Oleh : Alif Fikri )*
Upaya untuk bisa menciptakan perayaan tahun baru yang kondusif perlu untuk dilakukan bersama. Dalam hal ini, sangat penting mengantisipasi pergerakan kelompok radikal dan juga para teroris yang dapat menciptakan gangguan keamanan selama momentum tersebut.
Seluruh tindak radikalisme, ekstrimisme dan juga terorisme memang bertujuan supaya mampu membuat gempar masyarakat di Indonesia. Bahkan hal tersebut terkadang memang dimanfaatkan oleh para pelaku terorisme lantaran kabar kejadian adanya tindak kejahatan berupa terorisme akan sangat cepat menyebar melalui banyak media online dan juga media sosial.
Bukan tanpa alasan, justru dengan adanya percepatan penyebaran arus informasi tersebut kemudian menjadikan kelompok-kelompok radikal, ekstrimis dan teroris merasa ingin sekali terus menyebarkan ancaman dan teror kepada masyarakat luas. Jelas saja tindakan tersebut patut untuk dikecam oleh seluruh masyarakat.
Untungnya, sejauh ini pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) langsung dengan sigap melakukan upaya penyelidikan dan juga telah banyak menemukan fakta-fakta akan berbagai kasus dan kejadian radikalisme serta terorisme yang terjadi dan membuat gempar masyarakat.
Menjelang perayaan tahun baru, BIN, TNI dan Polri terus bersinergi dalam mencegah seluruh serangan dan aksi terorisme selama perayaan Tahun Baru 2023. Salah satunya adalah melalui Operasi Lilin 2022. Terkait hal tersebut, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa ancaman teroris memang menjadi gangguan yang sangat serius dan harus bisa terus diwaspadai dan diantisipasi melalui upaya deteksi dini serta pencegahan secara tegas
Sejatinya, radikalisme sendiri merupakan sebuah paham atau sebuah aliran yang sangat menginginkan adanya perubahan ataupun pembaharuan dalam tatanan sosial dan juga politik, namun mereka sama sekali tidak segan untuk bisa menggunakan cara apapun bahkan dengan cara kekerasan secara drastis, dengan keinginan supaya benar-benar tujuan mereka bisa tercapai.
Kapolri juga menegaskan bahwa aksi teroris, yang sebelumnya sempat terjadi di Polsek Astana Anyar (Bandung) tidak boleh kembali terulang. Oleh sebab itu, ke depannya deteksi dini dan juga preventive strike benar-benar digencarkan untuk mampu mencegah seluruh aksi teror tersebut.
Jelas sekali bahwa radikalisme tersebut banyak bertolak belakang dengan nilai-nilai yang ada, karena mereka memiliki ciri intoleran atau sama sekali tidak memiliki rasa toleransi pada golongan atau kelompok lain yang sekiranya memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka.
Bukan hanya itu, kelompok radikal dan ekstrimis ini juga cenderung memiliki sifat yang sangatlah fanatik, eksklusif dan juga sama sekali tidak segan untuk menggunakan cara-cara yang anarkis. Seluruh cara akan mereka lakukan hanya demi mencapai kepentingan mereka, tidak peduli bahwa cara tersebut sebenarnya sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan sekalipun.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar terus berupaya untuk bisa terus mengantisipasi agar terorisme dan penyebaran paham radikal bisa teratasi. Hal tersebut menurutnya menjadi sangat penting untuk terus mendukung berjalannya kondusifitas dan mampu menjaga iklim demokrasi di Indonesia.
Maka dari itu, dalam rangka untuk menciptakan ikllim demokrasi yang kondusif tersebut, menurutnya sangat penting supaya seluruh narasi intoleran, utamanya narasi yang mengarahkan kepada tindakan radikal, kekerasan radikal hingga terorisme mampu untuk diantisipasi secara bersama-sama.
Lebih lanjut, Boy Rafli Amar mengungkapkan bahwa memang sangat penting supaya ada upaya untuk melakukan kontra radikalisasi. Untuk melakukannya, menurut Kepala BNPT tersebut sama sekali tidak bisa jika misalnya hanya diupayakan oleh satu atau beberapa pihak saja, melainkan memang upaya tersebut harus bisa terus diukung bahkan oleh semua komponen masyarakat Indonesia. Upaya untuk melakukan banyak kontra narasi supaya tidak ada lagi pihak yang terus menyebarluaskan hal-hal kurang baik tersebut dalam rangka langkah-langkah mitigasi penyebaran radikalisme, ekstrimisme dan terorisme.
Tentunya seluruh langkah mitigasi yang sudah disiapkan oleh BNPT tersebut dilakukan dengan disertai adanya dialog bersama masyarakat serta para pemangku kepentingan untuk bisa saling menyamakan pandangan. Pasalnya, masyarakat Indonesia sendiri memang memiliki banyak sekali diversitas yang tinggi, sehingga upaya menyamakan pandangan ini juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar juga menjelaskan seperti apa ciri dari demokrasi yang baik dan kondusif. Menurutnya, demokrasi yang baik adalah demokrasi yang terbebas dari upaya kekerasan. Hal tersebut dikarenakan apabila sudah ada elemen kekerasan, maka tentu sudah bukan lagi dalam kategori demokrasi karena hendaknya demokrasi penuh akan upaya toleransi dan menampung semua pendapat hingga perbedaan, dan hal ini jelas sangat berbeda dari ciri kelompok radikal yang cenderung sangat intoleran.
Oleh karena itu, apabila kelompok radikal dan ekstrimis yang sangat intoleran ini sama sekali tidak dicegah, maka mereka akan sangat mengancam iklim demokrasi di Indonesia karena mereka akan terus mengupayakan berbagai macam cara demi mencapai tujuan mereka meski cara tersebut merupakan sebuah hal yang mencederai banyak nilai lainnya.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pencegahan kelompok radikal dan terorisme ini adalah memang sangat penting adanya upaya yang sistematis untuk dilakukan, salah satunya adalah melalui pendidikan yang memang mengedepankan karakter budaya khas Indonesia. Karena sejauh ini masyarakat Indonesia selalu dikenal sebagai bangsa yang selalu ramah dan juga benci dengan kekerasan.
Sudah menjadi sebuah tanggung jawab yang patut untuk diemban secara bersama-sama, bahwa seluruh elemen masyarakat harus turut berpartisipasi untuk mencegah penyebaran paham radikalisme yang berpotensi mengarah pada terorisme, khusus menjelang perayaan tahun baru. Apabila paham-paham intoleran tersebut mampu diredam, maka juga akan mampu terus meningkatkan iklim demokrasi yang sangat kondusif di Tanah Air.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute