Oleh : Naufal Putra Bratajaya)*
Seluruh masyarakat hendaknya wajib menolak dengan tegas adanya praktik politisasi identitas dan juga politisasi tempat ibadah. Maka dari itu, sangat penting terjalinnya silaturahmi dari lintas agama, lintas etnis hingga lintas tokoh masyarakat untuk semakin menjalin kuat tali persaudaraan antar masyarakat di Tanah Air.
Terkait hal tersebut, sejumlah tokoh lintas agama dan juga para tokoh lintas etnis di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menolak adanya praktik politik identitas serta politisasi tempat ibadah yang mungkin saja berpotensi untuk dilakukan oleh sejumlah oknum peserta hajatan pesta demokrasi kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Komitmen kuat tersebut bahkan juga telah diwujudkan dalam sebuah naskah komitmen bersama, sehingga menjadi sebuah komitmen tertulis yang resmi dan bukan hanya sekedar diucapkan melalui lisan saja. Naskah komitmen itu dibacakan oleh para tokoh agama di Kabupaten Sanggau.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang secara bersama-sama seluruh elemen masyarakat termasuk juga para tokoh agama dan tokoh etnis harus mampu terus meningkatkan dan membangun sinergitas secara kompak dalam rangka untuk benar-benar bisa menolak adanya praktik politik identitas dan juga politisasi agama di rumah ibadah.
Kegiatan pembacaan naskah komitmen untuk menolak praktik politik identitas dan politisasi tempat ibadah tersebut diinisiasi langsung oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan dihadiri oleh sebanyak 70 orang peserta.
Peserta yang hadir terdiri dari banyak sekali lintas elemen masyarakat di sana, mulai dari tokoh agama, tokoh organisasi masyarakat (ormas), para tokoh pemuda serta dari pihak Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sanggau, Kepolisian Resort (Polres) Sanggau yang diwakilkan oleh Kepala Urusan Pembinaan Operasi Pembinaan Masyarakat (KBO Binmas) Polres Sanggau, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sanggau dan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sanggau.
Dengan hadirnya semua pihak dari lintes elemen masyarakat tersebut, menandakan bahwa sejatinya masyarakat sangat menginginkan adanya sebuah perhelatan Pemilu pada tahun 2024 mendatang yang bisa terbebas dari adanya praktik politik identitas dan juga dari politisasi rumah ibadah.
Ketua FKUB Kabupaten Sanggau, Pendeta Suyono Asun menyatakan kegiatan silaturahmi antar elemen masyarakat, khususnya oleh seluruh umat dan tokoh lintas agama serta lintas etnis itu memang sebuah hal yang sangat penting untuk bisa dilakukan karena sebagai bentuk nyata kepedulian dari FKUB terkait pelaksanaan Pemilu 2024.
Sudah menjadi kewajiban bersama dan juga menjadi tanggung jawab yang hendaknya bisa dipikul secara bersama-sama pula, khususnya untuk pihak FKUB, yakni mendukung perhelatan Pemilu 2024 mendatang bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya gangguan. Terutama kemungkinan ancaman potensi yakni berupa gesekan antar masyarakat secara horizontal sebagai akibat dari adanya praktik politik identitas melalui politisasi rumah ibadah.
Masyarakat juga telah berkomitmen secara kuat dan memiliki kesepakatan secara bersama-sama yakni dengan tegas menyatakan bahwa tempat ibadah bukanlah sebuah tempat yang layak untuk digunakan sebagai praktik politik praktis atau sebagai sebuah panggung ajang untuk berkampanye dari para peserta Pemilu.
Kesadaran akan bagaimana sakralnya rumah ibadah yang hendaknya hanya diperuntukkan bagi masyarakat melakukan segala jenis kegiatan peribadatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan tersebut memang merupakan kesadaran yang wajib dimiliki oleh semua pihak.
Harus ada sebuah pemisahan yang jelas antara kepentingan politik praktis yang hanya bertujuan untuk mendulang suara dari masyarakat dan menarik simpati publik semata, dengan kepentingan seluruh umat. Pasalnya, dengan adanya kesadaran yang jelas tersebut, maka tidak akan merusak keharmonisan yang sudah terjalin selama ini di masyarakat dan tidak menimbulkan adanya potensi gesekan horizontal yang justru sangat mengancam stabilitas keamanan dan juga mengancam kesatuan serta persatuan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Sanggau, Alipius memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas komitmen kuat yang telah digelorakan oleh segenap elemen bangsa dari lintas sektor, mulai dari para tokoh agama, tokoh antar etnis hingga tokoh ormas untuk benar-benar menolak adanya politik identitas dan politisasi rumah ibadah tersebut.
Maka dari itu, menjadi sangat penting pula adanya silaturahmi yang hendaknya senantiasa bisa terus terjalin dengan baik antar lintas sektor agama, antar lintas etnis hingga lintas ormas di masyarakat sendiri. Ketika silatrahmi tersebut sudah terjalin baik, maka diharapkan ke depannya masyarakat juga akan menjadi semakin sadar dan bisa bersama-sama menolak adanya praktik politik identitas dengan politisasi di tempat ibadah.
)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Inti Media