Oleh : Joanna Alexandra Putri )*
Kompleks Peribadatan di IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara dibangun dengan berlandaskan kemajemukan beragama. Hal ini sangat penting untuk menjaga kerukunan antar umat di IKN Nusantara.
IKN Nusantara yang didirikan di Penajam Paser Utara masih dalam proses pembangunan dan rencananya selesai pada pertengahan tahun 2024. Ada berbagai gedung dan fasilitas yang dibangun di IKN. Di antaranya istana kepresidenan, gedung pemerintah daerah, sekolah, juga kompleks peribadatan.
Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) telah mengadakan sayembara desain kompleks peribadatan IKN pada 28 Maret 2022 lalu dan pada tanggal 20 Juni 2022 diumumkan 3 besar pemenang. Mereka berhasil mengalahkan 246 peserta lain dari firma-firma arsitektur di seluruh Indonesia.
Juara dua sayembara desain kompleks peribadatan IKN adalah Firma Arsitektur Titik Garis Bidang. Dengan judul “Aku Rukun”, desain arsitekturnya berhasil memikat hati para juri, salah satunya adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Pimpinan Firma Arsitektur Titik Garis Bidang, Mei Mumpuni, menjelaskan tentang desain “Aku Rukun”. Menurutnya, kemajemukan beragama di Indonesia adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri.
Mei menambahkan, melalui perbedaan, masyarakat bisa saling memberi dan menerima, saling asah, asih, asuh, yang disertai dengan semangat persaudaraan yang tinggi dalam bingkai Indonesia. Pihaknya membuat tema desain kompleks peribadatan yang mendukung kerukunan umat beragama. Dalam konteks beragama maka hubungannya tak hanya dengan Tuhan YME, melainkan juga dengan sesama manusia (termasuk yang memiliki keyakinan lain).
Kompleks peribadatan memudahkan warga IKN dalam beribadah karena menjalankan ajaran agama adalah salah satu hak warga negara Indonesia. Tempatnya sengaja dibuat dalam satu lokasi agar mereka bisa memiliki rasa toleransi yang lebih tinggi. Terlebih ketika di Kalimantan Timur masyarakatnya terdiri dari multi-agama.
Diharapkan dengan menempatkan beberapa tempat ibadah dalam satu kompleks maka akan menjalin kerukunan antar umat di Borneo, khususnya di IKN Nusantara. Ketika melihat umat beribadah di tempatnya masing-masing maka umat dengan keyakinan lain akan mengerti lalu memahami bahwa perbedaan itu indah. Mereka paham hari dan jam berapa umat dengan keyakinan lain akan beribadah lalu mempersilakan mereka dengan senang hati.
Salah satu solusi dalam menghadapi tantangan kehidupan beragama di Indonesia adalah menjalin kerukunan. Di Indonesia, indeks kerukunannya mencapai 73,83% (berdasarkan data dari Kementerian Agama). Dengan kerukunan yang cukup tinggi maka menjadi sebuah tantangan karena harus mempertahankan dan kalau bisa menaikkan indeks kerukunan di masa depan.
Kerukunan antar umat adalah kunci karena Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Apalagi nantinya di IKN Nusantara, penduduknya terdiri dari pendatang dan warga asli yang keyakinannya berbeda-beda. Dengan berinteraksi di sekitar kompleks peribadatan maka mereka diharap untuk selalu rukun dan tidak ada konflik yang terjadi dengan alasan perbedaan keyakinan.
Perdamaian dan kerukunan di masyarakat perlu dijaga secara konsisten bagi seluruh elemen masyarakat. Kerukunan antar masyarakat merupakan unsur utama yang dapat membentuk kerukunan nasional, dan bangsa ini adalah bangsa yang majemuk. Salah satu cara menjaga kerukunan adalah dengan membuat kompleks peribadatan di IKN Nusantara.
Toleransi wajib diajarkan oleh para pemuka agama karena dengan bertoleransi hidup manusia bisa jadi lebih damai. Jika ada toleransi maka tidak akan ada perpecahan di masyarakat seperti saat ada perayaan agama lain, dan semua pihak tidak menentangnya.
Toleransi bisa muncul jika umat bergaul dengan umat yang memiliki keyakinan lain sehingga lingkungannya heterogen. Diharap dengan adanya kompleks peribadatan yang lokasi rumah ibadahnya berdekatan, bahkan bersebelahan, maka umat akan melihat lalu menghormati perbedaan yang ada. Mereka bertoleransi dan bersatu karena menyadari bahwa Indonesia didirikan di atas perbedaan, dengan semangat persatuan atau Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara itu, pemerintah menjamin bahwa kompleks peribadatan bisa dijangkau dengan fasilitas umum. Kemudahan jangkauan sengaja dibuat oleh arsitek IKN Nusantara dan ke mana-mana hanya butuh waktu 10 menit. Kompleks peribadatan berada di dekat Danau Pancasila sehingga lingkungannya makin asri.
Sementara itu, Diana Kusumastuti, Direktur Jenderal Cipta Karya, menyatakan bahwa kompleks peribadatan terdiri dari Masjid Agung, Pura Besar, Katedral, Gereja Induk, Klenteng Besar, dan Vihara Besar. Luas total kompleks peribadatan ini lebih dari 6 hektar.
Diharapkan dengan bangunan sebesar itu maka akan memfasilitasi umat untuk beribadah dengan khusyuk dan lancar. Rumah ibadah juga memfasilitasi acara-acara keagamaan sehingga warga IKN menjadi taat sekaligus bertoleransi kepada sesama.
Kompleks peribadatan IKN dibangun di wilayah yang luas dan asri. Desainnya sengaja dibuat dengan azas kerukunan dan tempat ibadahnya memang berdekatan. Diharap warga IKN akan makin bertoleransi dan bersatu walau keyakinannya berbeda-beda.
)* Penulis adalah kontributor Jeka Media Institute