Oleh : Ridwan Putra Khalan )*
Ibu Kota Negara yang baru masih dalam proses pembangunan. Dalam pengerjaan proyek-proyeknya, masyarakat asli Kalimantan tidak akan dipinggirkan. Justru mereka diberi pelatihan agar pengetahuan dan keterampilannya bertambah. Lantas ketika IKN sudah 100% berdiri, mereka bisa bersaing di dunia kerja atau membuka usaha baru.
Ibu Kota Negara (IKN) akan dipindah dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Rencananya perpindahan akan dilakukan tahun 2024, sehingga tahun ini dan tahun depan pembangunan IKN dikebut agar sesuai dengan jadwal. IKN akan menjadi ibu kota yang unik karena memadukan konsep modern city, green city, dan sponge city.
Dalam pembangunan IKN ada kekhawatiran apakah masyarakat asli Kalimantan Timur akan tersingkir? Penyebabnya karena ada gelombang pendatang dari Jawa, yang bekerja di sektor pemerintahan maupun sektor lainnya. Namun mereka tidak usah khawatir karena pemerintah telah memikirkan cara agar mereka tetap bekerja seperti biasa. Masyarakat asli Borneo mendapat jaminan dan tidak akan terpinggirkan.
Gubernur Kalimantan Timur H. Isran Noor mengapresiasi pelatihan yang diadakan di titik nol IKN Nusantara. Ia merasa senang dan bangga karena baru kali ini ada pelatihan di daerahnya, yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja.
Pelatihan yang diberikan oleh kementerian tentu sangat berguna bagi penduduk Kalimantan. Mereka bisa belajar agar punya skill baru dan makin mahir teknologi, karena pelatihannya berbasis komputer.
Dalam artian, pemerintah ingin agar masyarakat asli Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, meningkatkan kompetensi diri. Jika sudah memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik maka akan bisa terserap ke berbagai perusahaan baru yang ada di IKN Nusantara. Mereka bisa jadi pegawai dan memiliki gaji yang layak.
Jika ada pelatihan yang sasarannya masyarakat lokal Kalimantan, maka akan menepis anggapan bahwa pemindahan ibu kota adalah sebuah pengusiran secara halus bagi mereka. Masyarakat lokal dari Dayak, Banjar, dan suku lain akan tetap bermukim di IKN dan sekitarnya. Mereka bisa bekerja karena telah mendapatkan keterampilan, setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Tenaga Kerja.
Memang sempat ada rasa ketakutan ketika masyarakat mengingat kejadian bertahun-tahun lalu, saat ada konflik tajam antara pendatang dan penduduk asli di Kalimantan. Namun kondisi ini dicegah oleh pemerintah. Caranya dengan memberikan pelatihan sehingga penduduk asli bisa bekerja dengan baik. Juga ada sosialisasi bahwa pemerintah memindahkan ibu kota agar Kalimantan lebih maju lagi.
Para pendatang bukanlah penjajah, karena sama-sama warga negara Indonesia. Para penduduk asli memahami bahwa pendatang adalah saudara walau berbeda suku. Mereka hidup damai dan tidak akan ada konflik. Namun akan bekerja sama dalam membangun IKN, sehingga jadi ibu kota yang makin modern.
Sementara itu, Hamdan Pongrewa, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Penajam Paser Utara, menyatakan bahwa pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah diikuti oleh 144 peserta. Mereka adalah warga Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Pelatihan pengembangan kerja berbasis kompetensi dilakukan untuk menyambut peluang kerja di IKN.
Ketika IKN Nusantara maka akan ada banyak lowongan kerja, dan warga lokal Kalimantan diberi prioritas untuk mendapatkan pelatihan, sehingga mereka memiliki keterampilan tinggi dan siap kerja. Walau ada para pendatang tetapi mereka tetap bersaing di dunia kerja. Jangan sampai mereka jadi penonton di rumah sendiri. Masyarakat asli dijamin tidak dipinggirkan oleh pemerintah.
Plt Bupati Hamdan menambahkan, ada peluang lain bagi masyarakat Sepaku, karena letaknya dekat dengan IKN Nusantara. Mereka bisa menyuplai hasil bumi dan berbagai kebutuhan pokok lain ke warga baru IKN.
Dalam artian, masyarakat asli Kalimantan dimotivasi agar memiliki keterampilan, yang bisa digunakan di dunia kerja maupun dunia bisnis. Mereka bisa merintis usaha dan menyuplai hasil bumi ke IKN Nusantara. Prospeknya sangat bagus karena penduduk IKN Nusantara akan bertambah banyak, ketika para pendatang dari Jawa sudah menetap.
Masyarakat asli Kalimantan dijamin tidak akan tergusur ketika ada pembangunan IKN. Mereka tidak hanya jadi penonton di rumahnya sendiri, atau terancam ketika ada rombongan pendatang. Namun pemerintah sudah mengantisipasi dengan memberikan pelatihan berbasis kompetensi. Mereka bisa memiliki skill dan pengetahuan, sehingga bisa bersaing di dunia kerja.
Pembangunan IKN akan menyejahterakan masyarakat, baik yang berstatus sebagai pendatang maupun penduduk asli. Para warga Kalimantan Timur memahami pentingnya perpindahan ibu kota, agar ada pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. Mereka tidak merasa terancam oleh kehadiran para pendatang karena sama-sama saudara setanah air, walau berbeda suku.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara