KST Papua memang sudah seharusnya bisa dihentikan dan diberantas hingga ke akarnya. Upaya tersebut demi bisa menciptakan situasi agar kembali menjadi aman dan kondusif di Bumi Cenderawasih tatkala terbebas dari aksi teror dan kekejaman kelompok itu.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua memang dikenal sebagai kelompok yang sering melakukan aksi separatis di Bumi Cenderawasih. Maka dari itu, mereka juga disebut sebagai Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Bagaimana tidak, pasalnya keberadaan kelompok ini kerap kali melakukan pemberontakan dan juga menyebarkan teror.
Bahkan, teror yang dilakukan oleh KST Papua tidak bisa dipungkiri lagi bahwa telah menimbulkan banyak korban, entah itu yang berasal dari warga sipil ataupun mereka yang merupakan aparat keamanan.
Kasus terbaru yang mereka lakukan adalah dengan adanya penyerangan pesawat Susi Air yang sempat mengalami hilang kontak sesaat setelah melakukan pendaratannya di Bandar Udara (Bandara) Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Selasa tanggal 7 Februari 2023 lalu.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga juga telah dibakar oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Sementara itu, usaha untuk terus melakukan pencarian pada pilot pesawat Susi Air, bernama Philips Mark Marthens berusia 37 tahun juga terus saja dilakukan oleh aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Mengenai adanya kasus pembakaran hingga penyanderaan pilot pesawat Susi Air yang dilakukan oleh KST Papua tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menegaskan bahwa Pemerintah Republik Indonesia (RI) tidak akan bernegosiasi dengan KST yang ingin memerdekakan diri dari Indonesia.
Dengan tegas, Mahfud MD mengaku bahwa pemerintah akan terus mempertahankan setiap jengkal wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bukan hanya itu, namun pemerintah juga akan memberantas kelompok yang memang ingin mengambil wilayah NKRI dan menimbulkan perpecahan.
Terkait dengan aksi penyanderaan pilot Susi Air, Menko Polhukam menjelaskan bahwa pemerintah akan melakukan upaya persuasif kepada KST Papua untuk bisa melepaskan sandera. Menurutnya, memang keselamatan dari sandera merupakan prioritas. Maka dari itu dilakukanlah pendekatan secara persuasif.
Hal tersebut dikarenakan menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut, pendekatan yang persuasif kepada KST Papua bisa membebaskan sandera dengan selamat, damai, tanpa kisruh dan juga tanpa melakukan keributan. Namun apabila pendekatan persuasif dan humanis yang awal dilakukan ini nyatanya tidak membuahkan hasil, maka pemerintah juga sudah menyiapkan opsi lain untuk bisa menyelamatkan pilot Susi Air.
Menurut Mahfud MD, apabila memang tindakan persuasif dirasa kurang membuahkan hasil, maka pemerintah akan segera langsung melakukan tindakan, yang mana itu merupakan bentuk opsi lain dari upaya penyelamatan pilot berwarga negara Selandia Baru tersebut.
Sementara itu, Kapendam VXII/Cenderawasih, Kolonel Inf Aqsha Erlangga menyebutkan bahwa KST kembali berulah dengan melakukan sejumlah aksi teror yang sangat mengganggu keamanan warga dengan melakukan berbagai macam tindakan, mulai dari perampokan, pengacauan keamanan bahkan melakukan pembunuhan yang keji, sehingga memang mereka pantas mendapatkan label sebagai gerombolan kriminal teroris.
Tentunya segala bentuk aksi teror yang dilakukan oleh KST Papua kepada masyarakat ampu menciptakan situasi di Tanah Papua menjadi tidak kondusif, yang mana hal itu akan sangat merugikan banyak pihak. Maka pihak aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan TNI dan Polri terus berupaya untuk bisa menciptakan kembali suasana dan situasi yang kondusif di tengah-tengah masyarakat.
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh para aparat keamanan, mulai dari memberikan pengamanan di bandara dan melakukan patroli gabungan secara rutin agar masyarakat bisa kembali merasakan kenyamanan dan keamanan, utamanya dalam beraktivitas. Di sela-sela kegiatan patrolinya, Pabung Kabupaten Pegunungan Bintang, Mayor Arh Soni Siamnjuntak menyampaikan bahwa pihaknya bersama dengan Polri terus berupaya mengimbau dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga Kamtibmas.
Dirinya menyampaikan bahwa atas dasar adanya imbauan secara berkesinambungan yang dilakukan tersebut, kini kesadaran masyarakat yang selama ini masih kurang akhirnya perlahan mulai terbangun. Hal tersebut terlihat dari bagaimana mulai aktifnya masyarakat orang asli Papua (OAP) maupun pendatang untuk melakukan kegiatan siskamling (jaga malam).
Memang upaya untuk bisa kembali menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Bumi Cenderawasih harus bisa dilakukan secara bersama-sama mulai dari pemerintah, aparat keamanan hingga seluruh masyarakat. Selain itu, keberadaan KST Papua sendiri harus bisa benar-benar diberantas dan dihentikan karena sudah banyak menebarkan ancaman dan kebengisan.