Suarapapuanews, Jakarta– Investasi di Indonesia sebelumnya terkenal dengan regulasi yang berbelit-belit, sehingga investor akan berpikir berkali-kali untuk menanamkan investasi di Indonesia. Namun saat ini pemerintah telah berupaya untuk mempermudah proses investasi, sehingga iklim investasi di Indonesia dinilai semakin kompetitif.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Peluncuran UU Cipta Kerja juga dikawal dengan pembentukan dua satuan tugas, yang masing-masing berfungsi untuk sosialisasi dan untuk memastikan implementasi UU Cipta Kerja sesuai dengan tujuannya, yakni memperbaiki iklim bisnis di Indonesia.
Potensi di Indonesia seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kompetitif dan kreatif menjadikan Indonesia ideal sebagai destinasi investasi, baik untuk relokasi maupun ekspansi global. Mewakili berbagai sektor utama seperti manufaktur, energi berkelanjutan serta ekonomi digital.
Indonesia juga diharapkan dapat lebih membuka akses pasar melalui perjanjian kerja sama perdagangan guna lebih menarik para pelaku bisnis global berinvestasi ke Indonesia.
Transformasi dan reformasi proses investasi di Indonesia dilaksanakan melalui penetapan dan pelaksanaan UU Cipta Kerja serta pemberian insentif bag investor di sektor-sektor prioritas dan strategis.
Simplifikasi dan percepatan proses pemberian izin yang dilaksanakan secara efektif dan transparan dengan menggunakan teknologi terkini, diharapkan mampu menarik pengusaha dari luar negeri untuk menanamkan modal di Indonesia.
Selain UU Cipta Kerja, pemerintah juga memberikan alternatif instrument investasi melalui Souvereign Wealth Fund Indonesia (SWFI) yang dikelola oleh Indonesia Investment Authority (INA). Didorong pula investasi di sektor lingkungan, termasuk green bonds maupun energi baru/terbarukan untuk bersama-sama mengatasi perubahan iklim, yang kesemuanya dilaksanakan dengan tata kelola yang baik untuk memberikan kepastian bagi investor.
Sebelumnya, menteri keuangan Sri Mulyani telah menekankan bahwa semua pihak baik BUMN dan Swasta ingin melihat Indonesia menjadi tempa ekonomi yang berkembang dan menciptakan daya tarik melalui kebijakan yang diformulasikan oleh para menteri bidang ekonomi melalui kompetisi yang terbuka.
Menurutnya, peningkatan produktivitas sangat bagus untuk meningkatkan peringkat kemudahan bisnis di Indonesia melalui kemudahan mobilisasi barang dan jasa. Semuanya akan memberikan satu gambaran momentum ekonomi yang baik bagi Indonesua yang mulai terlihat saat ketidakpastian ekonomi global berkurang dengan suku bunga the Fed yang cenderung turun. Pasar di Indonesia semakin berkembang dengan adanya partisipasi sektor swasta maupun BUMN menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Keterlibatan BUMN dalam banyak proyek pembangunan infrastruktur melalui penugasan saat ini sangatlah wajar dan harus dilakukan karena infrastruktur Indonesia masih tertinggal.
Pada kesempatan berbeda, Presiden RI Joko Widodo mengatakan, jika pertumbuhan investasi akan jauh lebih tinggi melalui beberapa reformasi struktural yang pemerintah lakukan. Tujuan investasi utama bagi investor asing yang mengajak untuk mematangkan peluang ekonomi. Dengan peluang investasi yang baik, tentu saja hal tersebut akan mampu membantu perekonomian dengan bertumbuhnya ekonomi untuk masyarakat.
Iklim investasi sendiri merupakan iklim yang mendorong seseorang dalam menjalankan investasi dengan biaya dan risiko serendah mungkin. Bahkan untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang yang tinggi.
Kebutuhan investasi Indonesia diproyeksi akan mencapai Rp 5.800 triliun hingga Rp 5.900 triliun. Bappenas sendiri sengaja untuk mendorong pertumbuhan investasi sebesar 6,4% pada tahun 2021.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin Indonesia, Bobby Gafur Umar menilai, iklim investasi di Indonesia sudah membaik. Hal ini dilihat dari regulasi yang bisa mendukung penerapan investasi seperti Omnibus Law. Kadin menilai bahwa iklim investasi di Indonesia sudah semakin menarik, bahkan setelah berhasil melewati dua tahun pandemi.
Bobby menerangkan, peraturan baru ini bisa memotong proses birokrasi yang panjang dalam proses investasi menjadi sederhana. Ditambah lagi, terdapat 270 juta penduduk di Tanah Air yang dapat membuat negara ini menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia.
Dirinya menjelaskan, dengan memperbaiki regulasi hal tersebut juga turut serta memperbaiki infrastruktur. Hal tersebut dilakukan demi menurunkan biaya logistik, memberikan insentif kepada investor hingga Indonesia menjadi sangat menarik sebagai negara destinasi investasi. Beberapa tahun yang lalu relokasi bisnis dari Tiongkok banyak menuju Vietnam dan negara lain di Asia Tenggara. Namun saat ini, Indonesia telah menjadi prioritas tujuan relokasi tersebut.
Bobby memaparkan, tahun ini Indonesia menunjukkan kinerja ekonomi yang sangat bagus, setelah berhasil melewati gejolak pandemi dalam dua tahun terakhir. Sehingga Kadin melihat, berdasarkan semua angka ekonomi, Indonesia masih menjadi salah satu pemasok di dunia, apalagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Pemerintah Indonesia telah berhasil menerapkan strategi untuk meningkatkan kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia, di sisi lain stabilitas pertumbuhan ekonomi juga membuat investor merasa yakin untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi tujuan investasi.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute
(AD/AA)