Oleh : Charles Tabuni )*
Pemerintah membangun Papua agar ada pemerataan dari Sabang sampai Merauke. Dalam membangun Bumi Cendrawasih, yang dibuat bukan hanya infrastrukturnya. Namun juga ada pembuatan program kesehatan dan pendidikan. Pembangunan kesehatan dan pendidikan sangat penting agar warga Papua selalu sehat dan cerdas.
Pembangunan di wilayah Papua bertujuan untuk mensejahterakan rakyat. Presiden Jokowi sejak awal terpilih di periode pertama, (tahun 2014) berjanji akan memajukan Indonesia, terutama di Bumi Cendrawasih. Janji ini ditepati, dan saat ini sudah ada hasilnya, seperti Bandara Internasional Sentani dan elektrifikasi penuh di Papua dan Papua Barat.
Selain pembangunan infrastruktur seperti bandara, pemerintah juga melakukan pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan. Masyarakat Papua butuh pendidikan tinggi agar memiliki taraf hidup yang baik. Kemudian, mereka juga harus sehat agar semangat bekerja dan membangun daerahnya sendiri.
Dalam pembangunan di bidang pendidikan, pemerintah memberikan dana Otsus untuk mewujudkannya. Anggaran Otsus tak hanya dirupakan bangunan fisik, tetapi juga dirupakan beasiswa untuk para putra Papua yang berprestasi. Beasiswa Otsus diberikan agar anak-anak Papua bisa sekolah dari SD sampai SMA, bahkan sampai perguruan tinggi.
Tokoh masyarakat Distrik Karubaga Kabupaten Tolikara, Karmin Yikwa menyatakan bahwa kehadiran Otsus sangat membantu masyarakat, khususnya di Tolikara. Ia juga optimis kehadiran Otsus membawa dampak positif bagi orang asli Papua (OAP). Terutama di bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan, dan ekonomi, sehingga OAP makin maju.
Otsus juga sangat berguna di bidang pendidikan, karena ada beasiswa bagi anak-anak Papua yang berprestasi. Orang tua mereka tenang karena SPP dan biaya sekolah ditanggung oleh dana Otsus, sehingga putra dan putri bisa menuntut ilmu hingga SMA. Bahkan bagi yang berotak encer juga bisa kuliah dengan beasiswa Otsus, dan bisa memilih mau di kampus di Papua atau Jawa, dan luar negeri.
Sementara itu, Thomas Eppe Sapanfo, Wakil Bupati Asmat, menyatakan bahwa beasiswa Otsus memiliki dampak yang positif. Penyebabnya karena selain memberi beasiswa bagi para putra Papua, ada program khusus bagi mereka yang telah lulus SMA. Para pemuda bisa mendaftar jadi tentara, dan seluruh biaya mulai dari perekrutan sampai pelatihan. Mereka bisa mewujudkan mimpi jadi penjaga wilayah NKRI.
Menurut Thomas, seharusnya ada sosialisasi tentang keberhasilan program Otsus. Tayangan itu tak hanya disiarkan di Papua, tapi juga di seluruh wilayah Indonesia. Jadi, seluruh rakyat akan tahu bahwa program ini sudah berhasil, dan mereka akan mendukung perpanjangan Otsus, karena sudah terbukti memajukan Papua di berbagai bidang.
Beasiswa Otsus bagi pemuda Papua yang jadi tentara sangat bagus karena membantu mereka untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan bantuan pemerintah maka untuk uang pendaftaran dan transportasi akan ditanggung.
Para pemuda yang berhasil berkat beasiswa Otsus akan menjadi prajurit TNI yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Mereka dengan senang hati ditugaskan di tanah kelahirannya dan menjaga masyarakat dari keganasan KST (Kelompok Separatis dan Teroris).
Pendidikan jadi perhatian pemerintah dalam menyejahterakan Papua. Anak-anak di sana dijamin bisa sekolah tinggi dan mendapat beasiswa Otsus. Pembangunan sumber daya manusia juga penting. Jangan sampai ada anak yang putus sekolah karena masalah biaya dan lokasi sekolah yang jauh.
Jika para pemuda Papua sudah lulus kuliah , tentu bisa melamar kerja jadi karyawan kantoran, bukan hanya buruh kasar. Gaji lebih tinggi dari biasanya dan kehidupan masyarakat otomatis juga jadi lebih makmur. Pendidikan adalah investasi jangka panjang dan program perbaikan sumber daya manusia bisa mengubah mindset masyarakat di sana tentang pentingnya sekolah.
Sementara itu, di Papua juga ada pembangunan di bidang kesehatan. Terutama di pelosok Papua yang masih menghadapi endemi malaria dan penyakit-penyakit lain. Makin banyak Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain yang dibangun, sehingga makin dekat pula untuk berobat. Faskes juga lengkap dengan nakes, obat-obatan, dan alat kesehatan yang reprsentatif.
Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE menegaskan bahwa program jaminan kesehatan bagi orang asli Papua berupa Kartu Papua Sehat (KPS) tetap berlaku namun akan diintegrasikan ke BPJS sebagai salah satu jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Program KPS yang diperuntukan bagi Orang asli Papua (OAP) akan tetap berlaku. Namun KPS ini bukan menjadi utama, tetapi membackup BPJS. Hal ini adalah tugas pemerintah untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat Papua, khususnya bagi orang asli Papua.
RS Rujukan di Papua hanya ada di Jayapura, oleh karena itu anggota DPR Papua akan mengajak PJ Gubernur di empat provinsi baru untuk mengambil bagian, dalam hal ini membackup anggaran terkait dengan KPS ini. Sehingga ketika ada rujukan dari daerah asal pasien dengan jaminan KPS akan tetap terlayani di RS rujukan yang ada di Kota Jayapura, baik RSUD Abepura, maupun RSUD Jayapura.
Pembangunan di Papua dilakukan secara menyeluruh. Tak hanya pembangunan infrastruktur tetapi juga untuk bidang pendidikan, dengan memberikan beasiswa Otsus. Kemudian, pembangunan di bidang kesehatan juga sangat penting, agar masyarakat tetap sehat dan semangat bekerja.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta