Oleh : Naomi Leah Christine )*
Pemilu 2024 tinggal beberapa bulan lagi dan persiapannya semakin dimatangkan. Salah satu hal penting dalam Pemilu adalah memperkuat keamanan, agar tidak ada gangguan dari manapun. Untuk itu makin banyak aparat keamanan yang dikerahkan untuk menghadapi kerawanan dalam Pemilu 2024.
Pemilihan umum (Pemilu) akan diselenggarakan tahun 2024 tetapi wajib disiapkan dari sekarang agar nantinya berjalan dengan baik. Masyarakat berperan besar untuk menciptakan pemilu damai. Perdamaian harus dijaga untuk mensukseskan Pemilu, dan salah satu caranya adalah dengan penjagaan yang ketat.
Penjagaan dari aparat sangat penting karena Pemilu sangat rawan akan masalah keamanan. Antisipasi dilakukan agar tidak ada penyerangan dari penjahat atau kelompok radikal dan teroris.
Menjelang Pemilu 2024 Polda Jawa Tengah mengadakan simulasi bersama dengan Kodam VI/ Diponegoro, dan Pemerintah Daerah Magelang. Latihan digelar di Lapangan Kujon, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin 14 Agustus 2024. Saat latihan ada personel gabungan yang terdiri dari 1.150 personel polisi, 150 personel Brimob Polda Jateng, serta 92 orang dari jajaran TNI dan sejumlah dinas serta instansi di Kabupaten Magelang.
Tidak sekadar menunjukkan sejumlah aksi pengendalian massa seperti dengan penyemprotan air atau menembakkan gas air mata, latihan ini juga memperlihatkan tahapan untuk menghadapi teror bom.
Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi mengatakan, latihan sispam ini untuk mengasah kemampuan setiap personel polisi, TNI, dan pihak terkait lainnya dalam menghadapi segala ancaman dan bahaya yang mungkin mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat selama tahapan pemilu. Setiap personel polisi, TNI, dan semua pihak terkait harus tahu bahwa setiap tahapan pemilu memiliki tingkat kerawanannya masing-masing.
Dalam artian, aparat makin rajin latihan dalam menghadapi berbagai kerawanan dalam Pemilu. Program ini harus sukses, oleh karena itu wajib ada pencegahan dari semua hal yang bisa berpotensi menggagalkannya, termasuk penyerangan dan terorisme.
Latihan yang dilakukan oleh aparat terdiri dari banyak aktivitas. Tak sekadar menggunakan water canon atau gas air mata. Namun aparat keamanan juga dilatih untuk menghadapi serangan dari kelompok radikal dan teroris, yakni dengan menjinakkan bom.
Meski ada Densus 88 yang merupakan satuan tugas spesialis anti terorisme, tetapi aparat juga wajib untuk latihan menjinakkan bom. Hal ini untuk berjaga-jaga saat ada ancaman bom sehingga bisa segera diatasi, sambil menunggu kedatangan pasukan Densus 88.
Antisipasi serangan bom wajib dilakukan karena untuk mencegah adanya serangan dari kelompok radikal dan teroris. Mereka bisa saja mengebom atau menyerang dengan senjata tajam saat Pemilu atau pada masa kampanye. Pencegahan wajib dilakukan karena Pemilu dihadiri banyak orang, dan nyawa mereka harus dilindungi dari segala macam penyerangan.
Kelompok radikal dan teroris selama ini membenci semua program pemerintah, termasuk Pemilu. Mereka melakukan penyerangan untuk menggagalkan Pemilu, karena pemerintah dianggap sebagai musuh. Oleh karena itu perlu ada pencegahan dari serangan teroris oleh aparat keamanan.
Sementara itu, Polri tengah melakukan kesiapan serta penyusunan terkait dengan pelaksanaan “Operasi Mantap Brata Tahun 2023-2024“, yang akan dilaksanakan oleh Mabes Polri dan Satwil dengan didukung oleh TNI, instansi terkait dan mitra kamtibmas lainnya dalam rangka pengamanan tahap inti Pemilu 2024.
Karopenmas Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan menyatakan bahwa tujuan operasi “Mantap Brata” 2023-2024”, yaitu terpeliharanya kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat pada setiap tahapan pemilu guna menjamin pelaksanaan pesta demokrasi rakyat yang langsung, umum, bebas dan rahasia.
Adapun susunan jumlah satgas Mantap Brata yang tergabung dalam operasi itu, dijelaskan Brigjen Pol Ramadhan, yakni Mabes Polri sebanyak 9 satgas, satgas Polda sebanyak 7 satgas dan Satgas Polres sebanyak 6 satgas.
Lebih lanjut, Brigjen Pol. Ramadhan menyebutkan bahwa satgas tersebut terdiri dari beberapa bagian. Satgas tersebut terdiri dari Satgas Preemtif, Satgas Preventif, Satgas Kamseltibcarlantas, Satgas Gakkum, Satgas Humas hingga Satgas Banops
Pengamanan jelang Pemilu makin diperketat dan baik personel TNI dan Polri melakukan berbagai cara, termasuk latihan dan operasi Mantap Brata. Dengan operasi ini maka diharap situasi jadi lebih aman. Pemilu 2024 berlangsung tanpa ada serangan apapun, baik pengeboman, penyerangan dengan senjata tajam, pelemparan bom Molotov, atau serangan lain.
Satgas-satgas yang diterjunkan oleh Polri bekerja keras untuk mengamankan Pemilu 2024, sejak masa kampanye sampai selesainya masa pemilihan, bahkan sampai ke hari pengumuman presiden dan wakil presiden. Pengamanan wajib diperketat untuk mencegah terjadinya kejahatan dan hal-hal yang tidak diinginkan.
Aparat keamanan baik dari TNI dan Polri dikerahkan untuk mengamankan Pemilu 2024 dan mencegah berbagai serangan, baik dari penjahat maupun kelompok teroris. Aparat melakukan latihan mulai dari cara menggunakan water canon sampai menjinakkan bom. Polri juga mengadakan operasi agar mengamankan Pemilu sampai selesai.
)* Penulis adalah kontributor pada Lembaga Media Inti Nesia