Suarapapuanews, Denpasar— Apresiasi sangat besar diberikan oleh WHO atas dorongan dari Presidensi G20 Indonesia untuk terus memulihkan infrastruktur kesehatan global bahkan dijadikan dalam salah satu isu prioritas perhelatan forum internasional tersebut. Sehingga diharapkan akan terjadi kolaborasi dan kerja sama dari seluruh negara di dunia mengatasi masalah ini.
Indonesia selaku Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) mengangkat salah satu tema yang dijadikan sebagai isu prioritas, yakni mengenai infrastruktur kesehatan global menjadi agenda penting dalam perhetalan forum internasional pada tahun 2022 ini. Mengenai isu infrastruktur kesehatan global tersebut, Senior Adviser to Director Jenderal World Health Organization (WHO), Bruce Aylward memberikan apresiasinya kepada Indonesia.
Menurut Bruce tema infrastruktur kesehatan global itu memang masih terus menjadi sebuah pekerjaan rumah yang sangat besar bagi negara-negara di dunia saat ini. Karena beberapa waktu lalu, dunia telah dihantam dengan adanya pandemi COVID-19.
Kedatangan pandemi kemudian sangat mengguncang banyak sekali sektor, bukan hanya pada sektor kesehatan saja, melainkan juga sangat berdampak pada sektor ekonomi sehingga terjadi perlambatan dan aktivitas ekonomi yang terhenti. Memang tidak bisa dipungkiri, ketika COVID-19 melanda, mau tidak mau, manusia harus bisa membatasi aktivitas dan kegiatan atau mobilisasi mereka, bahkan termasuk dalam aktivitas perekonomian.
Dengan adanya pembatasan mobilitas tersebut, yang dimaksudkan untuk bisa mencegah penyebarluasan COVID-19 menjangkiti manusia, sektor perekonomian menjadi korban karena banyak sekali hal-hal yang lumpuh dan sama sekali tidak bisa berjalan dengan semestinya. Sontak, pendapatan negara-negara di dunia pun ikut menurun.
Dampaknya bahkan bisa dirasakan sampai sekarang, tatkala daya beli masyarakat menjadi menurun dan terjadilah inflasi karena harga-harga menjadi sangat melambung seketika setelah pandemi mulai mereda dan mobilitas atau aktivitas perekonomian masyarakat mulai kembali dibuka.
Bruce dengan tegas menyatakan bahwa jika sistem kesehatan global sama sekali tidak segera diperbaiki dan dibiarkan terus, maka dunia akan menjadi rentan terhadap bencana, bahkan bisa saja ke depannya akan terus mengintai. Belum lagi ancaman pandemi yang bisa saja hadir kembali di dunia pada beberapa waktu ke depan, yang mana memang sifatnya sulit untuk diprediksi.
Setidaknya, jika pandemi yang sulit diprediksi tersebut tiba-tiba datang, dunia menjadi jauh lebih siap apabila kondisi infrastruktur kesehatan global bisa diperbaiki dan kerentanan dunia dalam menghadapi suatu pandemi tidak akan seburuk sebelumnya tatkala COVID-19 melanda.
Maka dari itu, menurut Bruce, seluruh pihak harus benar-benar bisa memperhatikan kesehatan masyarakat dunia. Oleh karenanya, penguatan dan stabilitas infrastruktur kesehatan global menjadi hal yang sangat penting untuk terus ditingkatkan.
Salah satu momentum terbaik dalam upaya menjalankan penguatan dan stabilitas infrastruktur kesehatan global tersebut adalah KTT G20, yang mana menjadi forum internasional, di mana banyak sekali negara-negara maju dan besar dengan perekonomian besar di dunia berkumpul di dalamnya.
Peranan dari negara-negara anggota G20 memang tidak bisa dipungkiri dalam menciptakan sebuah perubahan untuk mendorong pemulihan dunia dari segala krisis. Pasalnya, negara-negara G20 sendiri memegang 60 persen populasi dunia, dan juga 80 persen merupakan raksasa ekonomi dunia, sehingga kebijakan apapun yang dilahirkan dari KTT G20 jelas bisa merepresentasikan dunia dan diharapkan akan membawa kepada kebaikan secara bersama.
Senior Adviser to Director Jenderal WHO tersebut mengungkapkan kekagumannya pada gagasan Indonesia yang dinilai sangat luar biasa karena dalam kepemimpinan G20, nyatanya bangsa Indonesia mampu melihat, menangkap dan kemudian mengangkat masalah mengenai kesehatan global bahkan sebagai isu prioritas, yang mana memang menjadi hal sangat penting untuk bisa sesegera mungkin dicarikan solusinya.
Baginya, isu mengenai infrastruktur kesehatan global tidak akan bisa diselesaikan jika hanya ditanggung oleh salah satu atau beberapa negara saja, melainkan memang harus dilakukan secara bekerja sama dengan seluruh negara di dunia, dan hal tersebut akan sangat memungkinkan terjadi dalam forum G20 di Bali.
Sejauh ini, tantangan paling besar mengenai infrastruktur kesehatan global yang dihadapi oleh negara-negara di dunia adalah mengenai adanya kesenjangan pada ‘Primary Health Care’ atau Layanan Kesehatan Dasar. Kesenjangan tersebut terjadi diantara negara maju dengan negara berkembang. Maka dari itu sangat penting adanya kolaborasi secara inklusif seperti semangat Presidensi G20 Indonesia.
Dengan adanya kesenjangan itu, kemudian ketika dihantam oleh pandemi COVID-19, sontak sistem kesehatan di seluruh dunia mengalami kerusakan. Maka dari itu, Bruce kembali menegaskan bahwa masalah itu harus dihadapi dengan kerja sama dan kolaborasi dunia.
Semangat untuk bisa sesegera mungkin melakukan pemulihan pada infrastruktur kesehatan global terus didorong oleh Presidensi G20 Indonesia, bahkan diangkat menjadi salah satu isu prioritas dalam gelaran forum dunia tersebut. Maka tak heran, WHO sendiri langsung memberikan apresiasi besarnya kepada Indonesia.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara
(JFK/AA)