Masyarakat di daerah rawan Papua seperti Intan Jaya wajib mewaspadai serangan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) karena lebih sering terjadi daripada di wilayah lain. Kewaspadaan dan kesigapan wajib ditingkatkan dan ketika ada penyerangan, warga diharap kooperatif dan langsung melapor ke kantor polisi. Namun mereka tak perlu sampai khawatir berlebihan karena penjagaan dari aparat keamanan terus dilakukan.
Di Papua, gangguan dari KST sangat meresahkan. Mereka dengan gencar melakukan berbagai aksi keji kepada warga sipil Papua, mulai dari pamer senjata api sampai ke penembakan yang berujung pembunuhan. Bahkan KST juga nekat menyerang aparat terlebih dahulu, padahal sudah jelas kalah pengalaman dan persenjataan.
Terbaru, KST Papua membakar Pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua Tengah. Kejadian itu terjadi pada 7 Februari 2023. Tidak hanya itu, KST juga menyandera para penumpang termasuk sang pilot Captain Philips M, yang merupakan warga negara (WN) Selandia Baru.
Memang selama ini ada beberapa daerah yang rawan penyerangan KST seperti Intan Jaya. Oleh sebab itu, masyarakat diharap mewaspadai KST agar tidak menjadi korban berikutnya. Namun warga diimbau tidak terlalu khawatir karena penjagaan dari aparat keamanan juga meningkat, karena tugas aparat untuk melindungi rakyat.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan bahwa di pengujung Desember 2022 dan di awal Januari 2023 masih ada juga gangguan dari KST. khususnya di Yahukimo ini sekali terjadi, dan berulang kali terjadi di Pegunungan Bintang. Daerah-daerah di Papua yang menjadi atensi Polda Papua terkait gangguan keamanan oleh KST, di antaranya Pegunungan Bintang, Yahukimo, Nduga, Kabupaten Puncak, Dogiyai, Paniai, Intan Jaya, dan Kota Jayapura.
Irjen Mathius D Fakhiri melanjutkan, polisi akan melakukan tindakan tegas terukur terhadap KST. Kekuatan polisi di Pegunungan Bintang telah dipertebal dengan adanya Satgas Damai Cartenz dan Satuan Brimob Polda Papua. Tim ini bertugas mengejar KST.
Kewaspadaan warga Papua yang berada di daerah rawan wajib ditingkatkn karena ada peningkatan serangan KST pada tahun 2022. Menurut data dari Kepolisian Daerah Papua, sepanjang tahun 2022 ada 53 korban jiwa akibat serangan KST. Mereka terdiri dari warga sipil dan aparat keamanan. Hal ini dinyatakan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Sedangkan tahun 2021 ada 44 korban jiwa akibat serangan KST. Bertambahnya korban tentu sangat miris karena mayoritas dari mereka adalah warga sipil. Oleh karena itu mereka, terutama yang bermukim di daerah rawan, diharap untuk meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat tak usah khawatir berlebihan akan serangan KST meski mereka berada di daerah rawan seperti Intan Jaya. Memang ada potensi penyerangan tetapi pengamanan dari aparat juga makin diperketat dan jumlah anggota Satgas Damai Cartenz juga ditambah. Mereka berusaha keras menjaga rakyat Papua agar aman dari serangan apapun, termasuk KST.
Sementara itu, deputi V KSP (Kantor Staf Presiden) bidang Hukum, Keamanan, dan HAM JaleswariPamodhowardani menjelaskan bahwa KST sangat brutal, oleh karena itu aparat harus bertindak dan melakukan penegakan hukum secara tuntas pada KST.
Jaleswari menambahkan, KST pantas ditangkap karena mereka mengganggu masyarakat sipil, terutama di daerah rawan. Mereka juga merusak fasilitas umum dan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu penangkapan KST oleh aparat didukung penuh, baik oleh pemerintah maupun rakyat.
Aparat memang selalu siaga di Papua, terutama di daerah-daerah rawan. Tujuannya bukan untuk ‘menyulapnya’ jadi daerah operasi militer, tetapi untuk menjaga keamanan masyarakat di Bumi Cendrawasih. Selain aparat yang biasanya bertugas, mereka sangat terbantu oleh Satgas Nemangkawi yang memang khusus diterjunkan untuk memburu anggota KST.
Satgas Nemangkawi memang turun langsung untuk mencari markas KST, karena mereka bergerilya sampai tengah hutan belantara dan pegunungan. Kondisi geografis Papua yang masih hijau menguntungkan mereka untuk bersembunyi. Sehingga KST harus sangat teliti untuk menemukan markas KST, apalagi markasnya tidak hanya 1 tetapi banyak dan berpencar-pencar.
Dalam siaran pers Humas Satgas Nemangkawidisebutkan bahwa tim gabungan TNI dan Polri berhasil memetakan tempat-tempat persembunyian anggota KST. Lokasinya tidak hanya di Intan Jaya, tetapi juga di Distrik Iwika, Mimika, dan daerah-daerah lain. Dengan pemetaan ini maka penangkapan akan lebih terstruktur dan diprediksi berhasil 100%.
Aparat gabungan TNI dan Polri memang ditugaskan untuk membantu Satgas Nemangkawi dalam penangkapan KST. Tujuannya agar keamanan warga benar-benar terjaga. Jangan sampai KST lolos dan menembaki warga sipil dan terjadi tragedi lagi karena banyaknya korban.
Warga di daerah-daerah rawan Papua diharap untuk meningkatkan kewaspadaan karena serangan KST makin brutal tiap tahun. Namun mereka tak perlu curiga berlebihan atau paranoid, karena aparat keamanan makin meningkatkan kinerjanya. KST makin diburu agar kelompok separatis tersebut tidak lagi mengganggu rakyat di Bumi Cendrawasih.