Suarapapuanews, Jakarta– Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia masih ada dan tidak boleh dianggap sepele. Di tengah tren kasus yang masih mengalami kenaikan, angka kematian akibat wabah tersebut juga meningkat seiring berjalannya waktu.
Untuk diketahui bersama, kasus konfirmasi Covid-19 di tanah air kembali melesat. Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menunjukkan ada tambahan 4.858 kasus baru. Tambahan 4.858 kasus baru itu lebih tinggi dibandingkan kemarin yang tercatat 3.300. Dengan demikian, secara total kasus konfirmasi mencapai 6.323.715. Kemudian untuk kasus sembuh bertambah 5.134 sehingga totalnya 6.117.792. Sedangkan kasus meninggal bertambah 24 menjadi 157.420.
Infeksi virus Corona penyebab Covid-19 bisa menimbulkan beragam gejala. tak hanya sekedar batuk dan pilek semata. Selain gejala Covid-19, tenggorokan sakit juga bisa terjadi karena penyakit lain seperti radang. Namun saat ini belum diketahui secara pasti kapan tepatnya sakit tenggorokan terjadi selama infeksi. Pada penyakit pernapasan lainnya, seperti flu biasa, sakit tenggorokan sering kali merupakan gejala awal.
Erlina Burhan selaku Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan bahwa ada perbedaan Omicron dengan batuk dan pilek biasa, gejala varian Covid-19 tersebut adalah hidung tersumbat, batuk, nyeri tenggorokan terutama tenggorokan gatal.
Penulis berpendapat bahwa seluruh masyarakat harus terus berupaya melindungi diri dengan disiplin yang tinggi terhadap protokol kesehatan dan menyegerakan untuk mendapat vaksin booster. Presiden Joko Widodo pun telah menegaskan pentingnya memakai masker dimana pun berada.
Berdasarkan data dan fakta yang penulis temukan menunjukkan bahwa orang yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar akan mudah terpapar kembali, walaupun sudah mendapatkan vaksin booster. Ditemukannya reinfeksi setelah divaksin atau disebut breakthrough infection dapat terjadi pada semua orang terutama populasi rentan.
Terkait vaksinasi, pada prinsipnya memiliki tiga manfaat besar seperti mencegah terpapar, mencegah perburukan kesehatan apabila terpapar, dan mengurangi jumlah virus di dalam tubuh sehingga tidak mudah menularkan.
Namun, dari ketiga manfaat tersebut, ternyata dua manfaat vaksin yang dirasakan saat seseorang terinfeksi juga dapat menegaskan bahwa seseorang yang telah divaksin lengkap, bahkan booster sekalipun tidak menjamin akan 100 persen terhindar dan kebal dari Covid-19.
Berdasarkan sosialisasi rutin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah pengumuman emergency use authorization (EUA) bahwa rata-rata efikasi saat uji klinis tidak pernah mencapai sempurna 100 persen. Bahkan untuk vaksin bagi penyakit lain sekalipun. WHO sendiri telah menetapkan persentase angka efikasi ideal bagi vaksin yang layak digunakan adalah 50 persen.
Meski demikian, masyarakat tidak perlu ragu dan takut untuk vaksin booster karena di Indonesia semua vaksin yang ada memiliki efikasi di atas 50 persen sehingga seluruh vaksin yang ada dijamin efektivitasnya.
Berdasarkan informasi yang penulis dapat, pelayanan vaksinasi di pusat layanan kesehatan masih dilakukan setiap hari dengan ketersediaan vaksin yang mencukupi, meski saat ini vaksinasi sudah tidak terpusat dan dilakukan secara massal, namun peningkatan tetap berjalan setiap minggunya. Oleh karena itu, masyarakat dapat melaksanakan vaksinasi di pusat layanan kesehatan terdekat, sehingga mengurangi resiko terpapar Covid-19.
Selanjutnya, Presiden Joko Widodo meminta vaksinasi Covid-19 untuk anak usia di bawah 6 tahun mulai dilakukan guna mengantisipasi munculnya varian baru. Selain vaksinasi untuk anak usia di bawah 6 tahun, Kemenkes juga akan kembali melakukan vaksinasi untuk kelompok lansia yang juga menderita penyakit bawaan (komorbid) dan saat ini kadar imunitasnya sudah turun.
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan (Menkes) mengatakan bahwa saat ini kondisi tingkat antibodi masyarakat Indonesia terhadap Covid-19 sudah tinggi. Namun, pemerintah perlu mewaspadai soal potensi penurunan antibodi tersebut pada enam bulan ke depan karena ujian bagi kadar antibodi yang ada akan terjadi sekitar enam bulan ke depan.
Berdasarkan fakta yang telah disampaikan oleh Menteri Kesehatan tersebut, penulis mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga kesehatan dan protokol kesehatan agar dapat terhindar dari paparan Covid-19. Apabila ingin bepergian, masyarakat harus tetap memakai masker baik itu di dalam maupun di luar ruangan.
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan, untuk vaksinasi booster kedua sebentar lagi dapat dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan vaksin buatan dalam negeri, yaitu Indovac sudah hampir selesai untuk mengantongi izin EUA yang diperkirakan pada pertengahan September 2022.
Dengan demikian, penulis berharap bahwa dengan menjalani protokol kesehatan dan melakukan pola hidup sehat serta diikuti dengan program vaksinasi, maka diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 dan memutus rantai penyebarannya di Indonesia sehingga pandemi Covid-19 dapat segera berakhir serta apabila sudah dapat dilakukan booster kedua, masyarakat harus segera mendapatkannya demi meningkatkan imunitas terhadap Covid-19.
*Penulis adalah kontributor Trilogi Institute
(RP/AA)