Jakarta – Dinamika politik yang semakin tinggi jelang Pemilu 2024 harus benar-benar diantisipasi oleh semua pihak agar tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat. Karena itu, dibutuhkan penguatan vaksin ideologi Pancasila agar keutuhan bangsa tetap terjaga.
Pemerhati isu strategis nasional dan global Prof. Imron Cotan menungkapkan bahwa Pancasila sudah diuji oleh berbagai benturan ideologi seperti ekstrem kiri dan ekstrem kanan, bahkan ideologi liberal, dan Pancasila berhasil yudisium, lulus dengan summa cumlaude.
Hal tersebut disampaikan Prof Imron dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pancasila: Dinamika dan Tantangan yang Dihadapi?” yang digelar Moya Institute di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis (25/5).
Tidak hanya itu, Prof. Imron mengingatkan agar masyarakat senantiasa menjaga Pancasila dari berbagai ancaman agar Indonesia tidak menjadi negara gagal.
“Kalau tidak bangsa gagal mempertahankan daya lenturnya dan terus digempur, dihantam setiap saat dengan politik pecah belah, eksistensi Pancasila terancam dan Indonesia berpotensi menjadi negara gagal,” ujarnya
Kemudian, mantan Dubes Australia dan Tiongkok itu mengutip pernyataan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin agar semua pihak meninggalkan politik pecah belah.
Selain itu, Prof Imron juga menekankan imbauan bakal calon presiden Ganjar Pranowo agar para calon presiden tidak saling menjelekkan satu sama lain.
“Jika ‘wisdom’ ini juga diikuti oleh seluruh capres-cawapres dan para kontestan pemilu lainnya, maka daya lentur Pancasila di dalam meredam dinamika politik lima tahunan akan akan tetap terjaga” tuturnya.
Dia pun berpesan agar kelompok-kelompok tertentu tidak mencoba-coba untuk menguji kemampuan Pancasila. Pasalnya, Pancasila sebagai ideologi bangsa telah mampu memoderasi seluruh perbedaan yang ada.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto menegaskan Indonesia tetap dan terus membutuhkan Pancasila sebagai vaksin ideologi untuk menjaga keutuhan bangsa
“Setelah ancaman pandemi Covid-19 selesai, ancaman Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme (IRT) juga sangat berbahaya. Sudah banyak temuan yang menunjukkan beberapa lembaga dan masyarakat yang terpapar ancaman ini,” ujar Sidarto.
Senada, Politikus reformasi sekaligus Sekjen Partai Gelora Mahfudz Sidiq menyampaikan upaya Pancasila dalam mengawal NKRI selama 78 tahun sudah menghasilkan capaian yang besar.
“Ideologi Pancasila, konstitusi, dan konsep NKRI telah mengawal sejarah perjalanan hidup bangsa kita. Jika dihitung dari kebangkitan nasional 20 Mei 1928, 100 tahun lagi adalah 2028 dan dihitung dari Proklamasi kemerdekaan, maka 100 tahun lagi adalah 2045.” katanya
Sementara itu, Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Agus Pramusinto mengatakan agar ASN dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024.
“Sebab jika tidak akan mempengaruhi pelayanan publik ke depannya. Hal itu salah satu tantangan yang dihadapi Pancasila, di mana kita masih kerap berpotensi terpecah karena politik,” pungkasnya
***