Oleh : Dina Kahyang Putri )*
Pemilihan umum (Pemilu) ajang di mana rakyat memilih sendiri presidennya, dan juga anggota legislatif. Pemilu berlangsung dengan meriah. Terlebih ketika rakyat bisa memilih calon presiden (Capres) dan partai sendiri. Masyarakat berjanji akan selalu menjaga persatuan dan kerukunan jelang Pemilu 2024, dan menjalankan Pemilu yang damai dan bebas hoaks.
Pemilu 2024 rencananya akan diselenggarakan tanggal 14 Februari 2024. Namun jangan sampai masyarakat bertikai di media sosial karena terlalu fanatik mendukung partai dan capres tertentu saat kampanye sampai pasca Pemilu. Seharusnya kejadian ini tidak boleh terulang lagi pada Pemilu mendatang.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengimbau warganya untuk tidak bertengkar selama Pemilu. Jangan sampai beda warna (beda pilihan) jadi bertikai. Bahkan, ada antar kampung yang berkelahi. Seperti saat Pemilu yang lalu, kedua calon presidennya akur. Namun warga justru bertengkar.
Dalam artian, masyarakat harus menjaga kerukunan dan persatuan jelang dan selama Pemilu 2024 mendatang. Jangan sampai terjadi ajang pertengkaran dan memicu pertikaian. Perbedaan pilihan adalah hal yang biasa di negara demokrasi dan tidak perlu diperdebatkan, apalagi sampai bermusuhan selama bertahun-tahun.
Perdamaian juga harus dijaga karena masa kampanye bisa meningkatkan emosi dan membuat situasi makin panas. Oleh karena itu masyarakat harus ingat agar Pemilu dan pra Pemilu dijalankan secara damai. Padahal para capres tidak bertikai tetapi pendukungnya bertengkar, baik di dunia nyata maupun dunia maya dan masyarakat mencegah agar kejadian ini tidak terulang lagi.
Jika berkaca dari Pemilu tahun 2014 dan 2019 terjadi permusuhan di dunia maya dan situasi sangat panas sampai ada julukan buruk dari masing-masing kubu pendukung capres kala itu. Jangan sampai hal ini terulang karena seharusnya masyarakat sudah dewasa dan meninggalkan permusuhan. Pemilu harus jurdil (jujur dan adil) serta menegakkan perdamaian di Indonesia.
Permusuhan wajib dihapuskan karena bisa dimanfaatkan oleh provokator maupun oknum yang ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jangan sampai ada kekacauan sosial gara-gara ulah mereka. Oleh karena itu masyarakat wajib berperan besar untuk menciptakan Pemilu damai, agar tidak ada kerusuhan yang berujung pada tawuran dan bisa memakan korban.
Dalam mensukseskan Pemilu 2024 memang diperlukan komitmen semua pihak untuk menjaga kerukunan dan perdamaian. Dibutuhkan juga dukungan dari masyarakat, kementerian dan aparat keamanan agar Pemilu berjalan dengan lancar dan damai. Jika Pemilu lancar maka akan menguntungkan karena tidak ada drama kecurangan atau bahkan tragedi memilukan yang mengiringi prosesi Pemilu 2024.
Direktur Binmas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Badya Wijaya menyatakan bahwa umat beragama di Jakarta wajib untuk menjaga kerukunan menjelang Pemilu 2024. Masyarakat harus sadar untuk menjaga persatuan walaupun beda dalam pilihan. Saat Pemilu agar menggunakan hak pilihnya dan tidak boleh ada yang golput (golongan putih).
Masyarakat harus selalu mengingat untuk menjaga kerukunan, persatuan, dan perdamaian ketika Pemilu. Caranya dengan menjaga diri, baik di dunia nyata maupun dunia maya, dan tidak membuat status yang mencurigakan atau menyerang pihak lain. Jangan sampai media sosial jadi panas saat dan setelah Pemilu gara-gara fanatisme yang berlebihan terhadap satu capres atau calon legislatif tertentu.
Fanatisme yang berlebihan memunculkan cinta buta dan hal ini tidak baik serta tidak sehat bagi kondisi psikis masyarakat, baik pendukung capres maupun yang bukan pendukungnya. Memiliki rasa cinta boleh saja tetapi jangan keterlaluan sampai menuduh capres lain berbuat buruk atau mengorek kesalahan-kesalahannya. Masyarakat perlu diingatkan untuk menjaga perdamaian, bukannya mengobarkan permusuhan.
Masyarakat wajib diingatkan untuk menjaga perdamaian sebelum dan sesudah Pemilu, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Jangan mentang-mentang ‘hanya’ dunia maya lalu ada yang memaki-maki capres lain seenaknya sendiri. Penyebabnya karena ia bisa kena UU ITE gara-gara statusnya di media sosial dan dicap provokator oleh netizen lain.
Sementara itu, Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi meminta seluruh warga Kota Yogyakarta untuk ikut bekerjasama dalam menciptakan Pemilu 2024 yang damai dan penuh dengan kerukunan. Ia berharap dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak diwarnai politik agama, SARA serta politik uang.
Pemerintah berupaya menciptakan kondisi aman dan nyaman saat penyelenggaraan Pemilu 2023-2024. Pesta demokrasi akan terhindar dari politik uang, informasi hoaks, dan partisipasi pemilih sesuai dengan kemauan.
Dalam artian, menjelang pemilu masyarakat harus mewujudkan perdamaian dengan cara menghindari hoaks. Penyebabnya karena pengaruh hoaks sangat besar dan bisa menyesatkan pemikiran warga, terutama yang masih awam. Jika ada hoaks pemilu maka akan sangat merugikan dan membuat pemerintah pusat dan pemerintah daerah pusing, karena masyarakat akan menuduh yang bukan-bukan.
Masyarakat wajib menjaga perdamaian, kerukunan, dan persatuan jelang Pemilu 2024. Jangan malah bertikai di dunia nyata dan dunia maya hanya karena perbedaan pilihan capres dan partai. Perbedaan adalah hal biasa di negara demokrasi dan tiap orang wajib menghormati pilihan politik orang lain.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute