Yogyakarta – Pemilihan umum (Pemilu) memang masih tahun 2024 tetapi wajib disiapkan dari sekarang agar nantinya berjalan dengan baik. Pemerintah, KPU, dan segenap pihak lain berkomitmen untuk mensukseskan Pemilu yang damai dan bebas teror.
Saat ini Pemilu berlangsung di era reformasi dan lebih menegangkan. Bukan hanya karena banyak calon presiden baru. Namun juga karena ada potensi serangan dari kelompok radikal dan teroris. Jangan sampai Pemilu kacau-balau gara-gara ulah teroris atau berakhir dengan peristiwa berdarah.
Ketua Bawaslu Mamuju Rusdin menyatakan bahwa program Bawaslu senantiasa menciptakan Pemilu yang damai. Pihaknya mengadakan deklarasi damai anti politisasi SARA, politik identitas, ujaran kebencian dan hoaks pada Pemilu 2024 dan bekerja sama dengan sejumlah stakeholder.
Rusdin melanjutkan, Pemilu 2024 adalah Pemilu serentak kedua. Beberapa catatan pada Pemilu 2019 silam tentu alan diperbaiki agar Pemilu 2024 itu lebih kondusif, damai dan demokratis. Bawaslu dan stakeholder lain harus sama-sama mengedukasi masyarakat, terutama bagi pengurus parpol yang memiliki basis struktural sampai ke tingkat bawah. Kemudian peran aparat keamanan juga sangat penting untuk mewujudkan Pemilu yang damai dan bebas teror.
Pemilu damai sangat diidam-idamkan karena tidak ada warga negara Indonesia yang menginginkan kekacauan. Ketika Pemilu memang rawan gesekan karena ada perbedaan pilihan partai politik dan calon presiden. Namun diharap perbedaan ini tidak dibesar-besarkan, agar Pemilu bisa damai dan bebas teror.
Namun sayangnya jelang Pemilu dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teroris untuk menyebar hoaks dan propaganda. Mereka sengaja melakukannya untuk membuat masyarakat malas mencoblos sehingga meningkatkan tingkat golput. Padahal golput bahaya karena memperlihatkan ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah.
Kelompok radikal dan teroris tak hanya berencana menyerang di dunia nyata dengan bom, tetapi juga mengacaukan dunia maya dengan propaganda dan hoaks. Masyarakat diminta untuk lebih waspada dan jangan terlalu percaya berita yang bombastis judulnya. Bisa jadi itu hanya hoaks. Mereka wajib mengecek kebenarannya dan jangan terkecoh.
Untuk itu maka diperlukan kecerdasan literasi di dunia maya. Penyebabnya karena teror yang diluncurkan oleh kelompok radikal mulai beralih ke media sosial. Jangan asal share foto atau berita karena ada potensi hoaks. Masyarakat harus menyimaknya baik-baik dan jangan mudah percaya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Teroris (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan bahwa ia ingin pesta demokrasi dilaksanakan dengan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai budaya bangsa, nilai-nilai hukum yang berlaku di Indonesia, dan tentunya nilai-nilai yang memenuhi kaidah bahwa demokrasi itu dilaksanakan dengan baik.
Dalam artian, Pemilu adalah momen yang sangat penting bagi Indonesia untuk memilih presiden dan anggota legislatif yang baru. Jangan sampai Pemilu dikacaukan oleh ulah kelompok radikal dan teroris. Mereka mengerti bahwa saat Pemilu warga berkumpul untuk memilih calon presiden dan berpotensi keramaian, sehingga menjadi sasaran empuk dari penyerangan dan pengeboman.
BNPT tentu sudah mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi sebelum dan ketika Pemilu. Oleh karena itu pengamanan makin diperketat, baik saat calon presiden atau calon anggota legislatif berkampanye, maupun ketika pencoblosan dimulai. Tak hanya hansip dan satpam yang dikerahkan tetapi juga aparat keamanan untuk memastikan bahwa masyarakat benar-benar bebas dari ancaman serangan teroris.
Pemilu damai juga diwujudkan dengan tindakan pencegahan dan Densus 88 aktif mencari dan menangkap para anggota kelompok teroris. Penangkapan ini bertujuan agar mereka tidak mengacaukan Pemilu 2024, karena sebentar lagi masa kampanye. Pemilu harus disukseskan tanpa ada pengeboman atau serangan lain dari kelompok teroris.
Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyatakan bahwa pada hari Minggu, 22 Januari 2023 pukul 06.00-09.00 WIB telah dilakukan penangkapan terhadap 1 orang target tindak pidana terorisme berinisial AW (39). AW merupakan simpatisan ISIS yang aktif memposting gambar dan video propaganda terorisme di media sosial.
Penangkapan anggota teroris merupakan tindakan preventif sebelum Pemilu 2024. Apalagi sebentar lagi masa kampanye sehingga pengamanan betul-betul diperketat. Jangan sampai banyak teroris berkeliaran sehingga meresahkan warga dan mengacaukan kampanye dan Pemilu 2024.
Densus 88 bisa saja melakukan penangkapan berikutnya agar tidak ada teroris yang menggangu keamanan rakyat dan berusaha menggagalkan Pemilu 2024. Masyarakat tidak perlu khawatir karena Pemilu dipastikan berlangsung dengan aman. Oleh karena itu penangkapan dan penyelidikan kaasus terorisme akan tetap berlanjut.
Polri dan Bawaslu berkomitmen penuh untuk mewujudkan Pemilu damai bebas teror. Pemilu harus disukseskan, baik masa kampanye, saat pemilihan calon presiden dan calon anggota DPR, dan pasca Pemilu. Kelompok teroris makin diberantas agar situasi aman dan tidak bisa mengacaukan Pemilu 2024.