset yang harus kita lakukan,” jelasnya.
“Kita sudah punya BRIN, kita punya kampus-kampus hebat hari ini hadir, kita ada pengusaha-pengusaha hebat dan kita punya mimpi untuk mewujudkan,” kata Ganjar.