Manggarai Barat – Presiden Joko Widodo mengajak anggota ASEAN untuk terus meningkatkan kerja sama inklusif untuk mengimplementasikan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) serta memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan.
Menurut presiden, kolaborasi, kerja sama, dan sinergi antar negara ASEAN dapat mempu membawa ASEAN menyelesaikan berbagai permasalahan global. Untuk itu, Kolaborasi dan sinergi tersebut, lanjutnya, juga sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan kedepan.
“Dalam situasi ini, kita harus semakin memperkuat kolaborasi untuk menjaga ASEAN sebagai epicentrum of growth,” ujar Presiden dalam pertemuan ASEAN-BAC.
Presiden Jokowi dalam pertemuan terakhir KTT ASEAN ke-42 juga mengatakan bahwa dalam menyelesaikan konfllik Myanmar harus diselesaikan dengan kerja sama yang konkret dan inklusif.
“Kerja sama konkret dan inklusif dibutuhkan dalam implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) untuk mengurangi ketegangan geopolitik di kawasan Indo Pasifik,” tandasnya.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya persatuan agar ASEAN dapat menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan di tengah situasi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih.
Untuk itu, ASEAN mengeluarkan ASEAN Leaders’ Statement on the Recent Attack on a Convoy of the AHA Centre and ASEAN Monitoring Team in Myanmar yang mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh Junta militer Myanmar.
“Kami mendukung pernyataan Presiden Republik Indonesia selaku Ketua ASEAN pada 8 Mei 2023 sebagai tanggapan atas penyerangan konvoi AHA Center dan Tim Pemantau ASEAN di Myanmar baru-baru ini. Kami mengutuk serangan itu dan menggarisbawahi bahwa para pelaku harus dimintai pertanggungjawaban,” tulisnya dalam pernyataan ASEAN Leaders’ Statement on the Recent Attack on a Convoy of the AHA Centre and ASEAN Monitoring Team in Myanmar.