Oleh : Gannendra Bramanty )*
Ganjar Pranowo baru-baru ini telah meraih Penghargaan Satyalencana Wira Karya, lantaran berkat dirinya dan tim Pemprov, Jawa Tengah berhasil menurunkan angka stunting atau gizi buruk.
Stunting atau gizi buruk menjadi masalah penting di suatu wilayah khusunya bagi generasi penerus bangsa. Penurunan angka stunting di suatu daerah juga menjadi tanggung jawab pemimpin daerah setempat agar lebih memperhatikan warganya. Tingkat prevalensi stunting nasional saat ini masih ada di angka 21,6 persen. Pada tahun 2024 mendatang, pemerintah memiliki target untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen.
Mengenai hal tersebut, daerah Jawa Tengah sudah berhasil menurunkan angka stunting sejak kepemimpinan Ganjar Pranowo. Berdasarkan data yang merujuk Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) pada tahun 2018 stunting di Jawa Tengah sekitar 24,4 persen. Kemudian di tahun 2019 turun menjadi 18,3 persen, tahun 2020 turun kembali menjadi 14,5 peren, tahun 2021 turun lagi menjadi 12,8 persen hingga tahun 2022 menjadi 11,9 persen.
Penurunan tersebut bukan semata-mata tanpa usaha, hal tersebut justru berkat program yang diberikan oleh Sang Gubernur yakni ‘Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng’, ‘Jo Kawin Bocah’ dan ‘One Student One Client’.
Melalui program barunya, Ganjar memperhatikan penambahan gizi bagi ibu-ibu hamil dan memberikan asupan gizi yang baik. Dirinya mengatakan bahwa program ‘Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng’ itu diperuntukkan kepada ibu hamil mulai dari pemeriksaan, pemberian asupan gizi, kontrol berkelanjutan, hingga anak lahir dan pemberian ASI eksklusif.
Kendati demikian, Ganjar sudah yakin bahwa kasus stunting di daerah yang dipimpinnya ini bisa terus menurun dan dirinya mengakui bahwa untuk menurunkan 3-4 persen bukanlah hal yang sulit.
Berkat penurunan stunting tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berhasil meraih penghargaan Satyalencana Wira Karya sebagai pengakuan dalam upaya penurunan angka stunting atau gizi buruk pada anak di Jawa Tengah.
Penghargaan Satyalencana Wira Karya tersebut diberikan oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023 pada Kamis, 6 Juli 2023.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2023 Penghargaan tersebut diberikan kepada Ganjar, H Sahbirin Noor selaku Gubernur Kalimantan Selatan, dan Herman Deru selaku Gubernur Sumatera Selatan.
Selama empat tahun terakhir, Capres 2024 itu sudah berhasil menurunkan angka stunting di Jawa Tengah secara signifikan bersama dengan Istrinya, Siti Atikoh selaku Ketua Tim Penggerak PKK yang dinilai sangat kompak dalam berkolaborasi menurunkan gizi buruk di Jateng.
Bukan hanya Ganjar Pranowo saja, Siti Atikoh selaku istrinya juga mendapatkan penghargaan dari BKKBN lantaran dinilai sudah berhasil memimpin TP PKK Jawa Tengah dan secara aktif membina keluarga serta turut mendampingi ibu-ibu.
Atas kerja kerasnya itu, Ganjar menyampaikan rasa terima kasih kepada rekan-rekan yang turut terlibat dalam menurunkan angka stunting Jawa Tengah termasuk, keterlibatan swasta, BUMN, dan BUMD. Ia mengaku bahwa hasil yang diperolahnya ini merupakan sebuah gotong royong yang bagus dan akan terus digenjot semi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah yang lebih baik.
Diketahui bahwa, Ganjar Pranowo tidak hanya memberikan program di satu sektor saja, melainkan juga di sektor-sektor lainnya seperti memperhatikan pendidikan anak-anak hingga remaja, sektor kesehatan, sektor ekonomi.
Sebelumnya, Ganjar mendapatkan banyak pencapaian dan penghargaan seperti Penghargaan Pembangunan Daerah dari Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2023, bahkan dalam satu tahun terakhir dirinya membawa Jawa Tengah mendapatkan setidaknya 30 penghargaan.
Dalam berbagai kesempatan, tidak lupa Ganjar selalu menyebut bahwa hasil kerja kerasnya selama ini juga berkat kawan-kawannya di Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, Bupati/Walikota, dan masyarakat Jateng itu sendiri.
Gubernur berambut putih itu juga selalu menyampaikan bahwa dirinya akan selalu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Jawa Tengah dan membawa Provinsi yang dipimpinnya menjadi lebih baik dan maju.
Dari berbagai penghargaan dan perhatiannya terhadap masyarakat, pemimpin Jawa Tengah berambut putih itu diberikan kesempatan yang lebih besar untuk maji menjadi Calon Presiden ke-8 Indonesia yang diusung oleh Partai PDIP. Mengingat memang hasil yang dicapai bukan main-main, sudah selayaknya ia dianggap mumpuni memimpin wilayah yang lebih besar lagi.
Penghargaan yang didapatkannya ini menjadi sebuah batu loncatan yang nantinya akan ia gunakan untuk cakupan dan tanggung jawab yang lebih besar. Hasil nyata yang diberikan berhasil membawa Provinsi Jawa Tengah bersaing menjadi lebih baik dengan Provinsi lainnya, bahkan di beberapa kesempatan menjadi lampu sorot bagi yang lainnya.
Terlebih mengenai stunting atau gizi buruk, merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap pemimpin daerah, bagaimana tidak jika masalah tersebut tak kunjung diperhatikan dan diatasi maka akan menjadi masalah utama penerus bangsa. Untungnya, persoalan ini langsung ditanggapi dengan cepat dan tak diremehkan, sehingga ancaman mengenai generasi penerus bangsa terselesaikan satu persatu.
)* Penulis adalah kontributor Jendela Baca Institute