Suarapapuanews, Jakarta– Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) adalah forum internasional yang akan diselenggarakan di Bali akhir tahun ini, karena Indonesia menjadi presidensi tahun 2022. Menjadi tuan rumah G20 sangat membanggakan karena jadi ajang promosi pemerintah, mulai dari bidang pariwisata hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Diharap pasca KTT G20 akan ada banyak pengusaha UMKM yang maju karena mendapat banyak klien, dan pariwisata kembali ramai.
Pandemi yang dimulai tahun 2020 memporak-porandakan hampir segala bidang, termasuk pariwisata dan ekonomi, terutama UMKM (usaha kecil, mikro, dan menengah). Daya beli masyarakat turun drastis dan mereka menahan uangnya erat-erat, karena mengutamakan kebutuhan pokok. Sementara sektor pariwisata juga sepi karena ada aturan lockdown di beberapa negara dan pembatasan mobilitas masyarakat.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena mengganggu roda perekonomian negara. Oleh karena itu pemerintah mencari solusinya. Salah satunya dengan menjadi presidensi KTT G20 tahun 2022, yang berarti akan diadakan di Indonesia. Dengan jadi tuan rumah maka akan bermanfaat besar bagi dunia pariwisata dan UMKM di negeri ini.
Eddy Satriya, Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM), menyatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM akan menjembatani pelaku UMKM untuk unjuk gigi pada event KTT G20. Caranya dengan memberikan merchandise kepada peserta KTT, yang merupakan produk dari pelaku UMKM.
Jika UMKM diberi kesempatan untuk berpromosi pada KTT G20 maka akan sangat bagus. Penyebabnya pasar akan makin luas, karena peserta KTT sampai ratusan orang. Selain itu, produk UMKM akan merambah ke mancanegara karena bisa dilihat dan dipegang oleh delegasi-delegasi G20 yang berasal dari luar negeri. Semoga dengan cara ini, usaha mereka akan makin maju.
UMKM yang diajak dalam KTT G20 akan merasakan efek jangka panjang. Selain mendapatkan calon pelanggan, mereka juga belajar untuk menaikkan kualitas produk. Penyebabnya karena kliennya adalah delegasi KTT G20 yang berasal dari luar Indonesia, dan menginginkan produk berkualitas tinggi dan tidak dibuat asal-asalan.
UMKM wajib dibantu karena merekalah tulang punggung perekonomian negara, karena 90% pelaku ekonomi adalah pebisnis kecil dan menengah. Saat UMKM nyaris pingsan karena efek pandemi dan penjualan sepi, maka pemerintah menolong. Caranya dengan menggandeng mereka untuk ikut berpromosi dalam KTT G20.
Eddy menambahkan, kualitas produk dan kapasitas produksi pelaku UMKM akan diperiksa. Dalam artian, pemerintah memberi kesempatan pada mereka untuk mempromosikan produknya pada KTT G20. Namun wajib untuk mengontrol kualitasnya sehingga produk yang ditampilkan tidak asal-asalan. Begitu juga dengan kapasitas produksi, harus sesuai dengan permintaan panitia KTT.
Sementara itu, KTT G20 juga bisa jadi ajang promosi pariwisata Indonesia. Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyatakan bahwa KTT G20 adalah ajang promosi pariwisata gratis Bali. Ia meminta seluruh komponen agar berpartisipasi pada KTT tersebut. Tujuannya agar terselenggara dengan baik dan lancar. Kedatangan para delegasi KTT G20 juga menjadi citra yang baik bagi Bali.
Dalam artian, jika para pemimpin dunia datang ke Bali (sebagai tempat KTT G20) maka membuktikan bahwa Bali sangat aman. Corona tak lagi mengganas di Indonesia dan pandemi sudah terkendali. Apalagi seluruh orang yang bekerja di sektor pariwisata (misalnya petugas hotel) sudah divaksin lengkap. Mereka tidak perlu takut untuk melancong ke Pulau Dewata.
Tak bisa dipungkiir, pandemi menjadi pukulan telak bagi dunia pariwisata Bali. Apalagi ada larangan untuk mengunjungi dari negara tertentu sehingga kedatangan wisatawan asing turun drastis. Padahal dari uang merekalah dunia pariwisata Bali dihidupkan, dan menghasilkan devisa yang banyak.
Namun ketika ada KTT G20 yang diselenggarakan di Bali, maka akan jadi sorotan media internasional. Mereka akan melihat sendiri betapa Bali sudah pulih dari corona. Pandemi memang masih ada tetapi sangat terkendali, dan semua orang mematuhi protokol kesehatan 10M.
Jika ada liputan KTT G20 maka masyarakat internasional akan melihatnya lalu yakin bahwa Bali sudah aman. Mereka tidak akan ragu untuk berkunjung ke Bali dan bersenang-senang di sana. Apalagi setelah lebih dari 2 tahun pandemi yang melelahkan pikiran, banyak orang yang ingin liburan dan relaksasi, lalu berwisata ke Bali sebagai cara refreshing.
Semoga pasca KTT G20, tingkat kedatangan wisatawan asing ke Bali naik drastis dan kembali normal, seperti pada masa sebelum pandemi. Kepercayaan para turis akan naik karena yakin akan keamanan dan kesehatan di Pulau Dewata. Mereka juga sudah rindu untuk surfing atau bersantai di Pantai Kuta.
KTT G20 adalah ajang yang sangat bagus untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, terutama Bali. Kunjungan turis asing akan naik drastis karena mereka yakin bahwa Indonesia aman dari corona. Selain itu, KTT G20 juga akan memperluas pasar UMKM, karena mereka akan mendapatkan calon pembeli dari delegasi-delegasi KTT yang berasal dari luar negeri.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
(MP/AA)