Suarapapuanews, Jakarta– Pelaksanaan KTT G20 di Bali 15-16 November 2022 telah resmi dibuka. Para delegasi asing negara-negara anggota G20 memberikan apresiasi sangat tinggi mengenai berlangsungnya perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) di Indonesia. Mereka menyebut bahwa forum internasional yang dilangsungkan di Bali ini sangat meriah karena bentuk dari persiapan panjang yang telah dilakukan oleh bangsa ini.
KTT G20 yang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus Presidensinya diselenggarakan di Bali dan digelar pada 15-16 November 2022. Sekitar 2.500 orang yang mendaftar dari 39 delegasi, yang mana seharusnya terdapat 20 negara anggota G20 dengan negara undangan dan juga 10 lembaga dunia. Ada 17 negara yang mengikuti KTT G20 tersebut secara langsung.
Presiden RI, Joko Widodo mengatakan angka itu menjadi sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena sejauh ini negara-negara di dunia masih sangat mempercayai Tanah Air. Padahal di tengah kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja, namun nyatanya mereka masih saja menempatkan diri untuk hadir secara langsung.
Dengan adanya kepercayaan dari para delegasi negara G20 tersebut, tentunya membuat nama Indonesia menjadi sangat disorot dan diperhatikan. Bahkan negara asing sangat ingin berlomba-lomba menanamkan modal mereka pada bangsa ini. Sebab, posisi Indonesia dinilai sangatlah strategis dalam peta percaturan dunia saat ini.
Bukan hanya karena menjadi negara Presidensi saja, melainkan fakta dan data menunjukkan kalau fundamental perekonomian yang dimiliki oleh bangsa ini terus membaik dan menembus di angka 5 persen, padahal di sisi lain, negara maju seperti Amerika Serikat (AS) justru mengalami inflasi hingga 2 kuartalan beruntun, hingga sempat mengalami resesi ekonomi.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa dengan adanya Presidensi G20 Indonesia, dampaknya sangatlah positif karena bisa turut menyumbangkan sebanyak Rp 7,4 triliun perekonomian domestik dan juga bisa meningkatkan konsumsi hingga sebesar Rp 1,7 triliun.
Ditambahkannya, KTT G20 juga ternyata dapat menyerap tenaga kerja hingga membantu mensejahterahkan para UMKM serta mampu menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 33 ribu orang. Airlangga menyebutkan pula bahwa sejauh G20 digelar di Indonesia, sudah ada sebanyak 438 kegiatan, yang mana terdiri dari ministerial meeting, working group, engagement group hingga side event.
Dengan keseluruhan kegiatan yang diselenggarakan hingga di 25 kota tersebut, Airlangga Hartarto mengemukakan bahwa para delegasi negara G20 mengakui dan memberikan apresiasi besar kepada Indonesia karena perhelatan G20 yang diselenggarakan di Tanah Air ini disebut yang paling meriah.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves RI), Luhut Binsar Pandjaitan juga mendukung pernyataan tersebut, bahwa memang telah terdapat apresiasi yang diberikan oleh para delegasi asing terkait dengan kemeriahan dan persiapan yang sudah dilakukan oleh Indonesia dalam rangka menyelenggarakan KTT G20.
Menko Luhut menyatakan salah satu apresiasi tersebut datang langsung dari Italia, mereka mengaku tidak bisa berkata-kata lagi karena terlalu takjub dengan segala kemeriahan dan persiapan Indonesia. Mereka memberikan apresiasi besar pada semua upaya yang dilakukan oleh bangsa ini terkait mendukung kesuksesan dan kelancaran G20.
Luhut juga mengaku bahwa Pemerintah RI sangatlah penuh akan optimisme dan percaya diri dengan segala persiapan G20 yang sudah digelar bahkan sejak jauh hari penyelenggaraan puncak forum internasional tersebut. Bahkan, dirinya memberikan kepastian bahwa Indonesia akan memberikan segala yang terbaik.
Apresiasi lain datang bukan hanya dari negara delegasi, namun juga dikemukakan oleh para awak media asing yang turut hadir dalam melakukan peliputan KTT G20 Indonesia. Mereka memberikan apresiasi terkait kuatnya perekonomian yang dimiliki oleh bangsa ini, terutama dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Selanjutnya, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva menjelaskan pihaknya sangat mengapresiasi tinggi kesuksesan Indonesia mampu memimpin perhelatan internasional yang sangat besar. Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena dirinya menilai saat ini situasi di dunia sendiri penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, salah satunya adalah dengan terjadinya konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina, kemudian terjadi kenaikan harga komoditas, oangan hingga energi yang semakin memperburuk risiko inflasi dunia.
Dengan segala kemeriahannya, terbukti bahwa Indonesia mampu memimpin penyelenggaraan KTT G20 di Bali, dimana menjadi forum internasional yang membahas bagaimana cara negara-negara mampu untuk pulih dan bangkit menghadapi berbagai krisis dunia. Bukan hanya kemeriahan, namun segala persiapan yang telah dilakukan oleh Indonesia banyak sekali diapresiasi tinggi oleh para delegasi asing.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara
(SAZ/AA)