Jakarta – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, Ph.D, mengatakan pihaknya mengapresiasi
kebijakan menteri keuangan Sri Mulyani dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia ditengah krisis global yang saat ini melanda sejumlah negara didunia.
Teguh Dartanto menilai pernyataan menkeu tentang kondisi Indonesia cukup aman dan sektor keuangan di Indonesia jauh lebih pruden dibandingkan sebelumnya karena kita punya pengalaman krisis merupakan suatu pencapaian yang luar biasa karena Asian financial crisis tahun 1998 merubah arsitektur perbankan Indonesia, sehingga jauh lebih pruden dalam mengelola resiko.
Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto saat mengikuti dialog di salah satu stasiun televisi
Swasta nasional, Sabtu 18/3/2023.
Ditambahkan Teguh Dartanto, pengalaman krisis keuangan di tahun 2008, dimana ada kolaps bank di Amerika yang berdampak pada Indonesia dan negara-negara lain.
Disisi lain, Indonesia juga punya pengalaman di masa pandemi. Indonesia menjadi one of the best ekonomi yang cukup baik dalam performencenya selama pandemi.
Ada dua faktor yang berpengaruh, yaitu good policy dan good luck. Indonesia bisa mengontrol dengan baik isu terkait keuangan dan kebijakan di sektor riil cukup terkontrol. Menariknya, koordinasi dari sektor fiskal, sektor moneter, dan sektor keuangan. Artinya ada koordinasi yang bagus antara Kemenkeu,
Bank Indonesia, OJK, dan LPS. Pengalaman saat pandemi lalu bisa menjadi pembelajaran, sehingga Indonesia sudah cukup siap menghadapi kondisi global yang kemungkinan akan ada efek dominonya, jelas Teguh Dartanto.
Efek Domino itu pasti ada, namun tidak sebesar yang kita khawatirkan. Dengan koordinasi yang cukup intens dari empat otoritas tadi, juga pengalaman krisis
dan pandemi, kita bisa memitigasi kekhawatiran tadi, pungkas akademi UI.
Ketepatan kebijakan yang diambil oleh Menkeu Sri Mulyani menjadi kunci utama terselamatkannya perekonomian Indonesia dari krisis global yang melanda dunia. Menkeu dengan data dan analisisnya telah menunjukkan Indonesia aman. Oleh sebab itu, salah seorang yang berjasa terhadap stabilitas ekonomi Indonesia
saat ini, tutur Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.
Dampak langsung dari kejadian di Amerika mungkin tidak terjadi, namun kemungkinan dampak tidak langsung selalu ada.
Ini yang perlu kita monitor terus-menerus, dan yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah tetap waspada, ungkap Teguh Dartanto.
Sementara itu, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia, Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D, mengatakan jika melihat berbagai macam indikator seperti misalnya Indeks
Manajer Pembelian (PMI) Komposit dari beberapa negara, masih di atas 50, jadi masih relatif bagus. Juga ada poultry dry index yang menunjukkan perbaikan.
Selain itu, jika melihat perkiraan beberapa bulan yang lalu, bahwa perekonomian dunia akan gelap di tahun 2023 dan ada beberapa gejolak pada perbankan di Amerika beberapa hari terakhir ini serta inflasi dan harga komoditas yang terus meningkat sehingga perekonomian global harus menjadi perhatian bersama,
ungkap Muhammad Edhie.
Indonesia sendiri harus dapat membangun kepercayaan yang kuat dengan kebijakan yang diterapkan menteri keuangan Sri Mulyani sehingga Indonesia akan aman dari terpaan krisis global yang ada saat ini, ujar Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia.
Jika kebijakan Sri Mulyani dalam atasi terpaan krisis global dijalankan secara konsisten maka Bank di Indonesia relatif aman karena keterkaitan antara
kebangkrutan tiga bank di Amerika dengan Indonesia tidak tinggi. Hal yang perlu diperhatikan adalah perusahaan-perusahaan yang dibiayai, terutama start-up yang terhubung dengan bank-bank besar di Eropa atau Amerika. Bank-bank di Indonesia tidak perlu khawatir akan hal itu, Jelas Muhammas Edhie
Kita harus percaya sepenuhnya dengan kebijakan dan pernyataan Menkeu, bahwa tidak akan terjadi dampak yang relatif besar bagi perbankan Indonesia dengan kejadian di bank-bank Amerika, tegas Muhammad Edhie.