Suarapapuanews, Jakarta– Indonesia adalah negara tujuan investasi dari banyak penanam modal asing. Mereka tertarik untuk masuk karena posisi Indonesia yang strategis di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan sumber daya alam yang berlimpah. Banyaknya negara yang ingin berinvestasi sangat bagus, karena bisa mengurangi pengangguran di negeri ini.
Pandemi membuat perekonomian sedikit bergoyang. Pemerintah ingin memperbaikinya, salah satunya dengan investasi. Penanaman modal asing dipilih karena menambah devisa negara, dan kenyataannya Indonesia memang sejak dulu terbuka terhadap para investor. Sejak era Orde Baru sudah ada penanam modal asing dengan aneka proyek, yang hasilnya saling menguntungkan.
Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, menyatakan bahwa banyak negara berebut ingin menjalin koneksi dan menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu ia simpulkan setelah melakukan kunjungan ke negara-negara di Eropa, Asia, dan Australia.
Selama ini banyak negara yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia dan membangun industri strategis. Pertama ada Arab Saudi, yang tertarik untuk berinvestasi, karena Indonesia menjamin dan mempermudah pengurusan sertifikasi halal MUI pada tiap pengusaha. Baik ke pengusaha kelas kakap maupun UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah).
Sertifikasi halal sangat penting karena menunjukkan bahwa Indonesia sangat peduli pada kehalalan sebuah produk. Bukan hanya produk makanan dan minuman, tapi juga produk lain seperti kosmetik. Arab Saudi senang karena pemerintahan Presiden Jokowi sangat concern pada kehalalan suatu produk, oleh karena itu mereka sudah berancang-ancang untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Selain Arab Saudi, pengusaha Amerika juga ingin berinvestasi, khususnya Elon Musk. CEO Tesla ingin membangun pabrik di Indonesia untuk mendukung industri mobil listriknya. Indonesia dianggap sebagai negara yang pas untuk dijadikan investasi karena memiliki bahan tambang yang mencukupi (nikel) yang dijadikan bahan baterai mobil listrik.
Jika Elon Musk benar-benar menanamkan modalnya maka ini adalah hal yang sangat bagus, karena mobil listrik diproduksi terus tiap hari dan butuh baterai sebagai pendukung. Industri otomotif sedang bergeser ke mobil listrik karena lebih ramah lingkungan dan Indonesia sangat bangga karena mendukung industri tersebut.
Sementara itu, negara lain yang juga ingin menanamkan modalnya di Indonesia adalah Singapura. Indonesia dipilih karena lokasinya tidak terlalu jauh dari Singapura (sehingga hemat ongkos transportasi). Kemudian, di Indonesia lahannya juga lebih luas daripada di sana (terutama di luar Pulau Jawa). Dengan ketersediaan lahan maka akan lebih mudah membangun industri manufaktur.
Banyaknya negara yang tertarik untuk berinvestasi karena di Indonesia sangat strategis. Dalam artian, memiliki banyak penduduk. Investor asing menganggapnya sebagai sesuatu yang positif karena makin banyak penduduknya, maka makin luas pasarnya. Apalagi rakyat Indonesia dikenal konsumtif (walau masih pandemi). Hal ini adalah pasar yang sangat bagus dan akan sangat menguntungkan bagi para investor.
Kemudian, Indonesia juga memiliki infrastruktur yang memadai. Banyak investor asing yang mensyaratkan infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan yang representatif. Oleh karena itu Presiden Jokowi getol sekali memperbaiki dan membangun infrastruktur. Tujuannya tak hanya untuk melancarkan mobilitas rakyat, tetapi juga memudahkan para investor asing. Mereka mau masuk ke Indonesia karena di Jawa dan luar Jawa, jalannya sama bagusnya.
Arsjad menambahkan, untuk mendukung investasi maka seluruh elemen bangsa harus bersatu-padu, khususnya jelang pesta demokrasi 2024. Dalam artian, diharap situasi tetap kondusif. Jangan ada kerusuhan karena saling mendukung parpol atau jagoan capres masing-masing. Jika ada ketidakstabilan kondisi politik dan keamanan maka takutnya para investor akan lari tunggang-langgang, dan malah merugikan.
Salah satu syarat para investor asing sebelum menanamkan modalnya di Indonesia adalah kestabilan situasi politik dan sosial masyarakat. Oleh karena itu masyarakat diharapkan untuk stay cool dan tidak kampanye sebelum waktunya, karena tahun 2024 masih lama. Jangan sampai ada yang bertengkar atau saling ejek di sosial media gara-gara beda pandangan politik, karena akan mengurangi minat para investor asing.
Masyarakat diharap lebih kalem dan tidak mengulangi kejadian saat pilpres tahun 2014 dan 2019, ketika banyak yang membully satu sama lain, melakukan black campaign dan fitnah kejam, dll. Tidak ada gunanya melakukan hal-hal negatif seperti itu. Nantinya malah beresiko kena UU ITE dan RKUHP. Diharap semua orang menjaga kondusivitas baik di dunia nyata maupun dunia maya, agar para investor percaya pada Indonesia.
Banyak negara yang sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia seperti Singapura, Amerika, dan Arab Saudi. Mereka ingin menanamkan modalnya karena posisi Indonesia sangat strategis di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia punya sumber daya manusia yang cerdas, yang potensial untuk dijadikan para karyawan di industri hasil investasi.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa institute
(RR/AA)