Suarapapuanews, Jakarta– Kalimantan Timur dipilih untuk menjadi Ibu Kota Negara (IKN). Pembangunan IKN tersebut ditempuh karena Jakarta dipandang sudah tidak relevan untuk dijadikan Ibu Kota Negara, sehingga lokasi IKN perlu dipindahkan ke lokasi yang mampu mencerminkan Indonesiasentris.
Sebagaimana yang dicita-citakan oleh Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno yang menginginkan agar Ibu Kota Negara dapat mengedepankan konsep Indonesiasentris. Di mana Soekarno juga menempatkan Kalimantan sebagai pusat pemerintahan.
Kalimantan sebagai lokasi IKN merupakan sebuah konsekuensi geopolitik Indonesia, mengingat di depan Kalimantan khususnya Kalimantan Timur, terbentang suatu kawasan perdagangan strategis dari Selat Sunda hingga ke Selat Makassar.
Lulusan Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto mengatakan, desain IKN Baru haruslah mencerminkan keseimbangan. Bukan hanya modern saja, tetapi juga harus sesuai dengan kultur dan budaya Indonesia.
Selain itu, IKN juga dapat melambangkan jembatan antara histori Indonesia. Pada dasarnya IKN merupakan jembatan antara masa lalu Indonesia dan mimpi Indonesia membangun peradaban dunia. Hal inilah yang diharapkan sebagai core value dalam membangun tata kota dan arsitek dari ibu kota baru.
Arsitek asal Jepang Kengo Kuma berharap agar IKN di Kalimantan tersebut bisa dijadikan contoh atau model bagi ibu kota terutama di Asia.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Achmad Ma’ruf, mengatakan bahwa pemindahan IKN memiliki aspek multidimensi bagi pemerataan ekonomi, geopolitik dan pertahanan keamanan negara, dan juga soal keamanan dari bencana alam.
Ma’ruf mengatakan bahwa kita harus berpikir untuk seluruh Nusantara. Indonesia itu termasuk Kalimantan dan Papua Juga. Banyak orang tidak memahami wawasan nusantara, pikirannya tidak jernih, melakukan kritik yang tidak bermanfaat seperti membuat perpecahan.
Tentu saja membangun ibu kota baru di daerah tertinggal, lebih penting daripada uang negara dikorupsi seperti bantuan likuiditas bank Indonesia (BLBI). Pemindahan IKN itu memberi rezeki kepada penduduk setempat yang selama ini dalam kekurangan. Kini, jalan raya di sekitar kawasan inti pusat pemerintahan IKN sudah mulus. Waktu tempuh mereka ke kota besar lainnya seperti Balikpapan, menjadi lebih singkat. Apalagi jika jalan tembus ke IKN melalui jembatan pulau Balang.
Pada kesempatan berbeda, Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia Rizal Edy Halim (UI), menilai bahwa pemindahan ibu kota dapat mendorong orientasi pembangunan di luar Jawa agar lebih merata.
Sementara itu, terkait dengan desain, desain ibu kota baru dengan burung garuda membentang tersebut dibuat oleh pematung Nyoman Nuarta. Berbeda dengan Istana Bogor dan Istana Merdeka dengan arsitektural kolonial, Ia menyebutkan konsep desain Istana Negara di Ibu Kota baru membawa kesan lebih Indonesia asli.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan, bahwa pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur bertujuan untuk pemerataan pembangunan. Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 17 ribu pulau, akan tetapi penyebaran populasi masyarakatnya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Hal tersebutlah yang menurut Jokowi menjadi sebab pendapatan Domestik Bruto atau PDB Indonesia juga terkonsentrasi di Jawa. Artinya magnet ada di Pulau Jawa dan Jakarta, sehingga diperlukan magnet lain.
Dengan pemindahan IKN ke Kalimantan Timur, Jokowi berharap agar masyarakat tidak hanya tertuju ke Pulau Jawa saja untuk mencari nafkah. Dengan demikian, beban Pulau Jawa dan Jakarta diharapkan tidak akan semakin berat.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, bahwa pemindahan IKN dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menjadi salah satu strategi untuk menggeser porsi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dari barat menjadi lebih ke timur. Dirinya menilai, bahwa pemerintah sadar betul akan adanya kesenjangan pembangunan ekonomi antara Pulau Jawa dengan Luar Pulau Jawa.
Airlangga juga berharap agar IKN dapat segera dibangun sesuai rencana dan adanya peran aktif masyarakat seperti penyampaian informasi, komunikasi publik, dan diseminasi tentang persiapan, pembangunan, hingga penyediaan ruang-ruang partisipasi dan konsultasi publik guna mendukung pengembangan IKN secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengatakan bahwa pembangunan IKN bernama Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, merupakan magnet pertumbuhan ekonomi baru yang dapat memberikan kontribusi secara nasional. Dirinya mengatakan pemindahan IKN ke provinsi Kalimantan Timur berpotensi menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang semakin merata ke luar Pulau Jawa, Untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu konektivitas antarwilayah dan keterkaitan yang kuat antar sektor.
Pemindahan Ibu Kota Negara juga mendorong pemerataan pembangunan, dimulai dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunannya yang bakal memberikan dampak ekonomi positif luar biasa bagi bangsa melalui jalur investasi dan perdagangan akan memberikan sumbangsih terhadap pertumbuhan di wilayah tersebut.
Pulau Jawa sudah terlampau padat dan sesak, sehingga lokasi Ibu Kota Negara perlu dipindahkan ke luar pulau Jawa, di mana Kalimantan Timur dipilih oleh pemerintah untuk membangun IKN, hal ini tentu saja menjadi bukti bahwa pemerintah ingin membangun secara Indonesiasentris.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
(AD/AA)