Oleh : Ahmad Dzul Ilmi Muis )*
Generasi muda memang memiliki peranan yang sangat amat penting untuk bisa terus mensukseskangelaran pesta demokrasi Pemilu pada tahun 2024 mendatang. Maka dari itu literasi politik hendaknyabisa diberikan kepada mereka dengan sebaik mungkin untuk terus menjaga kondusifitas iklimdemokrasi di Indonesia.
Untuk terus bisa menjaga iklim yang senantiasa berjalan dengan kondusif meski dinamika juga terus terjadi, utamanya ketika sudah memasuki tahun politik seperti sekarang ini, maka peranan dari para pemuda memang menjadi hal yang sangatlah penting. Bagaimana tidak, pasalnya diperkirakan sekitar sebesar 70,7% (persen) generasi berusia 17 hingga 39 tahun telah secara resmi memiliki hal pilih dan memang hendaknya bisa dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
Bukan hanya karena sebagian besar dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang adalah didominasi oleh para pemilih dari generasi muda, namun peranan mereka menjadi sangat penting lantaran mereka merupakan bagian dari masyarakat yang kritis sehingga mampu menciptakan iklim demokrasi di Indonesia menjadi jauh lebih hidup.
Maka dari itu, demi bisa mewujudkan iklim demokrasi agar menjadi jauh lebih hidup, pemerintah dari berbagai level, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan juga pemerintah kotahendaknya terus bisa berupaya untuk mengantisipasi serta mencermati agar stabilitas di kalangan masyarakat bisa terus terjaga.
Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Nani Dwiyani menyebutkan bahwa potensi gesekan memang akan selalu ada. Hal tersebut dikarenakan dalam setiap ajang Pemilu ataupun Pilkada mampu menimbulkan dinamika dan juga rasa persaingan. Maka dari itu, masyarakat juga penting untuk bisa terus diimbau agar mereka meminimalisir gesekanyang terjadi.
Kemudian, pihak pemerintah memiliki fungsi untuk memberikan fasilitas dalam menjaga pelaksanaan Pemilu agar bisa terjadi tetap kondusif. Penting pula mengajak seluruh partai politik (parpol) agar mereka bisa sepakat dalam satu suara untuk terus menjaga iklim demokrasi yang baik dan tetap kondusif.
Nani menambahkan bahwa menjadi penting pula partai politik untuk bisa terus mendorong kaum muda untuk turut serta terjun ke dunia politik dengan menjadi kader politik dan melakukan regenerasi.Pasalnya, apabila para pemuda tersebut hasrat dalamberpolitiknya tidak tersalurkan, maka mereka justru akan berpotensi untuk menyalurkan hasrat tersebut ke jalur kriminal.
Sehingga tugas dari partai politik memang untuk bisa terus merangkul kaum muda, lantaran kaum muda bisa mempermudah jalan demokrasi di Indonesia. Menurutnya, terdapat 2 (dua) buah faktor yang menentukan dan berpengaruh terhadap dinamika politik di Indonesia, yakni adanya kaum muda yang kritis dan juga parpol yang mau untuk merangkul kaum muda.
Dengan banyaknya jumlah para pemilih muda yang akan turut meramaikan pesta demokrasi Pemilu pada tahun 2024 mendatang, tentunya terdapat sejumlah tantangan tersendiri seperti persebaranhoaks, disinformasi dan misinformasi yang menjadi masalah besar di kalangan para pemilih muda.
Dalam menjawab berbagai macam tantangan tersebut, Ketua KPU Yogyakarta, Hamdan Kurniawan menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan transformasi untuk persiapan penyelenggaraan Pemilu mendatang, diantaranya adalah dengan penggunaan teknologi melalui pemakaian website.
Tidak cukup sampai di sana saja, namun KPU juga turut menggandeng beberapa institusi atau lembaga pendidikan untuk melakukan pendataan para pelajar dan mahasiswa yang memang berpartisipasi dalam Pemilu. Dirinya sangat berharap agar supaya para pemilih pemula tersebut bisa memilih dengan lebih rasional, mandiri dan bertanggung jawab sehingga mampu merajut nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi.
Sebenarnya untuk bisa mewujudkan iklim demokrasi yang kondusif, maka hendaknya literasipolitik bisa disebarluaskan untuk siapa saja, sehinggabukan hanya sekedar kepada partai politik dan calon peserta pemilu saja, namun justru publik secara luasbisa mendapatkan literasi politik yang baik.
Pasalnya, sejauh ini literasi politik yang biasanyadiberikan hanyalah sebatas mengenai waktu dan juga secara teknisnya saja. Padahal, seharusnya literasipolitik juga termasuk ketahanan pemilih terhadap intimidasi dan bujukan transaksional yang tidaksehat, sehingga literasi politik memang sangatpenting untuk bisa diberikan dengan secara cerdas dan bisa juga dilakukan melalui media sosial, bukan hanya dengan cara konvensional agar bisa menjangkau para pemuda.
Melalui adanya literasi politik yang cerdas, tentunya juga bisa menghasilkan para pemilih pemula yang sangat paham akan peranan mereka, karena sejatinya para pemilih pemula tersebutmemiliki pernanan untuk bisa mengawalkeberlangsungan Pemilu dengan turut aktifmengedukasi orang sekitar mereka akan hoaks yang tersebar.
Kesuksesan berjalannya pesta demokrasi Pemilu pada tahun 2024 mendatang memang merupakan hal yang harus bisa dikawal oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk yang paling penting adalah agar mampu dikawal oleh para generasi muda karena mereka justru mendominasi jumlah pemilih yang memiliki hak suara untuk tahun politik mendatang.
)* Penulis adalah alumni Fisip Unair