Suarapapuanews, Jakarta– Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebijakan Pemerintah untuk meringankan rakyat terdampak penyesuaian harga BBM. Dengan adanya bantuan tersebut, daya beli masyarakat diharapkan dapat terjaga.
Ketika harga BBM jenis Pertalite disesuaikan jadi 10.000 rupiah per liter maka pemerintah memberikan kompensasi berupa BLT BBM. Dana sebesar 600.000 rupiah akan diterima oleh rakyat kecil dan mereka bisa mendapatkannya di Kantor Pos. Ada lebih dari 20 juta WNI berpenghasilan minimal yang akan menikmati BLT BBM dan mereka senang karena penyalurannya via Kantor Pos, sehingga yang tidak punya rekening bank bisa mencairkannya.
Pengalihan alokasi subsidi BBM dinilai sangat tepat karena pertama, lebih akurat karena langsung dinikmati oleh rakyat kecil. Kedua, BLT BBM bisa menekan tingkat kemiskinan di Indonesia. Selama pandemi masyarakat ada yang turun status dari kalangan menengah menjadi menengah ke bawah karena kondisi keuangannya kurang stabil.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan bahwa pengalihan subsidi BBM bisa tepat sasaran, karena menekan kemiskinan ekstrim dan mencegah angka stunting. Faktanya, angka stunting di Indonesia masih 24% sedangkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah 14%.
Dalam artian, subsidi BLT BBM yang langsung diberikan pada rakyat kecil bisa menekan kemiskinan karena masyarakat akan bisa membelanjakannya sehingga uang dapur aman. Mereka mendapatkan sembako dan berbagai kebutuhan pokok lain dengan memanfaatkan BLT BBM. Sandang dan pangan adalah kebutuhan utama masyarakat dan bisa dibelanjakan menggunakan uang BLT tersebut.
Selain itu, BLT BBM juga bisa dimanfaatkan untuk membuka bisnis misalnya dengan berjualan makanan rumahan. Dengan begitu maka rakyat kecil mendapatkan modal dan juga menikmati keuntungan dari bisnis UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) tersebut.
Kemiskinan dan stunting memang identik dan jika ada BLT BBM bisa memberantas stunting, terutama pada balita. Jika ada dana BLT maka para ibu bisa membeli telur, susu, dan makanan bergizi lain yang baik untuk anak-anak. Mereka bisa tumbuh besar dan tidak akan kena stunting, yang berbahaya karena tak hanya membuat postur tubuh kurang tinggi tetapi juga berpengaruh pada kecerdasan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Harry Hikmat menyatakan bahwa angka kemiskinan bisa turun sebanyak 0,3% dengan adanya BLT BBM. Angka ini bahkan bisa jadi 1% karena ada berbagai bantuan lain dari pemerintah. Misalnya PKH (Program Keluarga Harapan), bantuan sembako, dll.
Dengan pemberian BLT maka rakyat kecil bisa membelanjakannya ke pasar. Angka kemiskinan bisa turun karena mereka bisa memenuhi kebutuhan pokoknya tanpa harus berhutang. Kemudian, uang yang dibelanjakan akan menaikkan omzet para pedagang dan roda perekonomian negara terus berjalan dengan kencang. Dengan cara ini maka kondisi finansial negara semakin baik karena pasarnya dinamis.
Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan, menyatakan bahwa BLT BBM akan menekan tingkat kemiskinan. Walau ada penyesuaian harga BBM tetapi kondisi masyarakat tetap stabil, bahkan angka kemiskinan turun. Penyebabnya karena BLT akan jadi bantalan pengaman.
BLT BBM akan menekan angka kemiskinan karena bisa dimanfaatkan oleh rakyat kecil dan mereka tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga BBM jenis Pertalite. Masyarakat merasa senang karena diperhatikan oleh pemerintah dan mereka terselamatkan dari status miskin.
Selain BLT BBM maka rakyat kecil juga mendapat bantuan berupa BSU (bantuan sosial pekerja) sebesar 600.000 rupiah, khusus bagi mereka yang bergaji di bawah 3,5 juta rupiah per bulan. Syaratnya adalah wajib aktif di BPJS Ketenagakerjaan dan namanya bisa dicek di website milik Kementerian sosial.
Dengan bantuan sosial pekerja maka rakyat kecil akan mendapatkan tambahan uang belanja, selain BLT BBM. Mereka pun tidak akan jadi miskin mendadak gara-gara perubahan harga BBM. Sejak awal masa pendemi, ada berbagai bantuan yang disalurkan oleh pemerintah untuk mencegah kemiskinan di Indonesia.
Pemerintah benar-benar memikirkan bagaimana cara agar rakyat kecil tetap bisa eksis dan tidak memiliki predikat miskin, ketika ada penyesuaian harga BBM. Terlebih ketika kondisi masih pandemi, di mana perekonomian belum terlalu stabil. Salah satu caranya adalah dengan memberikan subsidi berupa BLT BBM, yang menyasar langsung rakyat kecil dan bisa mereka manfaatkan untuk kebutuhan dapur.
Tingkat kemiskinan di Indonesia bisa ditekan sampai 1% dengan pemberian BLT BBM sebagai bantalan pengaman. Rakyat kecil masih bisa belanja sembako dan berbagai kebutuhan lain, tanpa memusingkan harganya, karena mereka menggunakan dana BLT tersebut. Angka kemiskinan akan turun perlahan-lahan dan Indonesia bisa naik dari negara berkembang menjadi negara maju..
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(RS/AA)