Suarapapuanews, Jakarta– Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara berkomitmen untuk mengawal Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada masyarakat agar dapat lebih tepat sasaran. Komitmen tersebut perlu mendapat dukungan dan diharapkan dapat diikuti elemen mahasiswa agar Bansos BBM benar-benar sampai kepada pihak yang membutuhkan.
Sekjen Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, Reja Anggara menyadari alokasi subsidi BBM apabila terus dilakukan akan membuat APBN terus membengkak. Reja sepakat adanya pengalihan subsidi BBM ke sektor yang lebih bermanfaat seperti pendidikan dan kesehatan.
Reja juga berkomitmen akan mengawal proses pemberian bantuan langsung tunai agar tepat sasaran. Ia juga manyadari bahwa subsidi BBM selama ini tidak tetap sasaran dan perlu penataan ulang.
Apa yang dilakukan oleh Reja dan BEM Nusantara tentu saja patut diapresiasi, mereka tidak hanya kritis terhadap kebijakan pemerintah, tetapi juga turut andil dalam pergerakan serta tindakan nyata untuk mengawal pemberian BLT kepada masyarakat yang layak untuk mendapatkannya.
Di sisi lain Reja juga menaruh harap kepada pemerintah agar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat termasuk upaya-upaya mitigasi yang telah disiapkan. Serta mampu mengantisipasi agar hal-hal yang berefek buruk akibat ekonomi global yang tak menentu dan situasi internasional yang memanas akibat perang di Eropa, tidak berdampak pada inflasi di Indonesia.
Tentu saja program tersebut perlu pengawalan dari masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh BEM Nusantara, di mana BEM selaku penggerak mahasiswa akan terus mengimbau mahasiswa lain untuk mengawasi pemberian Bansos BBM. Apakah benar-benar dinikmati oleh rakyat kecil, atau malah disalahgunakan oleh koruptor. Penyebabnya karena masyarakat terdampak harus dibantu dan jangan sampai haknya dimakan oleh koruptor yang tidak bertanggung jawab.
Pemblokiran terhadap celah untuk pengemplangan Bansos BBM haruslah dilakukan demi memberantas praktek KKN di Indonesia. Mahasiswa mengawal dengan memantau apakah pemberian Bansos BBM pada rakyat di Kantor Pos sesuai dengan yang dijanjukan nominalnya yakni Rp 600.000. Bansos tersebut tentu akan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan, jangan sampai ada oknnum yang tega memotong besaran bansos untuk keuntungan pribadinya.
Bagaimanapun juga praktik korupsi tidak akan pernah dibenarkan, apalagi proyek ini menyangkut hajat banyak orang. Pengawalan dari BEM Nusantara menunjukkan bahwa BEM merupakan organisasi yang peduli terhadap nasib rakyat di tengah penyesuaian harga BBM.
Pemerintah telah berusaha memberikan bansos sebagai bantalan sosial, bansos ini bisa berupa BLT maupun BSU dan bantuan angkutan umum. Dalam hal seperti ini, Mahasiswa memang perlu menggunakan nalar kritis tetapi juga solutif dalam menanggapi isu-isu nasional.
Pengawalan BEM Nusantara terhadap pemberian BLT, merupakan wujud peran mahasiswa yang memiliki fungsi sebagai kontrol politik. Mahasiswa merupakan anak muda dengan idealisme yang masih kuat dan pemikiran yang belum terpengaruh oleh kepentingan politik. Mahasiswa juga memiliki peran sebagai pengawas dan partisipan dalam membahas segala hal mengenai politik yang terkait dengan pengambilan keputusan pemerintah. Tidak hanya melontarkan saran dan kritik, tetapi mahasiswa juga bisa memberikan solusi dan terlibat dalam solusi tersebut.
Mahasiswa tentu saja tidak hanya sekadar datang ke kampus untuk duduk dan mendengarkan dosen. Mahasiswa dengan wawasannya sudah cukup dewasa untuk memiliki idealismenya sendiri, yakni kebenaran murni tanpa terpengaruh oleh pihak lain. Dalam program pemberian BLT, mahasiswa haruslah independen dalam mengawasi pemberian BLT agar bantuan tersebut tidak menjadi kebutuhan bagi mereka yang tidak layak menerima.
Selain itu mahasiswa juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur seperti empati, keadilan dan kejujuran. Pengawasan terhadap pembagian BLT merupakan salah satu bentuk konkrit mahasiswa dalam menjaga guardian of value.
BLT yang tepat sasaran merupakan suatu keharusan, dikarenakan program bantuan tersebut merupakan bentuk bantalan sosial bagi masyarakat yang benar-benar layak untuk mendapatkan bantuan. Tentu saja hal tersebut membutuhkan pengawasan tak terkecuali pengawasan dari Mahasiswa.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara
(MN/AA)