Suarapapuanews, Jakarta– Badan Intelijen Negara (BIN) memanfaatkan teknologi yang super canggih dengan banyak fitur bermanfaat, bernama Sistem Intelijen Bencana (SiBe) dengan tujuan untuk melakukan penanganan gempa bumi di Kabupaten Cianjur agar menjadi jauh lebih maksimal.
Bantuan penanganan gempa bumi di Kabupaten Cianjur terus dilakukan oleh Badan Intelijen Negara dengan semaksimal mungkin. Hal tersebut memang ditujukan untuk memberikan yang terbaik kepada warga, khususnya mereka korban terdampak bencana gempa dan menjadi representasi konkret bentuk hadirnya negara di tengah-tengah masyarakat.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan Badan Intelijen Negara (BIN) disebut sebagai lembaga pertama yang berhasil menerapkan penggunaan teknologi canggih dalam rangka melakukan monitoring terkait penanganan bencana gempa bumi Cianjur itu. Penggunaan teknologi yang digunakan bernama Sistem Intelijen Bencana (SiBe).
SiBe sendiri merupakan sebuah sistem dengan basis aplikasi digital yang secara khusus memang dibangun dan dikembangkan langsung di Puslitbang BIN. Dengan menerapkan sistem teknologi canggih SiBe, bahkan di dalamnya sudah sangat lengkap berbagai macam informasi dan data, mulai dari zona bahaya, kerawanan, kapasitas respon termasuk risiko gempa bumi.
Mengenai hal tersebut, Kepala BIN, Jend Pol (Purn) Budi Gunawan menjelaskan bahwa memang seluruh informasi yang terjadi salam Sistem Intelijen Bencana (SiBe) mampu untuk menggambar keseluruhan situasi kebencanaan bahkan secara detail. Dengan gambaran yang diinformasikan oleh SiBe, maka mampu digunakan sebagai bahan pananganan dan juga penanggulangan dengan jauh lebih baik.
Bukan hanya sekedar diterapkan di Cianjur saja, melainkan beliau mengaku kalau nantinya SiBe juga akan diterapkan di wilayah-wilayah lain yang mengalami bencana untuk bisa membantu penanganan dengan jauh lebih maksimal lagi. Dengan adanya bantuan teknologi canggih tersebut, Budi Gunawan mengaku bahwa operasionalisasi penanganan bencana yang pihaknya lakukan bisa terbantu dan berjalan dengan lebih baik.
Penerapan SiBe juga memungkinkan untuk bisa lebih menjamin bagaimana kondisi lingkungan terdampak agar segera dikondusifkan. Ketika seluruh wilayah terdampak sudah menjadi kondusif, maka secara otomatis pula penyaluran logistik sendiri kepada seluruh warga terdampak bencana akan menjadi lebih terpetakan dengan jelas.
Ternyata, Sistem Intelijen Bencana (SiBe) yang dikembangkan oleh BIN ini bukan hanya berisi mengenai informasi-informasi terkait situasi dan tempat bencana saja, melainkan juga dilengkapi dengan fitur yang sangat bermanfaat, yakni bisa menganalisa segala bentuk informasi hoax yang mungkin saja sedang berkembang di tengah wilayah pengungsian dan juga masyarakat sekitar lokasi. Ketika informasi hoax tersebut mampu dijawab dengan benar, maka secara otomatis pula masyarakat sendiri mampu segera dimitigasi dan dibawa ke lokasi yang jauh lebih aman.
Karena tidak bisa dipungkiri, bahkan hal itu menjadi salah satu momok yang cukup serius, yakni ketika pihak tim relawan sudah bekerja keras untuk segera melakukan evakuasi dan mitigasi kepada warga, namun ternyata masih banyak informasi hoax yang bertebaran sehingga mempengaruhi pola pikir mereka dan mempersulit upaya evakuasi serta mitigasi yang dilakukan. Maka dari itu penggunaan SiBe menjadi banyak sekali manfaatnya.
Fitur lain yang terdapat dalam SiBe yang dikembangkan langsung di Puslitbang BIN adalah mengenai Automatic Weather Station (AWS) yang langsung terhubung dengan server utama di Markas Besar BIN. Dengan adanya AWS ini, maka kemampuan untuk prediksi cuaca menjadi jauh lebih akurat demi membantu segala proses kelancaran dalam operasional penananganan bencana, termasuk gempa bumi di Cianjur.
Lebih lanjut, Kepala BIN berharap bahwa dengan pemanfaatan teknologi canggih yang dikembangkan oleh pihaknya tersebut, yakni SiBe, maka seluruh proses penanganan kebencanaan, utamanya setelah kejadian bisa berlangsung dengan jauh lebih tepat dan efektif lagi.
Di sisi lain, ketika terdapat kemungkinan dan risiko atau berbagai dampak buruk lainnya diharapkan bisa diminimalisasi akibat bantuan berbagai macam fitur yang tersedia dalam teknologi canggih tersebut. Sehingga keselamatan seluruh warga pengungsi hingga para relawan pun menjadi terjaga.
Terkait dengan banyaknya fitur canggih yang dimiliki oleh SiBe, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BIN, Armi Susandi menjelaskan bahwa Sistem Intelijen Bencana bahkan sejauh ini masih belum banyak dikembangkan oleh para peneliti di dunia manapun.
Tentunya dengan hal tersebut menjadi kebanggaan yang sangat luar biasa, karena pihaknya mampu mengembangkan aplikasi dan teknologi secanggih SiBe dengan kebermanfaatan yang luar biasa bagi keselamatan manusia, utamanya ketika hendak melakukan penanganan bencana.
Armi menegaskan bahwa pihak BIN yang pertama kali memperkenalkan penggunaan teknologi dengan banyak fitur canggih tersebut. Kemudian selanjutnya bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk membantu banyak penanganan bencana, termasuk salah satunya yang saat ini, yakni untuk korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur.
Apresiasi sangat besar patut diberikan kepada pihak Badan Intelijen Negara (BIN) karena memang sejak awal mengetahui bagaimana pemberitaan adanya gempa bumi di Cianjur, mereka langsung dengan sangat sigap memberikan banyak sekali bantuan yang bermanfaat bagi warga terdampak. Termasuk juga dengan pemanfaatan teknologi super canggih SiBe yang ternyata sama sekali belum banyak dikembangkan oleh para peneliti lain di dunia.
)* Penulis adalah contributor Ruang Baca Nusantara
(CA/AA)