Oleh : Saby Kossay )*
Karena terkendala dengan faktor cuaca yang sangat ekstrem hingga adanya medan yang sulit untuk dijangkau, namun sama sekali tidak menyurutkan bagaimana komitmen kuat dari Pemerintah RI untuk bisa memastikan dan melakukan penyaluran bantuan pangan atau logistik kepada seluruh warga korban terdampak bencana kekeringan di Puncak Papua, serta di sisi lain juga terus mengupayakan perlindungan secara maksimal dari adanya ancaman keamanan KST Papua.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam RI), Mahfud MD menyatakan bahwa terdapat kendala akan upaya pengiriman bantuan yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia ke sejumlah distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah yang kini tengah mengalami bencana berupa kekeringan dan juga kelaparan.
Dirinya menyebutkan bahwa kendala itu ternyata adalah terletak pada adanya faktor cuaca dan medan. Meski adanya kedua kendala tersebut, namun nyatanya pihak pemerintah dengan sejumlah lembaga dan kementerian terkait, termasuk juga dengan jajaran aparat keamanan personel gabungan seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN), dibantu pula oleh pihak Pemerintah Daerah (Pemda) setempat telah mempersiapkan bantuan dengan sangat optimal dan maksimal.
Bantuan yang disalurkan kepada seluruh korban terdampak bencana kekeringan di Kabupaten Puncak Papua itu terus diberikan atau disalurkan oleh pemerintah tidak peduli bagaimanapun caranya dan apapun yang menghambat serta menjadi kendala, utamanya menanggapi masa tanggap darurat seperti ini.
Diketahui bahwa memang kendala yang terjadi tatkala penyaluran bantuan logistik atau pangan kepada para korban bencana kekeringan itu adalah dikarenakan cuaca yang ekstrem serta medan yang sangat sulit untuk dijangkau, sehingga hanya bisa dimasuki oleh pesawat kecil saja.
Bahkan, kadangkala cuaca bisa langsung berubah secara mendadak, sedangkan di sisi lain pesawat yang bisa masuk ke sana merupakan pesawat kecil karena hanya memiliki landasan sepanjang 600 meter saja. Untuk pesawat kecil sendiri, tentu tidak akan bisa terbang secara sembarangan karena juga sangat bergantung dengan bagaimana kondisi dan situasi cuaca di wilayah itu.
Bukan hanya karena cuaca yang sangat ekstrem dan sesaat bisa langsung berubah saja, namun kendala lain adalah pada medan yang sulit untuk ditempuh. Pasalnya, bantuan yang tadinya sudah dikirimkan melalui jalur udara, harus tetap menempuh jalur darat terlebih dahulu. Meski begitu, Pemerintah RI tetap memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus melakukan pendistribusian bantuan dengan berbagai cara.
Gambaran mengenai kondisi medan di sana adalah, ketika bantuan pangan dan logistik itu sudah berhasil mendarat, harus pula disalurkan melalui jalur darat, yang mana harus melewati berbagai kampung yang terjang dengan ada pula yang berada di ketinggian. Seluruhnya tetap harus diantarkan meski dengan berpencar, bantuan itu dipikul, digendong dan dengan cara lainnya supaya bisa sampai ke tempat paling terpencil sekalipun.
Selain itu, Pemerintah RI juga telah memastikan bahwa sama sekali tidak ada gangguan atau ancaman yang terdapat dari Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua dalam upaya penyaluran bantuan tersebuut. Pasalnya, seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan sendiri sudah melakukan penjagaan dengan sangat ketat dan maksimal pula di berbagai distrik.
Terlebih, di sana juga telah terjadi kesepakatan antara banyak pihak seperti Penjabat (Pj) Gubernur, Bupati, TNI, tokoh adat, tokoh agama hingga tokoh masyarakat yang telah bersepakat untuk bisa menjamin keamanan hingga turut menjaga agar setiap bantuan yang disalurkan kepada masyarakat korban bencana kekeringan itu bisa sampai dengan aman dan diantarkan secara langsung ke masyarakat hingga mampu setiap bantuan tersebut mendarat ke distrik dengan selamat.
Sementara itu, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana Yudo Margono juga menegaskan bahwa memang sama sekali tidak ada gangguan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua yang menghambat adanya upaya pemerintah untuk melakukan pendistribusian bantuan pangan atau logistik kepada seluruh warga terdampak bencana kekeringan di Puncak Papua.
Seluruh aparat keamanan dari personel gabungan TNI, Polri dan BIN pun semuanya telah sangat bersiaga untuk bisa mengawal pendistribusian bantuan untuk warga terdampak bencana kekeringan dengan sangat maksimal, sehingga membuat pihak gerombolan separatis tidak akan berani dan tidak bisa melakukan gangguan.
Hambatan yang disebutkan bukanlah berasal dari pihak lain seperti adanya gangguan ancaman keamanan yang dilakukan oleh KST Papua, namun hambatan tersebut dikarenakan cuaca yang sangat ekstrem seperti musim dingin dan juga kabut yang sangat tebal. Namun, tidak menyurutkan upaya penyaluran bantuan dan kini beberapa diantara mulai diterima oleh masyarakat.
Komitmen kuat yang dimiliki oleh Pemerintah RI dan seluruh pihak termasuk para aparat keamanan untuk terus menyalurkan bantuan pangan atau logistik meski terdapat kendala berupa cuaca ekstrem dan medan yang sulit ditempuh, serta di sisi lain terus pula menjamin keamanan warga Papua dari ancaman KST memang patut untuk diberikan apresiasi yang sangat besar.
)* Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta