Jakarta – Semua pihak harus terus meningkatkan kewaspadaan diri masing-masing supaya tidak mudah menerima segala jenis informasi, utamanya informasi yang provokatif di media sosial termasuk isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Kewaspadaan tersebut sangat penting supaya bisa mencegah kasus-kasus seperti kerusuhan di Gunbuster Nickel Industri (GNI),Morowali Utara tidak terulang kembali.
Insiden diantara para pekerja di PT GNI Morowali Utara, Sulawesi Tengah terjadi pada hari Sabtu, 14 Januari 2023 malam. Akibat insiden tersebut, dua pekerja tewas. Kejadian bermula adanya aksi demonstrasi kepada perusahaan terkait isu ketenagakerjaan,keselamatan kerja hingga penjaminan kesejahteraan para karyawan.
Pasca insiden tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan sebanyak puluhan orang telah diamankan oleh kepolisian. Para pelaku yang diamankan tersebut karena diduga sebagai pelaku perusakan, 17 orang tersangka.
Lebih lanjut, Kapolri menjelaskan awal mula kejadian bentrokan tersebut, sekaligus meluruskan beberapa narasi yang banyak beredar di media sosial mengenai bentrokan di PT GNI, Morowali Utara, yang menyebutkan bahwa kericuhan terjadi lantaran peristiwa pemukulan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dilakukan oleh Tenaga Kerja Asing (TKA).
Dengan tegas, Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengemukakan bahwa informasi yang tersebar di media sosial tersebut adalah berita bohong (hoax), dirinya kemudian menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi sebenarnya adalah diawali dari sebuah ajakan untuk melakukan aksi mogok kerja yang disertai dengan pemaksaan.
Karena aksi mogok kerja yang diinisiasi oleh sejumlah pekerja itu dilakukan dengan pemaksaan, ditolaksejumlah pekerja lain yang mengaku bahwa mereka masih tetap ingin bekerja saat itu. Kemudian dari aksi pro dan kontra tersebut, akhirnya terjadi bentrok diantara kedua kelompok pekerja dengan perbedaan pendapat itu.
Insiden bentrok itu ternyata dimanfaatkan beberapa pihak yang dengan sengaja mengunggahnya di media sosial hingga menjadi viral dengan narasi lain, yakni seolah-olah peristiwa kericuhan itu terjadi lantaran adanya provokasi dan juga pemukulan yang dilakukan oleh TKA kepada TKI.
Terkait insiden yang terjadi di PT GNI, Bupati Morowali Utara (Morut), Delis Julkasson Hehi dengan tegas mengecam keras terjadinya aksi unjuk rasa anarkis di lokasi industri pengolahan nikel PT GNI di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur itu. Dirinya mengaku sangat menyesalkan aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain.
Bupati Morut menjelaskan bahwa kerusuhan ini dipicu oleh adanya provokator dari luar kepentingan kesejahteraan karyawan dan keberlangsungan industri nikel dengan membawa agenda-agenda mereka.
Pihaknya juga membantah adanya isu-isu yang disebarkan oleh para provokator bahwa kerusuhan yang mengakibatkan adanya pengrusakan, pembakaran hingga penjarahan tersebut dipicu oleh penganiayaan oleh oknum TKA terhadap TKI.
Delis Julkasson Hehi mengimbau kepada semua pihak untuk bisa meluruskan seluruh informasi yang bermuatan berita bohong di media sosial dan yang telah tersebar ke masyarakat. Menurutnya, justru Tenaga Kerja Asing (TKA) yang mengalami penyerangan terlebih dahulu kemudian terjadilah bentrokan. Saatterjadinya bentrokan, beberapa oknum yang memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan berbagai pengrusakan dan juga penjarahan di asrama karyawan putri TKI.
Delis Julkasson He juga meminta kepada Camat Petasia Timur dan para Kepala Desa untuk mengumpulkan seluruh warganya dan mampu memberikan pengarahan agar tidak mudah terpancing dengan provokasi yang dilakukan dan disebarkan oleh oknum-oknum yang memang ingin merusak persatuan dan kesatuan serta situasi harmonis yang telah terjalin di masyarakat selama ini.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Polisi Didik Supranoto, dalam keterangan persnya pada 17 Januari 2023 menyatakan bahwa situasi PT GNI saat ini kondusif. Aktivitas pertambangan di PT GNI juga mulai berangsur normal dan ratusan karyawan sudah mulai berdatangan. Dirinya juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.
Semua pihak berharap agar kerusuhan yang terjadi di PT GNI, Morowali Utara tersebut jangan sampai kembali terulang. Maka dari itu kepada semua masyarakat di Tanah Air diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan dirinya masing-masing, utamanya dari segala isu dan provokasi yang belum jelas kebenarannya dan beredar luas di media sosial, termasuk adanya isu-isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Karena hal tersebut sangat mengancam persatuan dan kesatuan NKRI.