Suarapapuanews, Jakarta– Para mahasiswa sangat penting untuk bisa mendukung dan turut berkontribusi secara aktif dalam suksesi penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Pasalnya untuk menghadapi krisis multidimensional ke depan, sangat dibutuhkan gagasan-gagasan cemerlang dari para pemuda, terlebih memang dampaknya juga akan sangat mereka rasakan dan menjadi tantangan tersendiri untuk generasi muda ke depannya jika krisis tak segera tertangani.
Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang diselenggarakan di Bali, yang mana Indonesia sebagai presidensinya memang tidak bisa dipungkiri bahwa penyelenggaraan kegiatan tersebut sangatlah penting untuk dunia. Bagaimana tidak, pasalnya negara-negara anggota G20 saja bisa dikatakan mampu merepresentasikan lebih dari dua pertiga penduduk dunia, kemudian menjadi representasi dari 75 persen perdagangan global hingga sekitar 80 persen PDB dunia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat dua arus isu yang dibahas dalam G20, yakni Finance Track dan juga Sherpa Track. Untuk Finance Track sendiri sesuai dengan namanya, berarti berfokus pada sektor keuangan.
Sedangkan mengenai Sherpa Track sendiri fokus pembahasannya ada di banyak bidang dan jauh lebih luas di luar isu keuangan, sepertii ekonomi digital, energi berkelanjutan, lingkungan, pariwisata dan sebagainya. Isu-isu tersebut bagi Menko Airlangga memang merupakan isu yang sangatlah strategis untuk terus dibahas, utamanya dipersiapkan pada beberapa tahun ke depan.
Menurutnya, dalam persiapan untuk dunia mampu memberikan solusi atau jalan keluar bagi banyaknya ancaman krisis multidimensional yang saat ini sedang terjadi, sangat penting keterlibatan dan juga dukungan aktif dari perguruan tinggi serta para mahasiswa. Ketum Partai Golkar tersebut mengimbau agar seluruh civitas akademika mampu terlibat dalam suksesi pergelaran G20.
Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof dr Ova Emilia, menyampaikan bahwa kepercayaan terhadap Indonesia untuk memegang tongkat estafet presidensi G20 merupakan hal yang membanggakan dan memberikan posisi tawar yang kuat bagi Indonesia untuk memproyeksikan gerak kemajuan masa depan.
Tentunya dengan kesuksesan Indonesia dalam memimpin sebuah forum bergengsi dengan taraf internasional tersebut, akan semakin meningkatkan citra Tanah Air di mata dunia sehingga negara-negara lain semakin memperhatikan dan memperhitungkan Indonesia bahwa bangsa ini memang merupakan sebuah bangsa yang hebat.
Pada kesempatan yang berbeda, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto juga mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk mampu meningkatkan partisipasi mereka secara jauh lebih aktif dalam banyak rangkaian kegiatan G20, termasuk dengan Engagement Group – Youth 20 (Y20).
Di sisi lain, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto menjelaskan bahwa dirinya berharap supaya ajang G20 bukanlah hanya menjadi sekadar perayaan semata. Pasalnya forum tersebut menurutnya akan banyak sekali mendatangkan manfaat bagi Indonesia sendiri, terlebih apabila semua pihak mampu memanfaatkan momentum yang sangat berharga itu.
Tujuan utama dari diselenggarakannya Presidensi G20 Indonesia sendiri adalah memang supaya mampu secara bersama-sama negara lain di dunia dapat keluar dari banyaknya ancaman krisis dan juga bangkit menjadi negara yang jauh lebih tangguh ke depannya.
Jika menginginkan hal tersebut, maka memang sangat penting membutuhkan dorongan transformasi cara kerja global, termasuk perubahan pola pikir dan juga model bisnis, hingga bagaimana caranya pemanfaatan setiap kesempatan bahkan di tengah keterpurukan atau pandemi untuk bisa langsung menghasilkan terobosan baru.
Langkah-langkah berpikir demikian biasanya banyak sekali dijumpai pada anak-anak generasi muda, utamanya para mahasiswa. Mereka memiliki pola pikir yang kreatif, inovatif dan juga kritis sehingga memang suksesi penyelenggaraan G20 ini sangat perlu untuk didukung dengan keterlibatan aktif para mahasiswa.
Lebih lanjut, Haryo menambahkan bahwa Indonesia sendiri melalui Presidensi G20 akan terus mendorong dan memperjuangkan aspirasi atau kepentingan dari negara-negara rawan serta berkembang, dengan begitu, akan tercipta sebuah tatanan pengelolaan dunia yang jauh lebih adil karena negara-negara yang dianggap tidak seberapa berkuasa tetap bisa disuarakan pendapatnya dan kepentingannya.
Karakter-karakter membela yang lemah, juga sangat mampu merepresentasikan bagaimana mahasiswa berpola pikir. Tidak jarang dijumpai para mahasiswa bahkan sama sekali tak sungkan untuk melakukan berbagai macam aksi demonstrasi ke jalan untuk menyuarakan suara-suara pihak yang dianggap lemah dalam sebuah tatanan.
Terlebih, apabila negara-negara berkembang tersebut mampu terus diakomodasi kepentingannya, maka juga akan tercipta penguatan solidaritas dunia dalam rangka persatuan ketika hendak menghadapi sebuah ancaman termasuk perubahan iklim dan juga mampu mendorong terjadinya pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam Presidensi G20, Indonesia berupaya tidak sekedar menghasilkan konsep-konsep naratif, tetapi juga aksi yang dapat dikerjakan atau concrete deliverable yang memberi manfaat bagi Indonesia dan dunia. Menurut Menko Airlangga, pada tahun 2020 hingga 2030 akan terjadi momentum bonus demografi dan sangat berpotensi mendatangkan middle income trap, yang mana hal tersebut menjadi tantangan untuk generasi muda milenial dan generasi Z.
Dengan segala tantangan serta ancaman krisis multidimensional yang mungkin saja akan terjadi pada beberapa waktu ke depan, memang sama sekali tidak bisa dipungkiri kalau peran aktif dari seluruh masyarakat, khususnya generasi muda dan para mahasiswa menjadi sangat penting dalam mendukung Presidensi G20 Indonesia
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara
(SAZ/AA)