Oleh : Viktor Awoitauw )*
Pemerintah RI mendukung penuh dan memberikan segala fasilitas bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk aktif serta berperan dalam pembangunan di Bumi Cenderawasih.
Sejak Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres), K.H. Ma’ruf Amin, pelaksanaan pembangunan di seluruh wilayah dilakukan hingga ke pelosok negeri secara lebih maksimal dan merata.
Hal tersebut juga telah sesuai dengan program serta visi dan misi yang dimiliki oleh Presiden Jokowi, yakni memberlakukan pembangunan yang Indonesiasentris dan bukan lagi Jawasentris atau terlalu memprioritaskan Pulau Jawa saja, sehingga menimbulkan ketimpangan sosial di masyarakat Indonesia.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini pembangunan yang terjadi di Tanah Air masih sangat terkesan terlalu memprioritaskan Pulau Jawa saja, padahal Indonesia sendiri memiliki banyak pulau dan juga masih sangat banyak potensi yang sebenarnya masih bisa digali lebih jauh lagi.
Akibatnya, dengan pembangunan yang terlalu masif hanya terjadi di Pulau Jawa saja, maka kesenjangan sosial bisa terlihat sangat jauh. Banyak sekali pelayanan publik dan juga akses publik sangat mudah ditemui di Jawa, sementara untuk di daerah lain masih sulit untuk menjangkaunya.
Namun kini, semenjak era kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin, secara perlahan paradigma pembangunan tersebut telah diubah. Utamanya, pelaksanaan pembangunan oleh Pemerintah bahkan dilakukan pula di seluruh wilayah di Papua yang terus mendapatkan perhatian sangat besar.
Di sisi lain, Pemerintah juga sangat menyadari bagaimana karakteristik dari seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih, yang bisa dikatakan bahwa masyarakat di sana masih cenderung religius, dimana peran gereja secara institusi dan juga tokoh agama masih sangat berpengaruh di masyarakat.
Fakta tersebut didapatkan bukan hanya dari data di atas kertas, melainkan Presiden Jokowi sendiri dengan secara teratur terus melakukan berbagai macam rapat koordinasi (rakor) terkait dengan Papua. Jokowi juga sangat rajin melakukan pengawasan akan pembangunan melalui berbagai kegiatan kunjungan yang dilakukannya ke Bumi Cenderawasih.
Kunjungan yang dilakukan secara rutin tersebut, juga sekaligus mampu untuk memperbarui berbagai macam instrumen kebijakan dari Pemerintah sendiri dalam rangka untuk terus meningkatkan adanya pembangunan di Tanah Papua dan juga melalui berbagai macam partisipasi langsung dari masyarakat lokal sendiri, termasuk instrumen keagamaan seperti gereja.
Terkait hal itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Theofransus Litaay menyatakan bahwa memang salah satu pendekatan pembangunan yang diterapkan oleh Pemerintah adalah dengan melibatkan berbagai lembaga keagamaan, adat hingga masyarakat lokal termasuk juga para perempuan dan para pemuda. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2021 tentang Perubahan UU Otonomi Khusus (Otsus) Papua tahun 2001.
Pemerintah juga terus melakukan komunikasi dan berkonsultasi dengan para pimpinan gereja di Papua, yang terhimpun di dalam wadah Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) dan juga Persekutuan Gereja-Gereja Papua Barat (PGGPB).
Adanya konsultasi, dialog dan juga diskusi yang dilakukan oleh Pemerintah kepada para tokoh agama di Bumi Cenderawasih tersebut, telah berdampak pada beberapa kebijakan, yakni seperti adanya rapat koordinasi (rakor) pembangunan yang secara khusus mengagendakan materi usulan gereja.
Termasuk juga, pada kebijakan untuk pelaksanaan program tol laut di tingkat kabupaten yang melibatkan gereja lokal dalam membina jemaatnya, sebagai pelaku ekonomi produktif baru untuk terus memanfaatkan kehadiran tol laut yang telah dibangun oleh Pemerintah.
Bukan hanya itu, dalam kebijakan lainnya seperti pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua beberapa waktu lalu, gereja lokal juga turut memanfaatkan berbagai macam fasilitas yang telah diberikan oleh Pemerintah, khususnya pada lembaga pendidikan milik gereja dan terus berupaya untuk meningkatkannya, sehingga bisa terus dimanfaatkan sesudah gelaran PON dilakukan, demi keberlanjutan pendidikan di Papua.
Memang pembangunan di Tanah Papua terus digencarkan oleh Pemerintah, oleh karena itu diperlukan adanya peran dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dan para tokoh agama. Kedua unsur tersebut menjadi kekuatan strategis yang mampu menggerakkan semangat masyarakat di Papua untuk berperan aktif dalam pembangunan di Bumi Cenderawasih.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bandung