Oleh : Alif Fikri )*
Jelang akhir tahun masyarakat agar makin waspada karena ada potensi kejahatan, termasuk terorisme seperti yang terjadi di Bandung. Masyarakat juga diminta untuk tetap tenang dan bersatu dalam melawan radikalisme dan terorisme.
Masyarakat Bandung kaget karena ada peristiwa pengeboman di Mapolsek Astana Anyar, tanggal 7 Desember 2022. Apalagi serangan dilakukan di kantor polisi dan ada korban jiwa serta luka-luka, serta bagian luar bangunan hancur. Belum dipastikan kelompok radikal mana yang melakukan pengeboman.
Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung menyatakan bahwa ledakan terjadi pukul 8:20 WIB pagi, saat anggota Polsek sedang melakukan apel pagi. Seorang laki-laki masuk ke Mapolsek sambil mengacungkan senjata tajam dan menerobos barisan apel pagi. Seketika anggota (polisi) menghindar lalu ada ledakan. Ada 1 korban jiwa (pelaku) dan 3 anggota polisi yang luka-luka.
Kombes Aswin melanjutkan, setelah pengeboman, pintu gerbang Mapolsek hancur. Begitu juga dengan bangunan utama luar Mapolsek dan seluruh bagian luar ruang kantor.
Masyarakat diminta untuk waspada setelah ada peristiwa pengeboman. Aparat berusaha keras mencari kelompok radikal dan teroris mana yang menjadi pelaku serangan tersebut. Di bulan Desember memang agak riskan karena ada perayaan umat lain dan perlu ada pencegahan supaya rumah ibadah serta fasilitas umum tidak diserang oleh kelompok teroris.
Peristiwa pengeboman itu tentu mengguncangkan jiwa dan masyarakat berharap jangan sampai ada penyerangan lagi. Mereka juga diharapkan untuk tetap bersatu melawan terorisme dan radikalisme. Jangan malah sebaliknya, mendukung kelompok teroris dan berkomentar negatif mengenai pengeboman di dunia maya.
Masyarakat juga diminta untuk bersinergi dalam melawan radikalisme. Penyebabnya karena kelompok radikal masih eksis di Indonesia. Jangan sampai kelompok radikal dan teroris memecah-belah persatuan rakyat dan melakukan psy war, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Jelang Natal, polisi biasanya melakukan operasi untuk pengamanan lalu lintas. Masyarakat diminta untuk mendukung kepolisian dengan menjaga kondusivitas, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Jangan menghina umat yang sedang beribadah dan malah mendukung kelompok teroris, karena sama saja menyebar bibit-bibit terorisme.
Ketika ada umat yang akan memperingati hari raya maka perlu untuk toleransi dan membiarkan umat dengan keyakinan tersebut bergembira, apalagi hanya setahun sekali. Tak usah malah panas dan marah-marah apalagi melakukan sweeping gambar Santa Claus. Kelompok radikal akan makin senang ketika ada orang yang bertindak sembarangan seperti itu, karena sama saja mendukung radikalisme dan melakukan intoleransi.
Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin menyatakan bahwa kerukunan antar umat beragama harus dibangun karena akan menciptakan kerukunan nasional. Dengan kerukunan ini maka maka akan mendukung cita-cita Indonesia untuk jadi bangsa yang maju dan sejahtera.
Dalam artian, masyarakat harus rukun dan damai, baik di akhir tahun maupun di bulan-bulan yang lain. Jangan berseteru karena akan dimanfaatkan oleh kelompok radikal. Jangan pula malah mendukung kelompok teroris karena mereka adalah penjahat yang ingin menghancurkan Indonesia.
Dukungan ke kelompok teroris dan radikal biasanya datang dari segelintir anggota masyarakat yang merasa kecewa terhadap beberapa kebijakan pemerintah. Mereka akhirnya membenarkan pengeboman di akhir tahun dan menyalahkan pemerintah. Padahal sudah jelas yang salah adalah penyerangnya karena berniat jahat dan merusak kerukunan antar umat beragama.
Jangan sampai ada orang yang berpikiran negatif seperti itu karena akan memecah persatuan di antara masyarakat. Efek dari radikalisme dan terorisme sangat berbahaya dan bisa merusak otak, dan menghancurkan masa depan seseorang. Dari para mantan anggota kelompok radikal, mereka mengaku dicuci otak dan ditanamkan radikalisme sehingga tidak memikirkan cita-cita, tetapi malah ingin jadi bom pengantin dan tewas mengenaskan.
Masyarakat harus bersatu dalam melawan terorisme dan pendukung kelompok radikal, terutama pada akhir tahun. Salah satu caranya adalah dengan menekan tombol laporan di media sosial, saat ada netizen yang terang-terangan mendukung radikalisme dan terorisme. Atau jika ada yang malah memuji pelaku pengeboman. Dengan pelaporan maka akan ditindaklanjuti oleh pihak pengelola media sosial.
Kemudian, masyarakat juga bisa melaporkan ke pihak berwajib atau polisi siber, jika ada indikasi penyerangan yang dilakukan oleh kelompok radikal dan teroris. Dengan pelaporan maka akan ada pencegahan sehingga tidak ada serangan selanjutnya. Terutama pada akhir tahun saat ada peringatan hari raya umat dan rawan potensi penyerangan dan pengeboman.
Sinergi dalam melawan terorisme dan radikalisme harus dilakukan, apalagi jelang akhir tahun. Jangan sampai ada perpecahan antar umat karena ulah kelompok teroris. Saat ada peristiwa pengeboman maka masyarakat diminta untuk tenang. Jangan malah mendukung kelompok teroris karena sama saja memperbolehkan kejahatan di negeri ini.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute