Oleh : Ridwan Putra Khalan )*
Para penyintas gempa Cianjur perlahan mulai bangkit dari kesedihan. Mereka dibantu oleh tim kemanusiaan dan tim medis BIN, dan bisa melanjutkan hidupnya meski sementara bermukim di pengungsian. Semua anggota tim kemanusiaan BIN bertekad untuk menolong para korban gempa dengan sepenuh hati.
Masyarakat Cianjur untuk sementara masih bermukim di tenda pengungsian. Mereka berada di sana karena rumahnya belum direnovasi, dan dana perbaikannya dalam proses transfer. Namun mereka tetap sabar dan baik-baik saja, terlebih ada pertolongan dari tim kemanusiaan BIN. Para anggota tim dengan sigap menolong warga Cianjur, baik yang membutuhkan obat-obatan maupun logistik.
Bantuan berdatangan ke Cianjur dan BIN menjadi pihak yang tercepat dalam menyalurkannya. BIN datang ke Desa Mangunkerta untuk mendirikan posko dan memberikan bantuan kepada pengungsi. Mengingat banyak di antara mereka yang masih membutuhkan tenda, maka BIN dengan cepat mendirikannya.
Deputi VII BIN Prabawa Ajie menyatakan bahwa pihaknya menyalurkan bantuan paket makanan siap saji, peralatan anak-anak dan orang dewasa, serta bantuan keuangan kepada 300 pengungsi gempa Cianjur. Desa Mangunkerta dipilih karena bantuan belum ada yang masuk. Para penduduk tinggal sementara di tenda yang didirikan di dekat area persawahan.
Prabawa Ajie menambahkan, gerak cepat anggota tim kemanusiaan BIN karena perintah dari Kepala BIN, bapak Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan. BIN mendirikan 6 tenda tambahan untuk menampung masyarakat Cianjur di pengungsian. Dalam satu tenda bisa diisi dengan 100 orang. Bantuan ini sangat diapresiasi masyarakat karena tendanya terbuat dari bahan kokoh dan tebal, sehingga mereka tidak kedinginan.
Tim Kemanusiaan BIN datang dan mendirikan Posko Bantuan di Desa Cijedil, Cianjur, dengan membawa 2 truk berisi barang-barang bantuan. Truk berisi makanan siap santap, pakaian, sembako, popok, dan kebutuhan-kebutuhan lain. yang akan langsung diberikan ke para pengungsi.
Bantuan dikumpulkan dan dikoordinasikan oleh perkumpulan istri anggota BIN, yakni Paguyuban Istri Divia Cita 83. Barang-barang bantuan disalurkan oleh Tim Kemanusiaan BIN. Mereka rela menempuh perjalanan jauh, bahkan sampai ke daerah terpencil di Cianjur.
BIN berkomitmen untuk menangani penyintas gempa dengan optimal, dan selalu jadi garda depan ketika ada bencana di Indonesia. Tak hanya logistik, BIN juga akan memberikan bantuan berupa pelayanan kesehatan. Para tenaga kesehatan didapatkan dari dari Puskesmas setempat. Tenaga medis sangat dibutuhkan para penyintas gempa, dan layanannya dilakukan dengan sistem door to door.
Ketua Tim Dokter Medical Intelligence, dr. Sri Wulandari, menyatakan bahwa pihaknya datang untuk membantu para korban gempa yang memiliki keterbatasan dalam mengakses sarana kesehatan. Selain membutuhkan untuk masalah logistik dasar, para korban memiliki masalah kesehatan. Untuk itu, layanan kesehatan diberikan secara door to door.
Dokter Sri menambahkan, Tim Medical Intelligence BIN juga menyiapkan mobil ambulans, 2 dokter dan 7 tenaga medis terlatih. Di dalam ambulans juga ada obat-obatan sehingga bisa langsung diberikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Masyarakat Cianjur mengapresiasi tim kemanusiaan BIN yang datang dengan tim medical. Kedatangan mobil ambulans disambut oleh warga, karena di dalamnya tak hanya ada obat-obatan. Namun juga ada dokter dan tenaga medis, sehingga kedatangannya sudah ditunggu-tunggu.
Para penyintas gempa Cianjur sangat membutuhkan bantuan berupa obat diare dan salep untuk mengatasi gatal-gatal. Banyak warga yang sakit batuk juga sehingga butuh penanganan tim medical BIN. Menurut dr. Sri, para penyintas gempa Cianjur juga sakit secara psikis, oleh karena itu ia dan tim medical memberikan layanan konseling.
Tim kemanusiaan dan tim medical BIN juga memberikan layanan konseling dan trauma healing untuk para penyintas gempa Cianjur. Kondisi psikis mereka sedang tidak baik-baik saja. Ada yang stress berat karena rumahnya hancur atau keluarganya meninggal dunia. Dengan konseling dan trauma healing maka diharap mereka lebih sehat secara mental.
BIN benar-benar optimal dalam menangani para penyintas gempa, karena dalam trauma healing memberikan bantuan non material tetapi sangat dibutuhkan. Anak-anak korban gempa diajak mendengarkan dongeng dan seni melipat kertas (origami) untuk mengatasi stress dan gangguan kecemasan pasca gempa.
Dalam acara trauma healing, tim juga mengadakan tes cita-cita. Anak-anak penyintas gempa akan semangat dalam memberi tahu cita-citanya dan mereka dimotivasi agar terus belajar. Dengan motivasi maka mereka terdorong agar kelak jadi orang dewasa yang berhasil dan mengharumkan nama bangsa.
Gempa telah membuat Cianjur berduka, termasuk anak-anak yang tinggal di kabupaten tersebut. Mereka mendapatkan bantuan dari Tim Kemanusiaan BIN, berupa makanan siap santap dan logistik lain. Kemudian, ada pula layanan kesehatan door to door serta trauma healing. BIN membantu masyarakat Cianjur dengan optimal agar mereka terpenuhi logistiknya dan bisa menghilangkan traumanya.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara