Oleh : Andi Aziz )*
Masyarakat di Morowali Utara sangat mengharapkan supaya situasi yang kondusif dan aman seperti sekarang ini terus bisa terjaga di PT GNI. Mereka juga mengaku sangat mendukung penuh supaya iklim investasi kembali menjadi aman dan lancar di Indonesia pascabentrokan yang terjadi.
Pada hari Sabtu, 14 Januari 2023 lalu telah terjadi sebuah aksi demonstrasi yang kemudian berakhir pada aksi kericuhan dan bentrokan di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali Utara. Akibat peristiwa bentrok dan kericuhan tersebut, mengakibatkan sebanyak 2 orang karyawan perusahaan itu menjadi korban jiwa.
Diketahui bahwa masing-masing 1 orang dari korban jiwa yang meninggal akibat bentrokan di PT GNI merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dan salah seorang lainnya adalah merupakan Warna Negara Asing berkewarganegaraan China. Kedua korban tewas itu merupakan karyawan dengan status kontrak di PT GNI.
Tidak bisa dipungkiri bahwa situasi kala itu menjadi semakin memanas dikarenakan adanya sejumlah provokasi yang dilakukan, terlebih juga telah tersebar dan viral di media sosial bahwa adanya isu yang menyatakan seolah-olah sebelumnya telah terjadi aksi penganiayaan berupa pemukulan yang dilakukan oleh Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Dengan tegas, pihak perusahaan PT GNI membantah isu tersebut dan menyatakan bahwa seluruh isu itu sama sekali tidak benar adanya. Lebih lanjut, perusahaan sendiri juga mengaku bahwa mereka telah melakukan berbagai macam upaya penanganan yang telah sesuai terhadap para korban dan juga telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Setelah adanya koordinasi tersebut, investasi langsung dilakukan oleh para aparat penegak hukum, sekaligus pihak perusahaan PT GNI memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat di Morowali Utara, khususnya bagi para pekerja agar tidak mudah terprovokasi dan tidak mudah mempercayai isu-isu yang banyak beredar dan viral di dunia maya ketika memang masih belum jelas kebenarannya.
Terkait dengan adanya bentrokan yang merupakan sebuah aksi kekerasan dan anarkisme yang telah dilakukan oleh sejumlah oknum pekerja di PT GNI, Ketua Umum (Ketum) Dewan Adat Wita Mori di Kabupaten Morowali Utara, Siwadarman Tamanampo mengaku bahwa dirinya sangat merasa prihatin akan kejadian tersebut.
Bukan hanya merasa sangat prihatin saja, namun dirinya juga dengan sangat tegas menolak segala bentuk aksi kekerasan dan anarkisme yang dilakukan, utamanya ketika suatu pihak hendak melakukan penyelesaian sebuah permasalahan. Dia menyayangkan dan mengaku seharusnya hal tersebut tidak terjadi di PT GNI.
Lebih lanjut, Siwadarman Tamanampo berharap supaya dari pihak perusahan maupun karyawan benar-benar bisa menghargai adanya adat budaya yang selama ini berlaku di Wita Mori, yakni masyarakat di sana selalu menjunjung tinggi adanya komunikasi secara musyawarah untuk mencapai sebuah kemufakatan ketika menghadapi suatu permasalahan. Terlebih, dirinya juga mengharap supaya kedua belah pihak mampu untuk menerapkan dan lebih menaati peraturan perundangan tentang ketenagakerjaan yang memang telah diatur oleh negara.
Senada, Camat Petasia Kabupaten Morowali Utara, Novrianto Najamudin juga turut menolak dengan tegas adanya aksi kekerasan dan anarkisme tersebut. Dirinya memberikan apresiasi dan sangat mendukung terkait bagaimana kerja keras yang selama ini telah dilakukan oleh para aparat keamanan untuk terus mengupayakan terciptanya situasi agar segera bisa kembali menjadi kondusif dan melakukan penjagaan.
Novrianto Najamudin juga berharap kepada para karyawan yang bekerja di PT GNI agar bisa segera melaksanakan pekerjaan mereka seperti sedia kala dan beraktifitas dengan normal. Dia menuturkan bahwa mengenai adanya beberapa hal yang menyangkut dengan hak hingga kewajiban para karyawan tersebut sebenarnya memang dapat dibicarakan dengan baik, terlebih Pemerintah RI sendiri sudah hadir untuk memberikan fasilitas.
Sementara itu, Kepala Desa Tompira Kecamatan Petasia Timur, Moh Sufran mengimbau dan mengajak kepada seluruh masyarakat agar bisa terus menjaga stabilitas keamanan yang telah tercipta ini agar kondisi tetap menjadi terus kondusif. Hal tersebut menurutnya mampu juga untuk menciptakan iklim investasi yang aman di daerah Morowali Utara.
Menurut Kades Tompira ini, adanya peristiwa yang terjadi di PT GNI mampu menjadi sebuah pelajaran yang amat berharga bahkan untuk semua pihak. Dia juga mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bisa bersama-sama mampu mewujudkan iklim investasi yang aman.
Tidak bisa dipungkiri bahwa suatu iklim investasi akan mampu menjadi terancam apabila para investor mengetahui telah terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan pada sebuah daerah. Utamanya jika kejadian seperti bentrok yang menyebabkan perusahaan PT GNI sempat terganggu operasionalnya, jelas hal itu mengganggu pula aktivitas iklim investasi di Indonesia, khususnya di Morowali Utara. Maka dari itu masyarakat sangat mendukung penuh supaya iklim investasi bisa segera kembali bangkit seperti sedia kala dan mengharapkan supaya situasi yang aman dan kondusif seperti sekarang ini terus terjaga di PT GNI dan Morowali Utara.
)* Penulis adalah Pemerhati Sosial Masyarakat