Oleh : David Kiva Prambudi )*
Kalangan Milenial dan Generasi Z memiliki peran sentral dalam menentukan arah bangsa. Maka dari itu hendaknya mereka sama sekali tidak melakukan golput (golongan putih) alias tidak memilih pada pergelaran Pemilu 2024 mendatang, karena hal tersebut bukanlah solusi dan juga bukan sebuah pilihan.
Perlu diketahui bahwa dampak dari ketika masyarakat melakukan golput sebenarnya merugikan mereka sendiri, karena salah satunya akan membuat proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah bisa kurang terdukung, selain itu juga mencerminkan bahwa seolah bangsa ini sama sekali tidak berdemokrasi. Padahal seharusnya Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem pemerintahan yang demokratis.
Justru dalam demokrasi, salah satu yang menjadi pilar pentingnya adalah kontribusi masyarakat secara langsung dan secara nyata dalam perubahan kepemimpinan dalam sebuah negara, dalam hal itu adalah berjalannya Pemilu.
Kemudian, masyarakat dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi memang telah diberikan hak yang luas untuk bisa ikut menentukan bagaimana nasib bangsa ke depannya dengan menentukan para pemimpin sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur (DPRD Jatim), Anwar Sadad meminta kepada para milenial untuk tidak melakukan tindakan golput pada penyelenggaraan pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang. Bagaimana tidak, pasalnya, memang peranan yang dimiliki oleh para generasi muda adalah sangat besar.
Maka dari itu, dirinya berpesan kepada para pemuda agar mereka tidak sampai apatis bahkan melakukan golput dalam Pemilu 2024. Anwar juga berpesan kepada para milenial untuk terus menghasilkan karya dan apabila ada pihak yang ingin atau tertarik berpolitik supaya tidak takut.
Sementara itu, Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Kota Crebon, Rickie Fersiansyah juga melakukan hal sama, yakni mengajak para pemuda supaya tidak memilih golput. Menurutnya, dengan mengikuti para pemilu dan menggunakan hak suara yang mereka miliki, berarti sama saja kalau para pemuda tersebut telah turut berkontribusi untuk kemajuan bangsa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pada akhirnya, para pemuda tersebut adalah mereka yang menjadi generasi penerus bangsa. Sehingga dengan mengikuti kegiatan Pemilu 2024 dan tidak golput, sebenarnya sudah merupakan bentuk kontribusi awal untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kemudian selanjutnya, apabila para milenial ini ingin untuk menjadi bagian besar, maka mereka memang harus bisa menjadi seorang agen penerus pembangunan bangsa. Pembangunan tersebut dilakukan secara mental dan juga fisik dengan terus mengambil peranan lebih dalam berbangsa di NKRI.
Menurut Rickie, justru apabila misalnya para pemuda tersebut melakukan golput, apalagi sebenarnya mereka sudah masuk ke dalam kategori pemilih pemuda dan seharusnya sudah memiliki hak suara namun tidak digunakan, maka tindakan tersebut tentunya merupakan hal yang salah dan tidak seharusnya dilakukan.
Lantaran telah memiliki hak untuk bersuara dalam ajang pesta demokrasi Pemilu 2024, maka sudah waktunya bagi para pemuda tersebut turut bersuara dan ikut dalam penentuan nasib bangsa ini ke depannya. Justru sama sekali tidak pantas apabila terdapat seorang milenial yang dirinya malah berbangga diri ketika melakukan golput.
Dengan tegas, Rickie mengungkapkan bahwa golput adalah bukan jargon yang hebat dan keren. Pasalnya, dia menilai bahwa apapun yang netral atau golput, maka sejatinya nilainya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan yang sudah ada atau ketetapan hati untuk memilih dan menentukan serta bersuara. Justru golput adalah menunjukkan bahwa para milenial tersebut lemah karena tidak bisa menentukan dan berpendapat.
Bukan hanya itu, ketika para pemuda tersebut melakukan golput, maka berarti sama saja bahwa mereka sama sekali tidak peduli ketika melihat bagaimana kesengsaraan rakyat yang sedang terjadi. Pada pemuda tersebut juga terkesan sama sekali tidak ingin untuk melakukan perubahan jika mereka memutuskan golput.
Padahal, jiwa muda yang sejati seharusnya merupakan jiwa pemimpin, yang sama sekali tidak akan tinggal diam saja ketika melihat rakyat dalam kondisi dan keadaan yang susah serta tidak akan tinggal diam ketika melihat negeri ini ambruk. Maka dari itu, satu-satunya pilihan terbaik yang bisa dilakukan oleh para pemuda adalah dengan ikut berkontribusi nyata menjadi bagian dari berlakunya demokrasi di Indonesia dengan tidak bergolput.
Melakukan golput pada pergelaran Pemilu 2024 mendatang sama sekali bukanlah sebuah pilihan. Terlebih, bagi para generasi milenial atau pemuda, yang mana justtu bagaimana nasib dan masa depan bangsa ini ke depannya berada dan ditentukan oleh tangan serta suara mereka. Sehingga memang golput bukanlah solusi.
)* Penulis adalah kontributor Yudhistira Institute